BAB 11 | Rencana Busuk

4.1K 154 6
                                    

Selena sedang melakukan tugasnya di restoran. Ia tampak tengah merapikan meja-meja dan memastikan bahwa tata letaknya sesuai dengan ketentuan restoran. Namun, di tengah kesibukan Selena untuk persiapan buka restoran, tiba-tiba seorang wanita muda dengan penampilan seksi glamor tampak memasuki restoran dan mendekati Selena yang masih saja fokus pada pekerjaannya. Selena sama sekali tidak menyadari bahwa wanita cantik itu tengah memperhatikannya dari dekat.

Barulah beberapa saat kemudian, Selena yang berbalik untuk membersihkan meja lain, ia menyadari keberadaan wanita cantik itu. Jelas, Selena terkejut karena wanita cantik itu dengan anehnya hanya mengamatinya dalam diam. "Maafkan saya tidak sadar bahwa Anda ada di sini, Nona. Apa Nona datang seorang diri? Jika iya, saya akan mengarahkan Nona ke tempat yang cocok," ucap Selena karena memang sadar bahwa kini sudah waktunya restoran dibuka, dan tidak masalah jika segera menerima tamu.

Hanya saja, wanita itu malah bertanya, "Apa benar bahwa kau yang bernama Selena?"

Selena tentunya bingung karena pertanyaan tidak terduga tersebut. Selena mengangguk dan menjawab, "Ya, saya adalah Selena."

Lalu wanita cantik yang rupanya tidak lain adalah Julia itu tampak duduk di meja yang memang sudah dibereskan oleh Selena lalu berkata, "Duduk. Ada hal yang harus kubicarakan denganmu."

Tentunya situasi itu sungguh membingungkan bagi Selena. Ia menoleh dan seketika melihat sosok manajer restoran yang memberikan isyarat, bahwa Selena bisa mengambil waktu berbincang dengan wanita itu. Jadi, pada akhirnya Selena duduk di hadapan wanita itu dan bertanya, "Sebenarnya ada apa, ya? Apa mungkin saya sudah melakukan kesalahan tanpa saya sadari? Saya cukup bingung, karena saya rasa ini adalah pertemuan pertama kita."

Julia menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Aku, Julia Hills. Kita memang tidak saling mengenal dan ini adalah pertemuan pertama kita. Namun aku tidak datang untuk berkenalan denganmu, melainkan datang untuk memintamu melepaskan Daniel. Jika kau menolaknya, maka kau sendiri yang akan merugi. Sebab aku akan memastikan hidupmu menjadi mimpi buruk."

Selena terkejut dengan ancaman langsung itu. Mereka baru bertemu, dan Selena segera mendapatkan sebuah ancaman. Rasanya siapa pun yang berada di posisi yang sama dengannya tentunya akan merasakan keterkejutan yang sama sepertinya ini. "Kenapa kau tiba-tiba berbicara dengan tidak sopan dan bahkan mengancamku seperti ini?" tanya Selena tidak senang.

Julia menatap Selena dengan tatapan tajam. Baginya, saat ini Selena bertingkah sangat arogan. Ia berani bertingkah tidak sopan dan tidak tahu tempat. Mungkin sikap arogan Daniel membuat Julia merasa sangat tertantang dan menginginkannya, tetapi tidak dengan Selena. Saat ini rasanya Julia ingin menyingkirkan Selena saat ini juga. Namun, Julia berusaha untuk tetap tenang dan menjawab, "Karena aku menginginkan Daniel, dan aku akan mendapatkannya. Kau hanya memiliki dua pilihan: lepaskan dia atau hidupmu akan hancur."

Selena juga mencoba menenangkan dirinya. Ia berusaha untuk tidak terpancing dan membalas, "Aku tidak akan melepaskan Daniel. Hidupku sudah cukup sulit sebelum kau datang dan mengancam diriku seperti ini. Jadi, aku tidak takut karena ancamanmu itu."

Julia menggeram marah. "Kau akan menyesali ini, Selena. Kau akan menyesali keputusanmu."

Setelah memberikan peringatan terakhir, Julia pergi begitu saja. Dan saat itulah manajer restoran dan beberapa senior Selena mendekatinya. Lalu sang manajer berkata, "Aku tidak tau sebenarnya apa masalahmu dengan Nona Julia. Tapi aku akan memberikan sebuah nasihat. Kau harus berhati-hati, Selena. Julia bisa sangat berbahaya. Lebih baik kau mengikuti keinginannya."

Selena menggelengkan kepala. "Aku akan baik-baik saja. Aku tidak akan membiarkan dia mengintimidasi aku."

Setelah itu, Selena beraktifitas seperti biasanya. Ia tidak terlalu memikirkan apa yang dikatakan oleh Julia atau pun seniornya. Sebab ia tidak ingin membuat kesalahan selama bekerja. Selain itu, ia juga tidak ingin terus memikirkannya hingga terbawa ketika berada di hadapan Daniel. Rupanya Selena memang memilih untuk menyembunyikan pertemuan tersebut dari Daniel.

Bahkan ketika Daniel datang menjemputnya di restoran, Selena tetap bertingkap seperti biasanya. Tampak manis dan ceria. Ia duduk di jok belakang dan memeluk Daniel dengan erat lalu berkata, "Aku ingin makan ayam goreng malam ini."

Daniel menghidupkan motornya lalu melaju pergi setelah berkata dengan manisnya, "Kalau begitu, makan malam hari ini adalah ayam goreng yang kau inginkan."

Ketika Selena dan Daniel menikmati waktu manis mereka, maka di sisi lain Julia tengah terbakar api cemburu. Di mana tadi ia menyaksikan bagaiman Daniel menjemput Selena dan memperlakukannya dengan sangat manis. Keduanya terlihat sangat menyayangi satu sama lain, dan itu terlihat sangat menjengkelkan bagi Julia. Tentunya hal itu membuat Julia terdorong untuk memikirkan hal gila. Julia menemui kakaknya yang tengah merokok di beranda kediaman mereka yang luas.

Lalu Julia bertanya, "Apa Kakak memiliki kenalan seorang mafia atau gangster? Aku membutuhkan beberapa orang untuk melakukan sesuatu. Apakah Kakak bisa menyediakan mereka untuk melakukan hal yang aku inginkan?"

Mendengar hal itu, Nathan merasa bahwa adiknya tengah merencanakan sesuatu yang berbahaya. Karena itulah Nathan memilih mematikan rokoknya lalu berkata, "Duduklah dulu. Ceritakan terlebih dahulu padaku apa yang terjadi hingga kau ingin menyewa orang-orang kasar seperti itu? Terlibat dengan orang-orang seperti itu sama sekali tidak baik bagi dirimu, Julia."

Untungnya Julia menurut. Lalu dirinya pun menceritakan apa yang terjadi. Dimulai dirinya yang menemui Selena dan menawarkan pilihan pada gadis yang sudah jelas memiliki hubungan dengan Daniel itu. "Tapi aku sangat marah, Kak. Wanita itu menolak melepaskan Daniel," kata Julia dengan nada kesal.

Julia menjadi semakin membenci sosok Selena ketika mengingat betapa Selena bahagia ketika bersama dengan Daniel. Rasa ingin Julia untuk memiliki Daniel menjadi semakin membesar saja. Julia menambahkan, "Aku ingin mengirim penjahat untuk menculik atau menjual wanita tidak tahu diri itu ke tempat yang jauh."

Nathan mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu tersenyum samar. "Wanita itu ternyata lebih menarik dari yang aku duga. Sudah lama aku tidak bermain, dan dia membuatku merasakan keinginan itu," ucap Nathan tampak merasakan semangat yang membakar hatinya.

Julia yang mendengar ucapan sang kakak tentunya tampak bersemangat mendengar hal itu. "Kau akan menangani Selena untukku?" tanya Julia.

Nathan mengangguk perlahan. "Iya, sejak awal, aku memang sudah berniat membantumu. Tapi sepertinya kau terlalu tidak sabaran hingga mengambil langkah tanpa berdiskusi terlebih dahulu denganku," ujar Nathan melontarkan kritik pada adiknya itu.

Tidak mau disalahkan, Vivian pun membela diri. Ia berkata, "Aku tidak bisa diam dan berpangku tangan melihat pria yang aku inginkan masih saja berada di pelukan wanita lain. Aku tidak sabar karena tidak ada yang Kakak lakukan. Padahal Kakak berkata bahwa Kakak yang akan mengurusnya."

Namun, Nathan juga tidak mau disalahkan. Ia pun membalas, "Hei, bukankah wajar bagi Kakak untuk beristirahat sejenak? Kakak baru sampai dari luar negeri dan menempuh perjalanan panjang. Jadi, biarkan Kakak beristirahat barang sejenak sebelum mengurus masalah itu."

"Lalu apa sekarang Kakak sudah cukup beristirahat? Kakak akan mulai mengurus masalah itu, bukan?" tanya Julia tampak mendesak kakaknya.

Karena mereka tumbuh tanpa seorang ibu, dan ayah mereka juga tidak terlalu memperhatikan mereka selain memberikan fasilitas serta harta, maka keduanya tumbuh dengan sangat dekat. Keduanya juga menjadi saling mengandalkan terkait apa pun yang keduanya lakukan. Termasuk ketika melakukan hal-hal yang berbahaya atau menyulitkan orang lain. Keduanya menjadi sangat cocok ketika merencanakan hal-hal yang cukup jahat dan tidak biasa.

Jadi, bukan hal yang baru bagi Nathan ketika mendengarniat buruk adiknya, dan ia juga tahu bagaimana caranya menghadapi rengekanadiknya ini. Nathan tampak sangat antusias karena perasaan tertantang yang iarasakan. Sembari menjilat bibirnya, Nathan berkata, "Ya, tidak perlu cemas. Kauakan mendapatkan pria yang kau inginkan itu, dan aku juga akan bersenang-senang dengan gadis menarik itu."


.

.

Kak tsay, jan lupa tinggalin jejak dan follow akun wattpad aku yaaa😘

❤💃❤

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang