Bab 8 | Rasa Percaya

6K 211 8
                                    

Setelah malam penuh keintiman yang menjadi pertanda resmi bahwa mereka menjalin hubungan, Selena tampak lebih bahagia menjalani hari-harinya. Daniel juga membuat keputusan untuk menetap di kota kecil itu bersama Selena. Karena itulah Daniel sadar bahwa ada banyak biaya untuk kebutuhan hidup berdua. Uang simpanannya dari hasil bekerja part time sebelumnya sudah mulai menipis. Jadi, kini Daniel berpikir untuk bekerja.

Benar, untuk mengisi waktunya dan membantu keuangan mereka, Daniel memutuskan untuk bekerja sebagai tukang kebun di sebuah rumah besar milik salah satu orang terkaya di kota itu. Pada awalnya, Daniel hanya coba-coba melamar di rumah besar tersebut setelah mendengar ada lowongan pekerjaan di sana. Sebab upah yang dijanjikan besar untuk seukuran hanya merawat taman yang tidak terlalu besar. Namun, rupanya Daniel dengan mudah diterima.

Keahlian merawat tanaman yang ia dapatkan dari membantu ibunya untuk merawat tanaman-tanaman kesayangan sang ibu, rupanya sangat bergun. Berkat itulah Daniel diterima bekerja menjadi salah satu tukang kebun di rumah tersebut. Kini, Daniel memiliki keseharian yang cukup menyenangkan dan tidak terlalu melelahkan. Di siang hari, Daniel menggemburkan tanah yang kehilangan kesuburannya dan merawat taman dengan telaten. Setiap sore, ia akan menjemput Selena yang pulang dari restoran. Lalu malamnya ia mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh sang ayah dari jarak jauh. Tentunya ia masih merahasiakan identitasnya sebagai pewaris keluarga Andreas dari Selena.

Ketika Selena mulai bertanya-tanya mengenai apa yang ia kerjakan saat malam tiba. Maka Daniel akan beralasan bahwa ia mengerjakan tesis, atau menutup laptopnya untuk menghabiskan waktu bersama dengan Selena. Tepatnya menghabiskan waktu yang intim dengan sang kekasih. Setelah beberapa waktu menjalin hubungan, Daniel menjadi semakin mengenal kekasihnya itu. Walau terkesan tegar menghadapi situasi sulit apa pun yang ia hadapi, Selena juga memiliki sisi manja.

"Peluk aku," ucap Selena.

"Apa ini? Kenapa tiba-tiba meminta untuk dipeluk?" tanya Daniel.

"Ini sudah malam. Ayo tidur," rengek Selena yang rupanya akhir-akhir ini menjadi sangat menempel pada Daniel.

Saking menempelnya, Selena bahkan ingin tidur bersama berdempetan di ranjang yang tidak terlalu besar. Daniel tersenyum tipis lalu membalas, "Ya, kalau begitu ayo tidur. Aku juga harus bangun pagi karena harus menanam beberapa bibit baru."

Selena dan Daniel sudah berbaring di ranjang ketika Selena bertanya, "Bukankah pekerjaannya terlalu berat? Jika tidak tahan, berhenti saja. Kurasa gajiku dari restoran juga cukup untuk memenuhi kebutuhan bulanan kita."

Hanya saja, Daniel membalas, "Tidak berat. Ini malah menyenangkan karena aku bisa melihat dan merawat tanaman yang indah setiap harinya. Selain itu, aku tidak mungkin membebani dirimu terkait keperluan kita. Jadi, aku harus membantumu. Aku juga memiliki kewajiban untuk melindungi dan membahagiakan dirimu."

Mendengar hal itu, Selena pun balas memeluk Daniel dengan erat lalu berkata, "Terimakasih untuk niatmu itu. Aku juga akan bekerja dengan keras agar kita tidak perlu mencemaskan masalah makanan setiap harinya.

Semuanya berjalan lancar bagi Selena dan Daniel. Keduanya menikmati hubungan mereka sebagai pasangan kekasih. Keduanya saling menjaga dan menghormati dalam kehidupan mereka yang sederhana. Daniel sendiri takjub dengan Selena yang sama sekali tidak mengeluhkan hal apa pun selama hidup dalan kesulitan bersamanya. Padahal selama ini ia selalu hidup dengan nyaman karena keluarganya yang kaya raya. Daniel pun semakin sadar bahwa Selena memang tidak menjalani kehidupan senyaman yang dipikirkan oleh orang lain.

Karena itulah, Daniel merasa semakin bertanggungjawab atas Selena. Ia bekerja dengan sebaik mungkin agar pekerjaannya terpakai dan bisa lebih lama bekerja di rumah tersebut. Ia sudah menerima gaji pertamanya, mengingat pekerjaannya tersebut dibayar sebagai sekali dalam seminggu. Jadi, kini Daniel telah memasuki minggu ketiga dalam masa kerjanya di sana. Daniel juga menjalin hubungan dekat dengan para tukang kebun lain yang juga bekerja di sana.

"Sepertinya kau juga akan dipekerjakan untuk mengurus taman baru di area belakang," ucap salah satu pekerja yang paling senior.

"Aku akan dengan senang hati menerima pekerjaannya, karena upahnya lebih besar dari pekerjaan yang biasanya aku lakukan," balas Daniel.

Setelah mereka selesai beristirahata, para pekerja kebun itu pun berpencar untuk melakukan pekerjaan mereka masing-masing. Daniel tengah mengurus bibit bunga di sudut taman, dan saat itulah putri pemilik rumah yang bernama Julia tampak mendekati Daniel sendirian. Ini bukan kali pertama Julia mendekati Daniel seperti ini. Sebab semenjak minggu pertama, Daniel memang sudah merasakan bahwa Julia memiliki ketertarikan padanya. Bahkan Julia mendekati Daniel dengan cara-cara yang terasa sangat tidak nyaman bagi Daniel.

Hari ini, Daniel merasa tidak ingin berinteraksi dengan Julia. Jadi setelah menyapanya, ia pun kembali fokus dengan pekerjaannya. Namun, Julia berkata dengan nada arogan, "Letakkan dulu pekerjaanmu. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu."

Lalu Daniel dengan enggan meletakkan pekerjaannya dan berhadapan dengan Julia yang tampak sangat jelas sebagai nona dari keluarga kaya raya yang mengenakan pakaian mewah dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Sementara Daniel sendiri hanya mengenakan kaos tanpa lengan dan celana kerja yang dilengkapi oleh sarung tangan dan sepatu kebunnya. "Silakan katakan hal apa yang ingin Nona sampaikan pada saya."

Dengan sikap angkuh Julia melipat kedua tangannya di depan dada lalu berkata, "Aku ingin tidur denganmu, Daniel. Aku ingin memilikimu semalam saja, jadi tidak perlu ragu untuk menyebut beradapa harga yang kau inginkan."

Jelas, apa yang dikatakan oleh Julia tersebut membuat Daniel merasa sangat tersinggung. Lalu Daniel pun membalas dengan tegas, "Sebanyak apa pun uang yang kau tawarkan, tidak akan membuatku tergerak untuk tidur denganmu."

Bahkan tanpa banyak pikir, Daniel melepaskan sarung tangannya dan meninggalkan taman itu begitu saja. Tentunya sebelum pergi, Daniel berkata pada Julia, "Mulai hari ini, aku berhenti. Tidak perlu membayar sisa pekerjaanku, karena aku tidak mau lagi berhubungan denganmu."

Lalu setelah itu Daniel tentunya melakukan aktifitas seperti biasanya. Yaitu menjemput Selena untuk pulang dari restoran tempatnya bekerja. Daniel juga dengan jujur mengatakan bahwa dirinya sudah berhenti bekerja pada Selena. Namun, tentunya Daniel tidak mengungkap alasan mengapa dirinya berhenti bekerja. Ia tidak Selena merasa gelisah atau berpikiran macam-maca, jadi Daniel tidak memberitahukan alasan sebenarnya.

Ketika Selena bertanya mengapa ia berhenti bekerja, Daniel hanya berkata, "Aku hanya merasa itu tidak cocok untukku. Sepertinya aku hanya menyusahkanmu karena kembali menjadi pengangguran."

Selena tampak bangga dan berkata, "Itu tidak masalah. Aku yang akan bertanggung jawab atasmu. Aku akan segera mendapatkan banyak uang setelah menerima gajiku."

Melihat keyakinan dan kebahagiaan di mata Selena, Daniel merasa hangat di hatinya. "Apakah kau benar-benar bahagia dengan kehidupan kita yang serba kekurangan ini?" tanyanya dengan nada lembut.

Selena menjawab dengan cerah, "Iya, Daniel. Aku bahagia. Aku merasa hidup ketika bersama denganmu. Walau bisa dibilang kekuarangan dibanding kehidupanku sebelumnya, tetapi aku tidak merasakan kekurangan kehangatan dan kasih sayang. Ini lebih baik bagiku."

Kehidupan mereka mungkin sederhana dan penuh tantangan, tetapi kebahagiaan yang mereka rasakan bersama jauh lebih berarti daripada kekayaan atau kemewahan. Daniel dan Selena tahu bahwa selama mereka memiliki satu sama lain, mereka bisa menghadapi apa pun yang datang menghadang. Hari-hari mereka dipenuhi dengan kebersamaan yang hangat, tawa, dan cinta yang tumbuh semakin dalam. Daniel terus mencari pekerjaan baru yang bisa ia lakukan tanpa mengorbankan waktunya bersama Selena. Sementara itu, Selena bekerja keras dan tetap optimis tentang masa depan mereka.

Malamnya setelah makan malam sederhana, mereka duduk bersama di balkon flat kecil mereka, menatap bintang-bintang yang bersinar di langit. "Kita akan baik-baik saja, Selena," kata Daniel sambil menggenggam tangan Selena.

"Aku tahu, Daniel. Aku percaya padamu," jawab Selena dengan senyum hangat.

Mereka berdua tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan, tetapi dengan cinta dan kepercayaan yang mereka miliki, tidak ada yang tidak bisa mereka hadapi. Bersama-sama, mereka siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang, dan mereka tahu bahwa kebahagiaan sejati ada dalam hati yang saling mencintai dan mendukung.

.

.

.

Lagi atau nggak nih kak Tsay?
Kalau iya, jan lupa apa?
Tentu jangan lupa vote, comment, dan follow akun wattpad ini.
❤💃❤

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang