BAB 7 | Mendominasi (21+)

56.6K 624 7
                                    

Met malam minggu💖❤️

.

.


Di saat Sarah dipusingkan oleh rasa cemas karena berpikir bahwa Rachel memiliki kehidupan yang sangat baik, maka kini Rachel tengah pusing menghadapi Lucio. Mungkin harapan Sarah dan keluarganya untuk membuat Rachel menderita memang tidak menjadi kenyataan. Rachel dibilang memiliki kehidupan yang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Ia memiliki tempat tidur yang layak, makanan yang lezat, bahkan pakaian yang nyaman.

Semua itu adalah hal yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya. Namun, akhir-akhir ini Lucio tengah merengek mengenai sesuatu yang membuat Rachel merasa begitu pusing dibuatnya. Alih-alih repot dan kesulitan untuk melayani seorang pria yang bertindak seperti anak kecil, Rachel lebih repot untuk melayani sisi dan nauliri pria dewasa pada diri Lucio. Tepatnya adalah memenuhi rasa penasaran serta hasrat pria dewasa Lucio.

Kini, setiap malam Lucio selalu ingin dipuaskan oleh sentuhan Rachel. Pada awalnya memang sentuhan tangan, bibir atau lidahnya sudah cukup untuk Lucio. Namun, sepertinya kini Lucio menginginkan hal yang lebih. Saat ini saja Lucio merengek ingin mempraktekan adegan yang ada di dalam buku bergambar yang akhir-akhir ini terus diperhatikan olehnya. Padahal Lucio disebut-sebut memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, tapi untuk masalah seperti itu Lucio sangat cepat memahami dan mempelajarinya.

Rachel sendiri tahu, bahwa dirinya harus memenuhi perannya sebagai istri secara benar. Yaitu berhubungan intim dengan Lucio, tetapi rasanya Rachel belum siap. Saat ini rasanya Rachel ingin membakar habis buku kamasutra yang diberikan oleh Edith itu. Setidaknya jika buku itu menghilang, Lucio tidak akan sering merengek mengenai hal-hal aneh yang ingin ia lakukan karena mencontoh dari buku tersebut. Padahal sebelumnya Lucio adalah anak yang manis, tapi semenjak ada buku itu, Lucio berubah menjadi pria mesum.

"Rachel bisa kan? Bukankah kita juga harus membuat bayi? Bibi Edith bilang, jika kita akan hidup lebih bahagia saat kita memiliki bayi," ucap Lucio dengan penuh harap. Ekspresinya sungguh manis, selayaknya anak anjing yang meminta cemilan pada pemiliknya. Namun, permintaan Lucio sama sekali tidak seperti anak anjing, tetapi serupa dengan predator di mana Rachel yang akan menjadi mangsanya.

Setelah berhari-hari memikirkannya, Rachel tahu bahwa ia tidak bisa terus mengabaikan atau menunda hal yang sudah pasti ini. Pada akhirnya, Rachel pun didorong untuk mengambil keputusan. Ia pun mengangguk. "Tapi, jangan terburu-buru. Lakukan perlahan, dan tolong turuti perkataanku baik-baik," balas Rachel dengan gugup.

Jelas Rachel merasa sangat gugup. Ini adalah pengalaman pertamanya, dan akan ia lakukan dengan orang yang juga sama tidak berpengalamannya dengan dirinya. Mendengar rumor bahwa pengalaman pertama akan terasa sakit saja sudah membuat Rachel cemas, ditambah dengan kondisi partnernya saat ini, membuat Rachel semakin cemas saja. Namun, Rachel berusaha berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja, terlebih saat melihat Lucio yang tampak sangat bertekad setelah mengangguk patuh pada perkataannya.

Rachel pun menurunkan gaun tidurnya membuat buah dadanya yang padat berisi menggantung dengan bebasnya di hadapan mata Lucio. Mengingat Rachel memang memiliki kebiasaan tidak mengenakan bra ketika tidur di malam hari. Lalu Lucio yang melihatnya pun secara alami mengulurkan tangannya dan menyentuh payudara Rachel yang jelas belum pernah disentuh oleh pria mana pun. Sentuhan lembut tangan Lucio secara mengejutkan menghantarkan sensasi yang membuat Rachel berjengit.

Rachel menahan erangannya sembari menutup bibirnya. Lucio sendiri kini tiba-tiba mulai mengulum salah satu puncak payudara Rachel yang memang sudah menegang karena rangsangan yang ia dapatkan. Lucio benar-benar mempraktikan apa yang ia pelajari dari buku dengan begitu baik. Rachel terengah-engah dan tanpa sadar dirinya pun berbaring sementara Lucio sudah berada di atasnya.

"Istriku, punyaku sudah sakit lagi. Se, Sepertinya kita harus lakukan ini!" ucap Lucio yang entah bagaimana sudah memegang buku bergambarnya dan menunjukkan gambar pria dan wanita yang tengah berhubungan intim.

Tapi belum juga Rachel menjawab, Lucio sudah lebih dulu berkata, "Ah, tapi tunggu dulu. Aku harus melakukan sesuatu."

Lucio tiba-tiba melepaskan celana dalam yang Rachel kenakan sebelum membuat kedua kaki Rachel terpentang. Lalu tanpa permisi Lucio mulai menggelitik bagian bawah sana dengan gerakan lidah dan jemarinya yang membuat Rachel tidak lagi bisa menahan erangannya. Sensasi asing itu secara mengejutkan diikuti oleh perasaan yang menyenangkan. Itu semua membuat tubuh Rachel terasa panas sekaligus mendambakan sensasi nikmat lebih daripada yang ia rasakan saat ini.

Lalu sampailah Rachel di titik dirinya merasakan perut bagian bawahnya menegang. Rachel merasakan sebuah dorongan yang tidak ia mengerti dan ia juga tidak bisa menjelaskannya. Ternyata, Rachel pun mendapatkan klimaks pertama di hidupnya. Klimaks yang membuat tubuhnya yang berkeringat deras berubah kaku untuk beberapa detik. Napasnya juga terdengar terengah-engah dengan hebatnya.

Rachel tidak bisa berpikir dengan jernih, seakan-akan kepalanya berputar. Saat ini Rachel hampir kehilangan kesadarannya. Ia jelas terlalu terkejut dengan semua sensasi nikmat, geli, dan sensitifnya tubuhnya saat ini. Namun, Lucio sudah lebih dulu menempelkan ujung kepala bukti gairahnya lalu mulai mendorongnya dengan perlahan membuat Rachel panik.

"Tu, Tunggu dulu," ucap Rachel tampak panik karena belum siap secara mental.

Sayangnya Lucio tidak mau mendengarnya dan secara perlahan mulai menyatukan diri dengan Rachel. Tentunya rasa sakit mulai terasa menggigit dan menggangu Rachel. Namun sebelum Rachel bisa beradaptasi dengan situasi tersebut, Lucio mengambil kesempatan. Dalam sekali hentak, Lucio memastikan bahwa kini mereka pun menyatu dengan rasa sakit sekaligus nikmat yang berpadu membawa sensasi lain daripada sebelumnya.

"Argh!" erang Rachel pendek sembari mendongak dengan urat-urat leher yang tampak jelas.

Dada Rachel membusung karena tubuhnya tengah mencoba untuk mengekspresikan sensasi yang tengah ia rasakan. Nikmat dan sakit yang bercampur sungguh membuat Rachel merasa pening karena tidak bisa mengekspresikannya dengan baik. Hingga pada akhirnya Rachel pun memilih untuk pasrah. Membiarkan naluri mengambil alih, dan mempercayakan semuanya pada Lucio yang kini tengah mengisi penuh dirinya.

"Istriku, kau harus bernapas," ucap Lucio membuat Rachel tersadar bahwa semenjak tadi tanpa sadar ia menahan napasnya. Tidak hanya itu, Rachel juga menangis karena tidak kuasa menahan sakit.

Rachel pun dengan rakus mulai bernapas, tetapi tubuhnya masih tetap tegang. Berusaha untuk tidak bergerak sedikit pun. Takut, jika pergerakannya hanya akan membuat sensasi sakit yang ia rasakan menjadi semakin bertambah. Air mata Rachel juga tampak menetes, membuat Lucio yang sejak tadi mengamati dalam diam, dengan perlahan memberikan kecupan pada pipi istrinya.

"Istriku, maaf sudah membuatmu menangis. Kamu pasti kesakitan," ucap Lucio dengan nada penuh penyesalan.

Namun, Rachel menggeleng. Ia tidak ingin Lucio merasa bersalah dan tidak mau melakukan hal ini. Sebab hal yang perlu mereka lakukan saat ini adalah segera memiliki keturunan. Rachel merasa bahwa dirinya perlu melindungi Lucio dari keluarganya, karena itulah ia harus memastikan bahwa mereka bisa segera memiliki keturunan dan mengamankan posisi mereka. Jadi, Rachel mencoba untuk tersenyum. Ia mengulurkan tangannya untuk mengelus pipi Lucio dengan lembut.

Lalu Rachel berkata saat melihat mata Lucio yang berkaca-kaca, "Jangan menangis. Aku tidak apa-apa. Jadi, kamu bisa melanjutkannya, suamiku."

Sementara Lucio sendiri tampak mencucup puncak payudara Rachel yang membusung. Membuat tubuh Rachel bergetar semakin hebat karena gairah yang semakin meningkat. Lalu entah karena kondisinya yang tidak fokus karena kondisi tersebut, Rachel mendengar suara Lucio yang terdengar berbeda. Di telinga Rachel, Lucio berkata dengan suara rendah yang penuh dengan dominasi dan begitu seksi.

Lucio berkata, "Mari kita bersenang-senang, Istriku."

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang