BAB 3 | Menahan Diri

5K 230 11
                                    

Daniel merapikan setelan yang ia kenakan sembari menatap pantulan dirinya pada cermin yang berada di dalam ruang ganti. Malam ini, Daniel akan bekerja sebagai seorang pelayan tambahan dalam acara besar yang diselenggarakan di hotel milik Daniel. Karena ini adalah acara yang diselenggarakan di hotel bintang lima, maka ini bukanlah acara orang sembarangan. Karena itulah, ada banyak hal yang perlu dikerjakan dan diperhatikan.

Walau terbilang melelahkan, tetapi bayarannya yang besar terlalu menggoda untuk ditolak. Brandon tahu betul apa yang Daniel butuhkan untuk bertahan hidup. Karena itulah ia menawarkan posisi itu pada sahabatnya. Daniel tentunya menerimanya tanpa pikir panjang. Hanya saja, Daniel merasa takdir seakan-akan terus bermain-main dengannya. Setelah dirinya bergabung dengan para pelayan lain di aula pesta, ia baru mengetahui bahwa acara yang ia layani malam itu adalah pertunangan Selena dengan Arthur.

Jelas, Daniel menjadi jengkel bukan main. Bagaimana bisa Brandon, bosnya, tidak memberi tahu tentang hal ini, padahal ia tahu betul betapa Daniel tidak suka pada Selena? Daniel tentunya berusaha untuk mengendalikan dirinya. Lalu ia bergumam saat membawa nampan berisi banyak sampanye, "Bajingan gila itu, suatu saat nanti aku pasti akan memukul hidungnya hingga patah karena sangat senang mempermainkanku seperti ini."

Ketika Daniel menghidangkan minuman kepada tamu-tamu penting di ballroom, matanya tertuju pada pasangan yang tengah menjadi pusat perhatian. Selena tampak cantik dalam gaun mewah yang menonjolkan keanggunannya, tetapi Daniel bisa melihat kegelisahan di matanya. Hal berbeda dengan penampilan Arthur di sampingnya. Pria itu tampak begitu bahagia, seakan-akan dirinya memang sangat bahagia dengan pertunangan yang terjadi antara dirinya dan sang pujaan hati. Bukan rahasia lagi di kampus mereka, bahwa Arthur yang lebih dulu jatuh hati pada Selena yang menawan.

Selama Daniel bergerak bekerja dengan lincah dan teliti, Daniel mengabaikan tatapan Selena yang beberapa kali mengarah padanya. Ia juga mengabaikan banyak pembicaraan yang terdengar dari para tamu. Kebanyakan dari mereka berkata, "Pasangan itu memang tampak serasi. Kedua keluarga juga tampaknya akan menjadi keluarga yang begitu besar dan kuat karena saling mendukung satu sama lain."

Tentunya dengan semua pembicaraan itu, Daniel bisa menyimpulkan bahwa pertunangan dan pernikahan Selena nantinya sebenarnya diselenggarakan karena alasan tertentu kedua keluarga. Namun, lagi-lagi Daniel tidak peduli karena ia harus fokus bekerja. Terlebih ketika manajer memanggilnya dan berkata, "Daniel tolong bantu memindahkan beberapa piring serta membawa hidangan tambahan dari dapur."

"Baik," balas Daniel lalu bergerak dengan gesit.

Daniel sibuk bolak-balik dari aula pesta menuju dapur. Hingga ia tidak tahu pasti mengenai keadaan di aula pesta. Namun, saat situasi sudah lebih santai baginya, Daniel yang hendak kembali ke dapur melihat sesuatu yang membuatnya menghentikan langkahnya. Di sudut taman hotel yang tersembunyi, Arthur tengah berciuman dengan seorang wanita yang jelas bukan Selena. Itu ciuman menggebu yang tentunya bisa dipastikan bukanlah ciuman tanpa perasaan, keduanya adalah pasangan kekasih.

Bahkan, Daniel bisa mendengar Arthur berkata, "Aku sama sekali tidak tertarik dengan Selena. Ini semua hanya permainan orangtuaku. Keluarga OKB-nya bisa memberikan suntikan dana yang besar untuk pabrik baja baru yang akan ku buat."

Daniel terkejut bukan main. Daniel tidak habis pikir, sekali pun memang Selena dan Arthur hanya menikah karena kesepakatan bisnis orangtua mereka, bukankah ada etika yang harus dijaga? Ini adalah acara pertunangannya dengan Selena, tetapi bagaimana bisa ia mencium kekasihnya di sana? Bahkan mengatakan hal-hal yang seperti sampah itu. Daniel benar-benar terkejut melihat sisi Arthur yang sangat berbanding terbalik dengan citranya selama ini.

Namun, lebih mengejutkan lagi ketika Daniel melihat Selena berdiri tak jauh dari tempat itu. Tidak hanya diam, Selena ternyata malah merekam seluruh kelakuan Arthur dengan ponselnya. Daniel bahkan membeku karena kehabisan kata-kata. Tentunya ia sama sekali tidak menduga Selena akan bereaksi seperti itu. Padahal citra Selena disebut sebagai gadis kesayangan ayah yang lemah dan selalu dilindungi. Namun, sosok Selena yang ia lihat sangat berbeda daripada citra yang ia ketahui.

Selena menoleh menatapnya dan tersenyum sembari mengedipkan salah satu matanya dengan cara yang begitu manis. Namun, tentunya itu tidak cocok dengan situasi yang tengah terjadi saat ini. Daniel segera mendekat, bertanya dengan suara pelan, "Selena, apa yang tengah kau lakukan? Apa saat ini kau telah  kehilangan akal sehat, karena melihat kekasihmu melakukan hal gila seperti itu saat akan bertunangan denganmu?"

Selena menoleh padanya, matanya yang tampaknya terkesan tidak peduli dan rasanya Daniel bisa melihat sebuah tekad kuat di dalam sana. "Aku baik-baik saja. Sebab aku juga tidak menginginkan bajingan sepertinya," ujarnya dingin.

Tanpa menunggu lama, setelah mendapatkan cukup banyak rekaman, Selena bergegas ke ayahnya dan dengan tegas meminta agar pertunangan itu dibatalkan. Kehebohan pun terjadi. "Apa maksudmu? Kenapa tiba-tiba membatalkan pertunanganmu dengan Arthur?" tanya Roger pada putrinya.

Tentunya situasi menjadi kacau ketika Selena mengatakan bahwa Arthur adalah bajingan. Lalu Arthur yang sudah kembali ke aula pesta tidak terima dan keluarganya juga ikut tidak terima. Pada akhirnya terjadi kekacauan yang lebih buruk daripada sebelumnya. Daniel yang sudah menyelesaikan tugasnya tentunya tidak ingin terlibat dalam masalah tersebut. Ia malah bergumam, "Dasar bodoh. Kenapa dia malah menyelesaikan masalnya dengan cara seperti itu? Ia hanya akan melibatkan dirinya sendiri dalam hal yang memalukan."

Daniel memutuskan untuk keluar sebentar, merokok untuk menenangkan pikirannya. Ia merokok di area belakang hotel yang memang menghadap ke area pintu belakang. Di sana memanglah area bebas rokok yang memang biasa digunakan oleh para pegawai yang tengah beristirahat untuk menikmati sebatang rokok mereka. Namun, saat ia asyik menikmati rokoknya, ia melihat sesuatu yang mengejutkan. Ayah Selena menyeretnya dengan kasar, memaksanya masuk ke dalam mobil. Selena terlihat kesakitan dan terhina, tetapi tak mampu melawan.

"Apa-apaan itu?" tanya Daniel sembari mengernyitkan keningnya karena melihat perlakuan yang begitu buruk dari seorang ayah pada putrinya sendiri.

Padahal rumornya, Selena selalu diperlakukan dengan sangat baik oleh keluarganya. Bahkan dimanjakan oleh sang ayah. Namun, perlakuan yang diterima oleh Selena saat ini sungguh berbanding terbalik dengan rumor tersebut. Semakin diamati, rasanya Selena semakin mendapatkan perlakuan yang begitu buruk dari ayahnya. Di samping itu, sang ibu yang ada di sana juga tidak melakukan apa pun walau melihat putrinya sendiri diperlakukan dengan sedemikian buruknya.

Daniel hampir saja berlari untuk menolongnya ketika Brandon tiba-tiba muncul, menahannya. Rupanya Brandon memang sudah mengawasinya sejak lama. Tepatnya sejak awal Daniel memasuki aula pesta sebagai seorang pelayan. Entah mengapa Brandon memiliki firasat bahwa kebencian yang dimiliki oleh Daniel pada Selena bukanlah sebuah kebencian, tetapi rasa tertarik. Karena itulah, ia juga buru-buru keluar dan mencari Daniel ketika keributan terjadi dalam acara pertunangan tadi.

Unungnya Brandon mengambil langkah yang tepat. Sekarang ia bisa mencegah Daniel mengambil langkah yang gegabah. "Apa kau benar-benar ingin terlibat dengan Selena?" tanya Barandon serius.

Daniel masih belum menjawab. Karena sejujurnya, tadi Daniel bergerak secara spontan tanpa memikirkan sebab akibat yang muncul nantinya. Tentunya saat sadar, Daniel sendiri terkejut karena ini tidak seperti dirinya sendiri. Melihat sikap Daniel, Brandon pun menambahkan, "Jika kamu menolongnya sekarang, itu berarti kamu harus bersiap karena kemungkinan besar Selena akan bergantung pada dirimu."

Kata-kata Brandon membuat Daniel sepenuhnya berusaha mengenyahkan niatan awalnya tadi. Ia melihat Selena yang keluarganya yang sudah melangkah jauh dan memasuki mobil yang telah dipersiapkan. Memang benar, ada perasaan tidak nyaman yang muncul di dalam hati Daniel. Hingga saat ini, masih ada perasaan mengganjal yang membuat Daniel tidak nyaman sekaligus bingung harus bereaksi seperti apa.

Namun, apa yang dikatakan oleh Brandon memangbenar adanya. Mungkin ia tidak nyaman melihat Selena diperlakukan seperti itu,tetapi ia juga tidak ingin terlibatlebih dalam dengan kekacauan dan masalahyang lebih besar daripada ini. Karena itulah, Daniel memilih untuk menepistangan sahabatnya yang masih bertengger di bahunya lalu berkata, "Tidak. Aku tidak akan terlibat dengannya lagi. Itu tidak akan berakhir baik bagiku."


.

.

Malam semuanyaaa.
Jangan lupa tinggalin jejak ya kak Tsay. Vote, comment dan follow kalian, jadi semangat aku buat upload lebih rajin hehe. Aku upload satu bab lagi nanti ya.
Selamat menikmatii

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang