BAB 27 | Service Lain(21+)

11.1K 170 4
                                    

Malam kak Tsay, di kalian lagi ujan enggak?
Malem ini sesuai janji Ay upload yg panas2 nih wkwk
Bantu tekan bintang atau vote, sama follow akun wattpad Ay ini🥰
Pstt, bacanya jangan di tempat umum ya kak tsay. Bahaya.❤️‍🔥

.

.


Selena tampak sangat gugup ketika mencoba beberapa gaun pengantin yang akan ia gunakan untuk hari pernikahannya. Ia berdiri di depan cermin besar, mengamati setiap detail gaun yang ia kenakan. Rasa cemas dan antusias bercampur menjadi satu dalam hatinya. Rachel, yang sejak lama sudah menganggap Selena sebagai putri sendiri, sangat bersemangat membantu. "Gaun ini terlihat sempurna untukmu, Selena! Tapi kita masih punya beberapa pilihan lagi," katanya dengan senyum lebar.

Lalu Rachel mengeluarkan gaun lain dari deretan gaun yang memang sudah ia minta persiapkan oleh Elicia. Tentu Elicia menaruh perhatian sangat khusus terkait masalah tersebut. "Aku sangat senang bisa menyiapkan semua ini untukmu. Aku sudah sangat mendambakan mendandani anak perempuan atau calon menantuku," ucap Rachel tampak sangat senang.

Selena tersenyum. Sejujurnya, ia sudah merasa lelah saat akan mencoba gaun-gaun ini. Namun, Selena tidak bisa mengeluhkan hal tersebut. Sebab ia bisa melihat bahwa Rachel sangat bersemangat dan antusias. Hanya saja, saat melihat Elicia membawa lebih banyak pelayan dan barang-barang yang harus dicoba oleh dirinya, Selena menahan napas. "Astaga kenapa banyak sekali?" tanya Selena dengan suara pelan.

Tiba-tiba, Daniel muncul dengan senyum nakal di wajahnya. Ia mendapatkan ide menarik ketika melihat Selena yang tampak begitu lelah. Daniel mendekati istrinya dan mengecup pipi sang kekasih ketika bertanya, "Ada apa ini, kenapa wajahmu terlihat sangat lelah seperti ini?"

Selena menoleh dan terkejut melihat Daniel yang tampak tersenyum padanya. Daniel lalu memeluk Selena dari posisi belakang. Lalu Selena bertanya, "Apa pekerjaanmu sudah selesai?"

"Ya, aku memang sudah selesai. Aku sangat merindukanmu, jadi aku datang untuk menemui dirimu," balas Daniel sembari mengecupi pipi Selena membuat Rachel yang awalnya tengah sibuk, sekarang menyadari kehadiran putranya.

Rachel mengernyit dan berseru, "Hei, jangan mengganggu Selena! Sana kembali ke ruang kerjamu. Kami tengah sibuk. Ada banyak yang harus dicoba oleh Selena."

Mendengar hal itu, Selena tampak semakin lelah. Tentunya, Daniel menyadari hal tersebut. Lalu tanpa banyak pikir, Daniel menggendong Selena lalu berlari pergi setelah berkata, "Maaf Ibu, tapi aku harus menculik calon istriku sebentar. Aku harus mengajak istriku untuk bersenang-senang sejenak."

Tentunya Rachel berseru saat melihat ulah putranya itu menjadi sangat jengkel. "Daniel! Dasar anak nakal!" seru Rachel tampak ingin mengejar putranya.

Namun, Rachel tidak bisa mengejar putranya itu. Sebab kini, rupanya suaminya sendiri, Lucio tengah menahan Rachel. Ia memeluk istrinya dengan erat lalu berkata, "Biarkan saja Daniel dan Selena menghabiskan waktu sejenak. Selena juga pasti merasa lelah karena semua persiapan. Kau juga harus beristirahat denganku. Aku juga ingin menghabsikan waktu dengan istriku."

Sementara itu di sisi lain saat ini Selena yang masih digendong oleh Daniel tertawa kecil, merasa sedikit lebih rileks dengan kehadiran Daniel. "Ke mana kamu akan membawaku?" tanya Selena saat Daniel terus membawanya ke area yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.

Karena ukuran kediaman keluarga Andreas yang memang sangat luas. Terdiri dari beberapa bangunan, dengan area taman serta lapangan yang memang memiliki beberapa fungsi yang berbeda. Jadi, walau sudah tinggal di sana selama beberapa hari, Selena belum sepenuhnya mengetahui semua yang ada di kediaman keluarga Daniel ini. Ia hanya tinggal di kediaman utama dan berjalan-jalan di taman yang berada di sana.

"Ke sebuah tempat spesial," jawab Daniel sambil memberikan kedipan mata kepada Selena yang membuat Selena tentu menjadi sangat penasaran.

