BAB 15 | Berbeda (21+)

50.6K 1K 21
                                    


Pastiin baca sendiri dan di tempat aman ya kak tsay.
Btw weekend begini pada ngapain nih?

.

.

"Tidak, jangan seperti ini," ucap Rachel ketika Lucio mulai menyusupkan tangannya pada rok yang dikenakan oleh Rachel serta mengusap paha dan bongkahan pantat Rachel. Semakin hari, Lucio memang semakin berani untuk melakukan hal-hal semacam ini.

Rachel sendiri saat ini tengah membersihkan jendela depan yang berada di samping pintu utama. Rachel berbalik dan menatap Lucio. Memberikan peringatan dengan berkata, "Ingat, jangan sembarangan. Lakukan di tempat yang tertutup."

Namun, Lucio malah tersenyum manis seakan-akan dirinya tidak melakukan kesalahan. Lalu ia pun memeluk Lucio dengan lembut. Karena perbedaan ukuran tubuh mereka, saat ini Rachel seakan-akan tenggelam dalam pelukan Lucio yang bertubuh kekar. "Tidak mau. Ayo lakukan di sini," ucap Lucio sembari mengendusi dan menciumi leher jenjang istrinya.

Akhir-akhir ini Lucio memang semakin pandai dan berani saja ketika mereka berhubungan intim. Rachel sendiri terheran-heran dengan semua itu. Namun, ketika menyadari apa yang dibaca dan dipelajari oleh Lucio akhir-akhir ini, Rachel pun memahami bahwa suaminya itu tengah menerapkan apa yang telah ia pelajari dari semua buku yang ia baca. Hanya saja, perubahan suaminya ini terlalu drastis.

Mungkin Lucio yang kekanakan sangat manis sudah terlalu melekat di dalam benak Rachel. Kebanyakan dirinya selalu bertingkah manis seperti itu di siang hari. Namun, di waktu malam atau tengah mengurus masalah ranjang, maka Lucio akan berubah. Ia seakan-akan berubah menjadi predator liar yang dikuasi oleh nafsu. Di mana dirinya tidak akan mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh Rachel, dan selalu memiliki cara untuk membuat Rachel memenuhi keinginannya.

Seperti saat ini saja, Lucio sudah berhasil membuat Rachel basah di dekat pintu pondok yang terbuka. Lucio bahkan tengah mengulum puncak payudaranya. Tentu saja Rachel tidak bisa menahan diri untuk mengerang. Sensasi ketika Lucio mengulum payudaranya sangat menyenangkan bagi Rachel. Itu memang terasa geli, tetapi juga terasa nikmat. Hingga Rachel tidak bisa untuk tidak merasa ketagihan akan sensasinya yang muncul.

"Istriku sudah basah!" seru Lucio membuat wajah Rachel memerah. Tentu saja Rachel merasa malu karena merasa seperti tengah tertangkap basah melakukan hal yang memalukan. Padahal ini situasi yang terjadi karena ulah Lucio sendiri yang menggodanya.

Namun Lucio tidak menyadari apa yang dirasakan oleh sang istri saat ini. Sebaliknya, Lucio saat ini merasa sangat bersemangat untuk melanjutkan kegiatan menyenangkan tersebut. Saat ini Lucio bahkan sudah melepaskan celana dalam Rachel yang memang terlihat sudah basah kuyup. "Ja, Jangan mengatakan dan melakukannya dengan cara seperti itu. Kau membuatku malu," ucap Rachel dengan wajah memerah.

Lucio terkekeh lalu menciumi wajah Rachel dengan begitu gemas. "Aku suka Rachel, sangat suka! Jadi ayo kita lakukan lagi," ucap Lucio lalu membalikkan Rachel hingga membuat payudara Rachel yang terekspose menempel pada kaca jendela.

Rachel panik ketika merasakan ujung bukti gairah Lucio yang sudah menempel pada miliknya yang memang sudah siap untuk menerima penyatuan. "Lucio, bi, bisakah kita pindah du-" Rachel tidak bisa melanjutkan perkataannya karena dirinya sudah lebih dulu mengerang panjang.

Lucio sudah lebih dulu menyatukan diri dengan Rachel. Dalam sekali coba, dan dengan hentakkan yang cukup kuat. Hentakkan yang juga berhasil membuat Rachel merasakan titik terdalam pada miliknya tersentuh oleh Lucio. Ini posisi baru yang dilakukan oleh mereka. Tentu saja sensasinya sangat baru dan menyenangkan. Hingga membuat Rachel tidak bisa menahan lenguhan manisnya.

Lucio menarik dan menghentakkan pinggulnya dengan tempo yang membut Rachel pusing. Pusing karena sensasi nikmat yang datang bertubi-tubi. Lalu tempo itu naik, terus bertambah hingga membuat Rachel menjerit-jerit karena gairahnya yang meledak-ledak. Hanya saja, saat Rachel hampir mendapatkan klimaksnya, Lucio menghentikan semuanya dan bertanya dengan polosnya, "Apakah aku membuatmu kesakitan?"

Seketika saja Rachel merasakan kecamuk emosi yang mengisi hatinya. Ia merasa malu karena terlalu bergairah saat dirinya mencoba untuk menolak kegiatan panas tersebut. Lalu ia juga merasa sangat frustasi, karena ia tidak bisa mendapatkan kenikmatan yang ia dambakan. Rasa frustasi yang dirasakan oleh Rachel tentu saja semakin menjadi, ketika dirinya sadar bahwa ia tidak bisa melampiaskan kemarahannya pada Lucio.

Rachel pun menahan tangisnya lalu berkata, "Kau benar-benar membuatku mendorongku hingga mencapai batasku."



***


Malamnya, Rachel pun tidur dengan begitu pulas. Sebab Lucio ternyata pada akhirnya memberikan kepuasan yang sangat luar biasa bagi Rachel. Tidak hanya Rachel, tentu saja Lucio juga merasa puas dengan percintaan panas mereka. Karena kepuasan tersebu tubuh mereka terasa kelelahan dan rileks dalam waktu bersamaan. Membuat mereka tidur dengan lelap dengan posisi yang tampak sangat intim.

Hanya saja, berbeda dengan Rachel, Lucio tampaknya tidak terlelap dengan nyenyak. Tepatnya ia terlelap untuk beberapa waktu, sebelum dirinya kembali terjaga sepenuhnya. Kini Lucio tampaknya sudah terjaga sepenuhnya dan tidak lagi merasakan kantuk sedikit pun. Lalu Lucio dengan hati-hati turun dari ranjang tanpa membangunkan Rachel yang tidur meringkuk. Aksinya bisa dilakukan dengan mudah karena dirinya memang berbaring di bagian luar ranjang.

Setelah mengenakan celananya, ia pun meninggalkan kamarnya dengan langkah hati-hati agar tidak menimbulkan suara yang mengganggu. Ia menutup pintu dengan sama hati-hatinya, dan beranjak menuju dapur. Di mana dirinya menuju tempat yang jarang untuk didatangi, lalu dirinya mengambil sebatang rokok. Dengan langkah santai dirinya pun pergi menuju beranda belakang pondok.

Di sana ia pun mulai merokok sembari menatap padang rumput yang menghampar di belakang rumah yang berpadu dengan langit malam berhias bulan. Setelah beberapa saat dirinya menghisap rokoknya tersebut, ia pun membuka bagian lantai kayu dan mendapatkan sebuah ponsel terbungkus plastik yang disembunyikan di sana. Ia memainkan ponsel itu sejenak sebelum menghubungi seseorang. Tepatnya, Lucio menghubungi Cesar.

Begitu tersambung, Cesar pun menyapa dengan berkata, "Selamat malam, Tuan."

"Ya, malam. Maaf aku menghubungimu di dini hari seperti ini. Aku hanya ingin membutuhkan bantuanmu," ucap Lucio dengan nada rendah yang tampak lain daripada suara dan nada bicaranya biasanya.

Lucio menyesap rokoknya kembali, sementara Cesar menjawab, "Tidak perlu sungkan, Tuan. Silakan katakan, apa yang Anda butuhkan."

Lucio yang terlihat sangat berbeda karena aura yang mengelilinginya, ia sama sekali tidak kekanakan. Terlebih ketika dirinya berkata dengan nada dingin, "Aku membutuhkan bantuan tambahan terkait istriku."

Cesar terdiam, karena dirinya merasa bahwa informasi yang ia dapatkan terkait Rachel sebelumnya sudah lebih dari cukup. Sepertinya apa yang dipikirkan oleh Cesar tersebut bisa terbaca oleh Lucio. Karena itulah, Lucio berkata, "Cari informasinya sedetail mungkin termasuk hal-hal yang disukai oleh istriku. Kurasa masih ada banyak hal yang tidak kuketahui tentang dirinya. Lalu kumpulkan informasi mengenai program dan proyek masa depan perusahaan keluarga itu. Jangan lupa tempatkan orang-orang yang kompeten untuk mengawasi setiap pergerakan mereka."

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh sang tuan, Cesar tentu saja tidak bisa menolak perintah tersebut. Lalu dirinya berkata, "Saya akan segera mencari informasinya sedetail mungkin seperti yang Tuan inginkan. Saya akan segera melaporkannya pada Tuan. Kemudian untuk pengawasan, kami akan melakukannya mulai malam ini juga."

"Bagaimana dengan masalah sebelumnya?" tanya Lucio lagi.

"Kami sudah memberikan peringatan, Tuan. Saya yakin, ia tidak memiliki keberanian lagi untuk mengusik kenyamanan Anda dengan mengorek informasi ke sana ke mari mengenai Anda dan Nyonya," jawab Cesar.

Lucio tampak menampilkan ekspresi puas. Ia pun membalas, "Bagus, lalu fokuslah pada permintaanku sebelumnya."

"Baik, Tuan. Anda tidak perlu mencemaskannya. Saya akan membereskannya dengan sebaik mungkin," balas Cesar dengan penuh percaya diri bahwa dirinya bisa menyelesaikan tugasnya dengan benar.

Lalu dengan nada misterius Lucio berkata, "Kau tidak perlu melapor. Siapkan saja semuanya sebaik mungkin, lalu tunggu aku menghubungi kembali. Kita masih harus tetap berhati-hati, sebab aku masih membutuhkan banyak waktu di sini. Jangan sampai ada masalah yang tidak diperlukan."

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang