BAB 4 | Iniku Bangun Lagi (21+)

124K 1K 10
                                    

Hari pertama di mana Lucio dan Rachel menjadi pasangan suami istri, berjalan dengan sangat cepat. Rasanya Rachel tidak bisa melakukan banyak hal karena masih perlu beradaptasi dengan rumah baru dan status barunya sebagai seorang istri. Lucio sendiri tampaknya sangat bersemangat. Selain ketika makan, Lucio terus saja bergerak ke sana ke mari. Membuat tenaga Rachel terkuras dengan cepat karena harus mengimbanginya dan mengawasinya.

Padahal Rachel tidak melakukan banyak hal, tetapi rasanya Rachel merasa begitu lelah. Bisa dibilang Rachel tidak dibiarkan mengerjakan pekerjaan rumah dan hanya bermain dan makan dengan Lucio. Jelas hari itu sangat berbeda dengan situasi keseharian Rachel di rumah ayahnya. Mengingat hari-harinya di rumah sang ayah dipenuhi oleh kesibukan kerja yang membuatnya lelah, dan hampir tidak bisa beristirahat.

Karena ada perubahan drastis dalam kesehariannya tersebut, Rachel jelas memerlukan waktu untuk beradaptasi. Terlebih untuk beradaptasi terkait statusnya sebagai seorang istri dan menghadapi suaminya yang memiliki kondisi khusus. Kini malam sudah tiba, dan Rachel serta Lucio kembali mengenakan piyama manis yang serasi. "Aku akan memelukmu lagi agar tidak ada mimpi buruk yang mengganggu kita," ucap Lucio tampak menampilkan tampang serius yang malahan terlihat manis di mata Rachel.

Wajar saja Rachel merasa begitu, sebab sebelumnya seharian ia melihat Lucio yang bermain seperti anak laki-laki yang penasaran dengan berbagai hal. Jadi, ekspresi serius saat ini tampak begitu menggemaskan. Terlebih ketika Lucio berjengit karena terkejut mendenga guntur yang menggelegar. Lucio menatap Rachel dengan penuh harap sembari bertanya, "Bu-Bukankah guntur itu terdengar menakutkan? Rachel ingin aku peluk, bukan?"

Rachel berusaha untuk tidak tertawa, saat sadar bahwa Lucio saat ini tengah menyembunyikan rasa takutnya. Jadi, Rachel pun masuk ke dalam pelukan Lucio dan membalas pelukannya. Walau memiliki kekurangan, tetapi Lucio sangat manis dan tidak bertindak kasar. Hal yang tentunya tidak pernah Rachel rasakan dari keluarganya sendiri. Lalu Rachel berkata, "Ya, guntur itu menakutkan. Karena itulah, mari segera tidur. Karena dunia menjadi senyap dan bersahabat ketika kita tidur."

"Ya, selamat tidur, Istriku. Mimpi indah," balas Lucio yang diangguki oleh Rachel. Keduanya terlelap dengan nyaman. Tidur mereka menjadi cukup nyenyak terlebih dengan suhu malam itu yang cukup sejuk karena hujan yang turun.

Sejauh itu tidak ada masalah yang terjadi, keduanya sama-sama menikmati tidur yang nyenyak. Hingga pada akhirnya di tengah malam yang semakin dingin itu, tiba-tiba Rachel merasakan pergerakan gelisah Lucio. Mereka tidur hampir berdempetan karena ukuran yang terlalu kecil bagi dua orang dewasa. Pergerakan tersebut terasa begitu jelas oleh Rachel hingga pada akhirnya Rachel pun merasa sangat terganggu. Rachel pun sadar bahwa saat ini bukan waktunya untuk melanjutkan tidurnya.

"Ugh, ada apa?" tanya Rachel sembari berusaha keras membuka kedua matanya yang terasa berat. Rachel berusaha melawan rasa kantuk untuk memeriksa apa yang sebenarnya terjadi.

Lalu Lucio menjawab dengan suara yang hampir terdengar seperti rengekan. "I, Istriku, tubuhku terasa sangat aneh sejak tadi. Sepertinya aku sakit, lihat ini," ucap Lucio sembari menunjuk bukti gairahnya yang rupanya sudah menegang di balik piyama manis yang ia kenakan.

Tentunya itu adalah situasi yang sangat tidak terduga bagi Rachel. Bahkan bisa dibilang itu sangat mengejutkan bagi Rachel yang tidak mengira bahwa Lucio yang memiliki usia mental seperti anak-anak, rupanya tubuhnya juga bisa merasakan desakan kebutuhan biologis seperti itu. Melihat apa yang ditunjuk oleh Lucio, seketika mata Rachel hampir melompat dari rongganya karena terlalu terkejut, wajah cantiknya juga tampak memerah disebabkan rasa malu yang ia rasakan.

Rupanya sentuhan kulit mereka yang tidak sengaja saat tidur, dan kontak fisik yang cukup intim tersebut membuat sisi pria dewasa dalam diri Lucio terbangun. "Kamu tidak sakit. Kamu baik-baik saja. Jadi, jangan menangis," ucap Rachel.

"Tapi ini mulai terasa sakit," rengek Lucio tampaknya hampir menangis. Sepertinya itu benar-benar menyakitkan bagi Lucio, membuat Rachel yang melihat hal tersebut merasa sangat tidak tega.

Hanya saja, Rachel juga merasa kebingungan harus melakukan apa untuk membantu Lucio. Namun, ia berusaha untuk tetap tenang dan mengingat ulang tugasnya. Ia pun berkata, "Biar kubantu. Jadi, jangan menangis."

Lucio mengangguk dengan ekspresi menggemaskannya. Lalu Rachel pun membantu Lucio menurunkan celana tidurnya dan seketika aset kebanggaan pria muncul di hadapannya. Rachel mematung dengan wajah memerah yang berganti menjadi pucat. Rachel jelas terkejut. Sebelumnya dengan alasan bahwa dirinya harus belajar menjadi seorang istri, Emma membuat Rachel menonton banyak blue film yang erotis. Emma menekankan, walau suaminya idiot tetapi ia tetap pria dan tugas Rachel untuk melayaninya. Termasuk harus melahirkan seorang anak untuknya.

Dari semua video itu Rachel bisa melihat banyak bukti gairah pria. Namun, tidak ada satu pun bukti gairah yang serupa dengan bentuk bukti gairah milik suaminya. Milik Lucio sangat besar, berurat, dan gagah. Saat ini Rachel mau tidak mau merasa begitu gugup dan takut. Lucio tidak memiliki masalah pada tubuhnya selain masalah mentalnya yang seperti anak kecil. Lalu setahu Rachel, kini ia dan Lucio tengah berada dalam desakan untuk segera memiliki keturunan.

Walau seperti tengah diasingkan, tetapi dari yang Rachel dengar latar belakang Lucio tidaklah sederhana. Di tengah keluarga itu, kabarnya hanya ada Lucio yang bisa meneruskan nama keluarga. Namun dengan kondisinya yang seperti ini, hal yang paling utama adalah mengamankan penerus selanjutnya. Mengingat tidak ada harapan bagi Lucio untuk menjadi pemimpin dan pewaris dari keluarganya. Itu artinya Rachel dan Lucio harus bergegas untuk menghabiskan malam dengan cara selayaknya pasangan suami istri pada umumnya.

Melihat Rachel yang malah mematung, Lucio yang tidak sabar pun bertanya dengan nada yang , "Lalu sekarang bagaimana Istriku?"

Rachel yang gugup pun tanpa sadar memegang bukti gairah Lucio dan membuat Lucio mengerang. "Ah, maaf! Apa itu membuatmu sakit?" tanya Rachel lalu segera melepaskan genggaman tangannya pada bukti gairah sang suami yang terasa begitu panas di telapak tangannya.

Jantung Rachel terasa berdegup dengan sangat kencang karena perpaduan emosi yang tengah ia rasakan. Rachel menatap cemas pada kedua mata Lucio yang kini menggeleng dan menjawab, "Itu ... enak."

"Ya? Ka, Kalau begitu, biarkan aku membuatmu kembali seperti semula," ucap Rachel mulai memberikan service tangan dan bibirnya. Ia mencoba untuk mempraktikan segala hal yang ia pelajari. Tentu saja dengan kaku karena itu adalah kali pertama Rachel melakukannya.

Lalu beberapa saat kemudian, Lucio menggeram dan wajah Rachel terasa disiram oleh sesuatu yang hangat serta kental. Rachel secara refleks berjengit dan memejamkan matanya karena cairan kental Lucio yang membasahi wajahnya. Lalu ia pun mendengar seruan terkejut Lucio yang disusul dengan gerakan tangan hati-hati Lucio yang berusaha untuk menyeka cairan putih yang membasahi wajah manis Rachel tersebut.

"Ma, Maafkan aku," ucap Lucio dengan suara yang terdengar manis.

Rachel mau tidak mau tersenyum. Ia menatap wajah Lucio yang serupa dengan anak anjing yang mendambakan kasih sayang. Semakin dilihat, Rachel pun merasa menemukan dirinya dalam diri Lucio. Ia pun mengusap pipi Lucio yang lembut dengan hati-hati. Berusaha untuk tidak membuatnya tidak nyaman karena tangannya yang cukup kasar, menunjukkan seberapa kerasnya Rachel menjalani hidup selama ini.

"Aku tidak apa-apa. Jadi, jangan meminta maaf seperti itu," ucap Rachel dengan suara lembut yang terselip kasih sayang.

Lucio pun mengangguk sembari tersenyum. Di saat Rachel berniat untuk beranjak dan mencuci wajahnya yang terasa lengket karena sisa cairan Lucio, tiba-tiba Lucio mencegah pergerakannya. Pria menawan itu menahan tangan Rachel dan bertanya, "Istriku, bi,bisakah kau melakukan hal itu sekali lagi?"

"Ya?" tanya Rachel bingung.

LaluRachel dibuat terperangan karena tidak percaya dengan Lucio yang menunjukkanbukti gairahnya yang sudah kembali tegak, lalu berkata, "Ini bangun lagi."


.

.

Maaf kalau sehari bisa ada notif berkali2 dari Ay. Soalnya ngedit dan posting ulang. Belum lagi judul lain Ay update secara berkala. Hehe. Enjoy kak tsay💖

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang