BAB 19 | Agar Liar {21+}

28.8K 632 36
                                    

Lucio membuka matanya lebar-lebar dan melihat tangannya dan bagian samping ranjang di sisinya sudah kosong. Benar, kini Rachel sudah menghilang dari pelukannya. Lucio pun merenggangkan badannya sembari bersenandung. Suasana hatinya saat ini jelas sangat baik, mengingat ia tidak perlu lagi melukai harga dirinya sendiri dengan berpura-pura menjadi orang yang bodoh. Ia bisa bertindak sesukanya, dan menjadi dirinya sendiri.

Setelah itu, Lucio pun beranjak untuk membersihkan dirinya di kamar mandi. Tentu saja kali ini Lucio tidak perlu mendapatkan bantuan dari Rachel. Mengingat kini ia bisa menjadi dirinya sendiri. Setelah selesai membersihkan diri, Lucio pun hanya mengenakan celananya tanpa mengenakan pakaian bagian atasnya. Memamerkan otot-otot tubuhnya yang memang terbentuk dengan sangat baik tanpa cela.

Lucio beranjak menuju dapur, di mana ia yakini menjadi tempat Rachel berada. Hal itu terjadi karena Lucio bisa mencium aroma masakan yang berasal dari dapur. Ternyata memang benar Rachel ada di dapur, dan tengah sibuk dengan masakannya. Rachel memang tengah menyiapkan makanan untuk suaminya. Meskipun masih terkejut dan aneh karena kini suaminya tidak lagi seperti anak kecil, Rachel tetap merasa perlu untuk melakukan perannya dengan sebaik mungkin sebagai seorang istri.

Karena itulah, Rachel sangat fokus mempersiapkan sarapan untuk suaminya, dan tidak menyadari kehadiran Lucio di sana. Hingga Lucio pun bisa melangkah perlahan dan berakhir memeluk Rachel dari belakang. Tidak hanya memberikan pelukan mesra untuk istrinya, tangan Lucio yang bebas juga bergerak untuk mematikan semua kompor. Membuat Rachel yang terkejut berkata, "Aku belum selesai memasak."

"Tidak apa. Karena kini aku rasa ada hal penting lain yang harus kita lakukan," ucap Lucio dengan nada serius.

Rachel pun mengernyitkan keningnya. "Hal penting lain?" tanya Rachel dengan ekspresi yang menurut Lucio sangatlah manis.

Lucio yang tidak tahan pun pada akhirnya menggendong Rachel dan mendudukkan istrinya di atas meja makan yang masih kosong. "Bukankah kita belum bercinta setelah jati diriku yang sebenarnya terungkap? Bukankah aku perlu menunjukkan kemampuanku yang sepenuhnya padamu?" tanya Lucio dengan nada menggoda.

Rachel memerah karena terlalu malu dengan apa yang dibahas oleh Lucio. Namun, Rachel menggeleng dengan tegas. Seolah-olah dirinya memang telah bertekad untuk tidak membiarkan suaminya itu bertindak sesukanya. Meskipun Lucio yang saat ini berbeda daripada Lucio yang ia kenal sebelumnya, tetapi Rachel mengingat apa yang dikatakan oleh Lucio sebelumnya. Bahwa hubungan mereka tidak akan berubah dari sebelumnya. Karena itulah, sebisa mungkin Rachel juga akan melakukan apa yang sudah ia lakukan sebelumnya.

"Tidak boleh sekarang. Aku harus memasak untuk sarapan kita, Lu—ah maksudku, Sean," ucap Rachel menolak usulan suaminya. Selain karena alasan yang sudah ia sebutkan sebelumnya, ada alasan lain yang membuat Rachel gelisah. Ia tidak bisa menebak gaya Lucio sesungguhnya dalam berhubungan intim. Rachel takut jika sisi Lucio di bagian itu juga berbeda, ia tentu akan kebingungan untuk mengimbanginya.

"Pertama, panggil aku seperti biasanya. Aku lebih senang kau memanggilku dengan nama tengahku yang tidak sembarangan bisa dipanggil oleh orang-orang. Kedua, aku tidak membutuhkan sarapan atau apa pun. Sebab kini aku bisa menyantap dirimu," bicik Lucio yang lagi-lagi dengan nada sensual yang menggoda.

Lucio juga tidak memberikan waktu bagi Rachel untuk menolak dirinya lebih jauh. Karena seelahnya ia pun mencium Rachel sembari merentangkan kedua kaki istrinya. Kedua tangannya pun segera bergerilya, memberikan sentuhan demi sentuhan yang terasa begitu berbeda bagi Rachel. Wajar saja, sebab sensasi yang muncul akan terasa berbeda, di saat Lucio sendiri tidak berusaha untuk menahan dirinya sedikit pun.

Saat ini Lucio membuat Rachel terbaring di atas meja makan kayu yang memang dengan ukurannya bisa membuat tubuh Rachel. Setengah badan Rachel berbaring di atas meja makan, sementara kakinya menjuntai di tepi meja. "Akan kutunjukkan bagaimana kemampuanku yang sebenarnya, Rachel," bisik Lucio sebelum berjongkok dan mulai menggoda area intim Rachel yang tersaji tepat di hadapannya.

Lidahnya yang panas menggelitik bibir bagian intim Rachel. Lalu merambat menuju area klitoris yang sangat sensitif. Membuat Rachel menggelinjang hebat. Terlebih ketika lidah Lucio mulai menyeruak ke dalam miliknya, menggelitik area dalam milik Rachel yang jelas berkedut dengan hebatnya. Sensasi nikmat itu semakin bertambah ketika jemari Lucio juga ikut memberikan rangsangan.

Rachel pun mengerang-ngerang tanpa daya, karena ternyata apa yang dilakukan oleh Lucio terasa begitu hebat dan rasanya tidak bisa dibandingkan dengan apa yang ia lakukan sebelumnya. "Bagus, kau sudah siap," ucap Lucio sembari berdiri dan menjilat bibirnya yang basah sembari menatap Rachel yang terengah-engah.

Saat ini Rachel bahkan tidak sanggup untuk mengatupkan kedua kakinya yang mengangkang. Tubuhnya lemas karena rasa nikmat yang sungguh memanjakan. Sorot matanya sayu dan menatap lurus pada Lucio yang tampaknya menjadi semakin bergairah melihat penampilan istrinya yang begitu menakjubkan. Gairahnya semakin meningkat ketika Lucio berpikir bahwa dirinya memang bisa melakukannya dengan benar, tanpa harus membatasi diri.

"Sekarang, mari kita masuk ke dalam menu utamanya," ucap Lucio sembari menurunkan resleting celananya dan bukti gairahnya yang sudah menegang seakan-akan meloncat dari sarangnya.

Rachel pun menelan ludah saat melihat milik Lucio yang entah mengapa terasa berbeda di matanya. Tampak lebih gagah dengan aura Lucio yag memang berbeda dan lebih berkharisma. Rasanya kini Rachel tidak lagi bisa mengingat sosok Lucio yang kekanakan saat bersadiwara sebelumnya. Lucio sendiri menyeringai dan menempelkan ujung bukti gairahnya pada milik Rachel yang memang sudah siap untuk menerima penyatuan.

"Apakah kau menginginkan milikku segera mengisi milikmu dan membuatmu merasa nikmat?" tanya Lucio sembari meletakkan ujung bukti gairahnya tepat di pintu masuk milik Rachel yang bereaksi dengan berkedut hebat. Sebenarnya tanpa mengatakannya pun, tubuh Rachel sudah memberikan jawaban yang jujur. Tubuhnya mendambakan Lucio, mendambakan rasa nikmat yang selalu muncul ketika mereka menyatu secara sempurna.

Namun, Rachel terlalu malu untuk menjawab apa yang ditanyakan oleh suaminya. Rachel belum siap dan belum mencapai titik di mana dirinya bisa menjawab hal tersebut dengan leluasa. Lucio sendiri tidak bisa menahan diri. Jadi, pada akhirnya ia menaruh kedua tangannya di pinggang ramping istrinya. Mengelusnya dengan lembut, meningkatkan gairah Rachel yang semakin menambah panas tubuhnya saat ini.

"Meskipun kau tidak bisa menjawabnya, aku tetap akan memberikan apa yang kau inginkan, istriku," ucap Lucio lalu menyatukan diri dengan istrinya yang sukses membuat Rachel mengerang panjang merasakan kenikmatan yang memanjakan tubuhnya.

Rachel sendiri tidak mengerti, padahal ia bercinta dengan orang yang sama, tetapi kenapa rasanya bisa begitu berbeda seperti ini? Pikiran Rachel sendiri tidak bisa diajak bekerjasama untuk berpikir. Mengingat saat ini, kepalanya diisi oleh keinginan untuk segera dipuaskan oleh Lucio. Ia ingin Lucio memanjakan dirinya dengan rasa nikmat yang luar biasa. Saat ini tubuhnya seakan-akan menjerit meminta Lucio bergerak menghujam dirinya dan memburu kenikmatan bersama.

"Ah," erang Rachel keras sama sekali tidak bisa menahan suara yang menurutnya sangat memalukan tersebut.

"Ya, mengeranglah sepuasmu, Istriku. Mengeranglah lebih keras," ucap Lucio sebelum bergerak dengan semangat. Membawa sensasi nikmat yang luar biasa sekaligus ... liar.


.

.

Tsayangku semua, aku ingetin lagi ya, ceritaku ini enggak cocok buat segala usia. Kalau enggak ngerasa cocok sama selera dan usia kalian, jangan nakal ya tangannya. Cukup cari aja bacaan yg cocok buat kalian.

Nah kalau buat kalian yang suka sama cerita ini, jan lupa vote, komen, dan follow akun aku karena nanti aku bakal privat beberapa bab ya.
Ayok komen dulu deh, mau langsung up bab selanjutnya enggak? Kebetulan, bab selanjutnya udah selesai nih. Dan agak–uhuk, hot, juga🙃
Yang mau baca cepetan angkat tangan🙋‍♀️

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang