BAB 4 | Terus Tertarik

4.8K 265 17
                                    

Setelah malam pertunangan itu, Daniel tidak pernah melihat Selena lagi. Ketiadaan Selena menjadi bahan pembicaraan di berbagai kalangan, menimbulkan spekulasi dan rumor. Tentunya Daniel tidak peduli dengan hal tersebut. Tepatnya berusaha untuk tidak peduli. Sebab dirinya sudah menetapkan hati untuk tidak terlibat dengan Selena, termasuk mengenai masalah-masalah yang melibatkan gadis satu itu. Daniel juga tengah mengabaikan Brandon yang datang ke kafe tempatnya bekerja.

"Hei, apa kau masih marah padaku? Kau benar-benar tidak mau bekerja paruh waktu di hotelku walau sudah tahu berapa upah yang akan kau terima? Manajer hotelku sangat menyukai kinerjamu. Jadi, aku bisa membayar jasamu lebih dari dua kali lipat asalkan kau mau membantu acara yang akan segera berlangsung di hotelku," ucap Brandon.

"Kau pikir aku mau? Sebelumnya saja, kau sudah membuatku jengkel karena menyembunyikan fakta penting terkait pekerjaan yang kau berikan padaku itu," balas Daniel sembari tetap bergerak membuat kopi pesanan.

Brandon sendiri masih saja terus berada di sekitar meja barista tersebut. Namun, tidak ada yang menegur karena Brandon dan pemilik kafe sendiri saling mengenal. Keduanya bahkan disebut-sebut sangat dekat. Ketika Brandon masih sibuk membujuk Daniel, tiba-tiba terlihat satu kelompok pelanggan datang memasuki kafe tersebut. Ada sekitar tujuh orang, empat di antaranya adalah pria dan sisanya adalah wanita. Salah seorang dari mereka itu adalah Arthur, dan ia yang melakukan pemesanan.

Arthur tampak menyapa Brandon dengan sopan, karena selain seorang senior, reputasi Brandon sebagai anak orang kaya memang sangat baik. Bahkan kemarin pertunangannya dengan Selena juga diselenggarakan di salah satu hotel yang dimiliki keluarga Brandon. Karena itulah, Arthur berusaha untuk mendapatkan penilaian baik dari Brandon. Tentunya akan menguntungkan bagi dirinya untuk memiliki hubungan baik dengan orang yang berpengaruh sepertinya.

Arthur lalu memesan beberapa minuman dan kue. Setelah itu kembali ke mejanya, Brandon masih setia bertengger di sana dan mulai berbisik pada Daniel, "Sepertinya pertunangannya dengan Selena benar-benar dibatalkan."

"Jangan terus mengajakku bicara. Aku sedang bekerja. Sekarang duduklah dengan tenang di tempatmu. Jika tidak ingin duduk atau memesan sesuatu, maka pergilah dan berhenti menggangguku," ucap Daniel dengan tangannya yang terampil melakukan pekerjaannya.

"Ck, aku datang karena merasa bosan. Bermain dengan yang lain tidaklah semenyenangkan saat bermain denganmu," balas Brandon membuat Daniel membalasnya dengan sebuah decakan pulan.

Lalu setelah itu, keduanya berhenti bicara karena sama-sama mulai menguping pembicaraan dari meja Arthur yang memang cukup ramai hingga suaranya mengisi kafe yang belum terlalu ramai tersebut. Rupanya Arthur yang merasa reputasinya terancam, memilih untuk menyebarkan desas-desus bahwa dirinya dikhianati oleh Selena. Ia menyebarkan rumor bahwa Selena memilih untuk bersama pria lain setelah membatalkan pertunangan mereka secara sepihak.

Arthur tampak berperan sebagai korban dan berkata, "Padahal aku benar-benar mencintainya. Tapi, dia malah mengkhianatiku dengan cara seperti ini. Sekarang, dia bahkan tidak bisa lagi kuhubungi. Sepertinya, dia benar-benar sudah bahagia dengan pria baru yang ia pilih setelah meninggalkan diriku."

Tentunya teman-teman Arthur yang mendengar hal itu memiliki pemikiran yang sama. Yaitu, Selena benar-benar tidak berperasaan. Bahkan para wanita yang berada di meja itu berkata, "Selena benar-benar tidak tahu diri. Ia menyia-nyiakan cinta tulusmu."

Brandon juga ikut berkomentar dari posisinya, "Wah, ternyata ada banyak drama yang terjadi setelah kekacauan di hotelku."

Diam-diam, Arthur menyembunyikan seringai karena situasi saat ini berjalan sesuai dengan harapannya. Sementara Daniel yang sudah selesai membuat semua minuman yang dipersan oleh Arthur pun menekan alat yang memang akan bergetar untuk memberitahu meja Arthur bahwa pesanan telah selesai. Saat Arthur mendekat dan akan mengambil nampan, Daniel berkata, "Dasar Bajingan tidak tahu malu. Dalam situasi ini, seharusnya kau menutup mulutmu dan berhenti memuntahkan omong kosong yang menghancurkan nama orang lain."

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang