"Sayang, makanlah lebih banyak," ucap Rachel tampak cemas karena Selena tidak makan terlalu banyak.
Lucio juga menambahkan dengan berkata, "Benar, makanlah lebih banyak, Selena. Kau membutuhkan banyak tenaga untuk melakukan hal-hal yang bisa membuatmu bahagia.
Daniel yang duduk di samping Selena yang tengah menikmati makan siang bersama pun menyahut, "Ibu, jangan berkata seperti itu. Nanti Selena akan memaksakan diri untuk makan lebih banyak padahal ia sudah kenyang."
Selena sendiri menegur Daniel agar tidak berbicara seperti itu. Sementara Daniel seakan-akan tidak mendengarkan teguran sang kekasih. Ia malah menyeka sudut bibi Selena dengan penuh perhatian. Bahkan Daniel berkata, "Kau terlihat semakin cantik. Saat ini saja, jantungku berdebar dengan sangat kencang karenamu."
"Wah melihatnya bertingkah seperti ini sungguh membuatku merasa aneh karena tingkahnya sungguh berbeda daripada biasanya," bisik Lucio pada Rachel.
Rachel menatap suaminya yang juga tengah menatapnya dan tiba-tiba mengecup pipi suaminya itu lalu balas, "Asal kau tau, tingkah putramu sangat sama denganmu. Itu artinya, ia tengah melakukan hal yang akan membuat pasangannya bahagia. Jadi, jangan mengatakan hal yang membuat putramu kesal."
Lalu Daniel tiba-tiba bangkit dengan Selena sembari berkata, "Ayah, Ibu, kami sudah selesai makan, Selena juga sudah selesai. Sekarang aku akan membawa Selena berjalan-jalan dulu."
"Ya, pergilah. Kebetulan bunga-bunga yang Ibu rawat sudah mekan dengan sempurna," balas Rachel membiarkan pasangan tersebut untuk pergi.
Kini, Selena dibawa oleh Daniel untuk berjalan-jalan di salah satu bagian taman yang tentunya sangat luas. Daniel merasa sangat gugup saat mengajukan pertanyaan yang telah lama ia simpan dalam hatinya. Mereka berdua duduk di taman, di bawah langit yang terlihat sangat indah tetapi juga cukup berawan hingga cocok untuk menikmati waktu di luar ruangan. Suasana di sekitar mereka sangat tenang, tetapi itu sangat berbanding terbalik dengan jantung Daniel berdebar kencang. Ia menggenggam tangan Selena, mencoba mengumpulkan keberanian.
"Selena, apakah kau mau meresmikan hubungan kita dan hidup bersamaku sebagai pasangan suami istri?" tanyanya dengan suara gemetar karena gugup.
Selena menatap mata Daniel, merasakan ketulusan dan kegugupan yang terpancar dari dirinya. Tanpa ragu, ia menggenggam tangan Daniel lebih erat dan menjawab dengan lembut, "Aku ingin melakukan hal itu, Daniel. Aku ingin hidup bersama denganmu. Hanya saja, ada banyak hal yang aku cemaskan. Ada banyak masalah di sekelilingku, dan aku cemas itu semua akan berakhir membahayakan dirimu."
Daniel menatap Selena dengan penuh kasih sayang. Ia tahu bahwa kekhawatiran Selena bukanlah hal yang sepele. "Kamu tidak perlu mencemaskan apa pun, Sayang. Aku yang akan mengurus semuanya," katanya dengan tegas namun lembut. "Termasuk masalah Nathan dan Julia yang sebelumnya mengganggumu. Mereka tidak akan pernah muncul di hadapan kita lagi."
Selena terkejut mendengar ketegasan dalam suara Daniel. "Keluarga Nathan? Bagaimana kamu bisa begitu yakin?" tanyanya dengan sedikit ragu.
Daniel menghela napas panjang sebelum mengungkapkan identitasnya yang sebenarnya. "Selena, ada sesuatu yang belum pernah aku ceritakan padamu. Aku adalah pewaris keluarga Andreas. Keluarga kami memiliki kekuatan dan pengaruh yang lebih dari cukup untuk melindungimu. Jadi, kamu tidak perlu mencemaskan apa pun."
Selena terdiam sejenak, mencerna informasi yang baru saja didengarnya. Ia selalu tahu bahwa Daniel adalah pria yang luar biasa, tapi ia tidak pernah menduga bahwa Daniel berasal dari keluarga yang begitu berpengaruh. "Daniel, aku ... aku tidak tahu harus berkata apa. Aku sangat tidak menduga situasinya akan bergerak seperti ini. Aku juga tidak menduga bahwa pria yang kucintai ternyata memiliki identitas seluar biasa ini," balas Selena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Membara Sang Pewaris (21+)
Romance[Mengandung konten dewasa! Sudah TAMAT. Follow akun ini untuk membaca part secara lengkap😉] Ini kisah tentang Para Pewaris yang mengejar cinta dan gairah mereka yang membara.