"Tapi apa tidak masalah jika seperti ini? Ibu tidak akan marah?" tanya Selena yang kini tampak melingkarkan tangannya pada leher Daniel.

Lalu Daniel membalas, "Tenang saja. Ayah yang akan mengurus hal itu. Ibu tidak akan marah karena perhatiannya teralihkan karena bantuan ayah. Sekarang kau hanya perlu fokus menghabiskan waktu denganku."

Rupanya Daniel membawa Selena ke salah satu bangunan di area mansion yang sering disebutnya sebagai tempat persembunyiannya. Bangunan itu kecil namun nyaman, tersembunyi di antara pepohonan. Saat mereka masuk, Daniel menatap Selena dengan tatapan penuh cinta dan hasrat. "Selena, aku ingin menghabiskan waktu berdua saja denganmu," katanya sambil mendekat dan memeluknya erat.

Bahkan Daniel sudah mulai mencium Selena dengan penuh gairah. Tentunya Selena tidak mendorong Daniel menjauh. Ia bahkan mulai menikmati ciuman tersebut dan membalasnya dengan tak kalah manisnya. Hanya saja, tangan Daniel sudah mulai nakal dan merambat pada punggung dan kedua pantat montok Selena. Namun, saat itulah Selena menolak dengan lembut, mendorong Daniel sedikit menjauh.

Tentunya Daniel menatap Selena dengan kecewa, atau lebih cocok disebut terlihat merajuk padanya. Selena berkata, "Daniel, kita tidak boleh melakukan hal itu lagi sebelum pernikahan."

Daniel tampak semakin kecewa, namun ia menghargai keputusan Selena. "Baik, aku mengerti. Tapi aku sangat merindukanmu," ucap Daniel lalu kembali berusaha untuk memeluk Selena tanpa berusaha untuk memaksa Daniel untuk melanjutkan kegiatan mereka sebelumnya.

Selena tersenyum, menyadari betapa besar cinta Daniel padanya. "Jangan terlihat sekecewa itu, Daniel. Sekarang bagaimana kalau kita lakukan sesuatu yang lain?" katanya dengan nada menggoda.

Daniel tampak bingung namun penasaran. "Apa maksudmu?"

Selena mendekat, mengusap pipi Daniel dengan lembut. "Aku akan memberikan service lain," bisiknya dengan suara lembut. "Dan aku yakin kamu akan sangat menikmatinya."

Selena lalu mendorong Daniel untuk duduk di salah satu kursi yang memang berada di ruangan tersebut. Daniel menurut, tetapi setelah itu dirinya menegang ketika Selena merogoh ke dalam celana yang dikenakan oleh Daniel. Lalu kemudian menggunakan tangannya itu untuk memberikan service pada bukti gairah Daniel yang seketika menegang. Dengan lembut, Selena memberikan service yang membuat Daniel menggelinjang dengan penuh kenikmatan. Daniel menutup mata, merasakan setiap sentuhan dan gerakan Selena.

"Ugh, Selena kau membuatku gila," erang Daniel.

Namun, rupanya Selena tidak berhenti di sana. Lalu dirinya menurunkan sedikit celana Daniel dan mengeluarkan bukti gairah Daniel yang sudah menegang sepenuhnya. Melihat bukti gairah itu, Selena sedikit merinding. Sebab ia sendiri tidak menyangka bahwa benda sebesar dan sepanjang ini sudah sering kali memasuki dirinya. Memenuhi miliknya dengan penuh sesak ketika tubuh mereka tertaut.

Lalu tanpa berkata, Selena mulai mencium dan mengulum bukti gairah Daniel hingga tubuh Daniel gemetar hebat karenanya. Setelah beberapa waktu, Daniel akhirnya tidak lagi kuasa menahan diri dan mendapatkan klimaks. Napasnya terengah-engah ketika telah menyemburkan cairan kental yang juga membuat Selena sangat terkejut karena tidak menduga hal tersebut. "Selena, kamu benar-benar luar biasa," katanya sambil tersenyum puas.

Selena sendiri kini duduk di tengah kedua kaki Daniel yang terbuka. Daniel yang duduk di kursi lalu mengulurkan tangannya dan menyeka cairan putih yang menghiasi pipi dan dagu sang kekasih. Lalu Daniel menangkup wajah sang kekasih hati dan berkata gemas, "Jangan menatapku seperti itu. Kau membuatku kembali menegang. Jadi bisakah kau membantuku menidurkannya lagi seperti tadi."

Selena membulatkan matanya saat melihat buktigariah Daniel yang memang sudah kembali bangkit. Ia berkata, "Astaga,sepertinya aku sudah menggali kuburanku sendiri." 

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang