BAB 15 | Sebuah Ancaman

3.1K 159 4
                                    

Pagi itu terasa lebih berat dari biasanya. Daniel menerima kabar mengejutkan bahwa ia diberhentikan dari pekerjaannya di proyek tanpa alasan yang jelas. Meskipun merasa tidak terima karena diberhentikan begitu saja tanpa alasan yang jelas, ia memilih untuk menyembunyikan kenyataan pahit ini dari Selena. Tentunya Daniel tidak ingin sampai Selena memikirkan hal tersebut hingga merasa cemas. Jadi, walau sudah berhenti bekerja di proyek pembangunan, Daniel masih berpura-pura berangkat bekerja seperti biasanya.

Walau pada akhirnya setelah mengantar Selena, Daniel akan kembali pulang untuk mengerjakan tugas dari sang ayah. Rupanya bukan hanya Daniel yang tengah menghadapi masalah, Selena juga memiliki masalah yang ia simpan dari Daniel. Entah apa yang terjadi, tetapi tiba-tiba Selena melakukan sebuah kesalahan yang membuat restoran mengalami kerugian yang besar. Tentunya, Selena dituntut untuk membayar ganti rugi. Manajer bahkan menekankan bahwa Selena harus melakukannya secepatnya.

Selena yang mendapatkan tekanan tersebut pun berkata, "Manajer, bagaimana jika ganti ruginya dilakukan secara bertahap? Maksudku, bisakah kau memotongnya dari gajiku setiap bulannya? Jika aku harus membayarnya sekaligus, aku tidak akan bisa melakukannya. Gaji satu bulanku bahkan tidak akan cukup."

Hanya saja, sang manajer tampak merasa menyesal ketika membalas, "Maafkan aku, Selena. Tapi kau harus membayarnya secara sekaligus sesegera mungkin. Setidaknya harus membayarnya hingga akhir bulan ini. Karena kau bukan warga kota ini, maka pemilik restoran menjadi waspada. Ia memintaku untuk membuatmu membayarnya sekaligus, karena kemungkinan kau akan melarikan diri jika melakukan pembayaran dengan cara menyicil."

Selena sama sekali tidak bisa negosiasi lagi, karena keputusannya memang sudah final. Pikiran Selena benar-benar tersita oleh masalah itu. Namun, hingga Selena dijemput oleh Daniel ketika pulang bekerja, Selena sama sekali tidak mengatakan apa pun pada Daniel. Ia berusaha untuk bertingkah seperti biasanya. Hingga Daniel tidak menyadari ada hal yang memang tengah disembunyikan oleh sang kekasih darinya. Daniel juga tidak mengatakan apa pun mengenai dirinya yang juga sudah diberhentikan bekerja.

"Malam ini, kira-kira menu makan malam apa yang lezat untuk kita santap?" tanya Daniel.

Lalu Selena yang mendengar hal itu menjawab, "Aku tiba-tiba teringat dengan pasta buatanmu. Aku ingin pasta saus tomat."

"Apa kau ingin menambahkan bacon pada pastamu?" tanya Daniel sembari tersenyum.

Selena mengangguk dan membuat Daniel mengemudikan motornya untuk mampir ke toko bahan makanan. Daniel berkata, "Kalau begitu, ada yang perlu kita beli terlebih dahulu."

Walau sama-sama menyimpan kesulitan dari satu sama lain, keduanya sama sekali tidak terlihat berbeda. Keduanya menikmati kebersamaan mereka yang dibalut oleh kesederhanaan dan banyak hal yang terbatas. Walau begitu, keduanya tetap terlihat bahagia. Seakan-akan keduanya memang memiliki keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan berjalan dengan lancar asalkan mereka tetap bersama.

Semenjak itu, Daniel selalu bersikap seolah-olah dirinya selalu bekerja di proyek pembangunan. Namun, nyatanya tidak. Setelah memastikan Selena sampai di restoran tempat kerjanya dengan aman, maka Daniel akan pulang dan bekerja di rumah. Kali ini, Daniel menghubungi sang ayah secara langsung. Tentunya Lucio terkejut karena tiba-tiba putranya menghubunginya seperti ini. Padahal biasanya jika ada sesuatu yang dibutuhkan, Lucio lebih memilih untuk menghubungi Joan. Termasuk jika Lucio memberikan pekerjaan untuk sang putra, ia akan menggunakan Joan sebagai pengantar pesan.

"Kenapa kau tiba-tiba menghubungi Ayah seperti ini?" tanya Lucio.

"Aku ingin Ayah membayar upahku. Aku sudah banyak bekerja, tetapi selama ini aku tidak pernah menerima upah dari Ayah," balas Daniel tentunya membuat Lucio kehabisan kata-kata.

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang