BAB 8 | Hujaman Perkasa {21+}

67.2K 718 9
                                    

Rachel menahan napasnya ketika dirinya membuka mata, dan kini berhadapan dengan dada bidang milik suaminya. Lagi-lagi kini Rachel bangun terlambat karena ulah yang dilakukan suaminya tadi malam. Rachel memang tahu, tubuh suaminya sangatlah indah dan kekar. Bahkan rasanya tidak semua pria dewasa memiliki bentuk tubuh seindah dirinya. Hanya saja, Rachel tidak berpikir bahwa kemampuannya di atas ranjang juga sebaik bentuk tubuhnya tersebut.

Rasanya semuanya semakin tidak nyata, ketika Rachel mengingat bahwa suaminya memiliki usia mental seperti anak kecil dan memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Ia juga tidak memiliki pengalaman apa pun karena selama ini diasingkan dan tidak memiliki interaksi dengan orang lain. Namun, apa yang terjadi malam berbeda. Rachel seakan-akan bisa merasakan apa yang dirasakan oleh para wanita yang berperan pada blue film yang sebelumnya Emma tunjukkan padanya. Mungkin itulah sensasi terpuaskan yang mereka maksud.

Rachel menggeleng, ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal memalukan itu. Ia pun berniat untuk melepaskan pelukan Lucio dan pergi untuk membersihkan diri. Namun, belum juga Rachel berhasil lepas dari pelukan Lucio, suaminya itu sudah lebih dulu mengeratkan pelukannya. Hingga kini rasanya kulit mereka semakin menempel dengan erat. "Selamat pagi istriku," ucap Lucio dengan wajah bangun tidurnya yang masih saja terlihat tampan.

Saking tampannya, Rachel merasa bahwa situasi ini sungguh curang. Jantungnya bahkan berdebar karena melihat ketampanan suaminya ini. Rachel bertanya-tanya kenapa Lucio masih terlihat sangat tampan seperti ini, padahal ia baru saja bangun dari tidur. Lalu tadi malam, mereka juga sama-sama berkeringat dan kacau. Namun, sepertinya yang terlihat jelek saat ini hanya Rachel.

"Se, Selamat pagi juga, Lucio. Bisakah kau melepaskan pelukanmu?" tanya Rachel sembari berusaha untuk mendorong dada Lucio, mencoba untuk merenggangkan pelukan mereka.

Sayangnya Lucio rupanya tidak mau melepaskan Rachel. Ia malah mengendusi ceruk leher dan bahu Rachel sebelum mulai mendaratkan bibir serta menyapukan lidahnya dengan lembut. "Ayo lakukan seperti yang tadi malam," ucap Lucio tepat di samping telinga Rachel.

"A, Apa?" tanya Rachel tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Ayo lakukan lagi, Istriku," ucap Lucio bersemangat lalu tiba-tiba mencium Rachel.

Tentu saja hal itu membuat Rachel terkejut. Terlebih ketika Rachel merasakan bukti gairan Lucio yang sudah kembali tegak dengan gagahnya dan kini menekan perut Rachel. Saat ini Rachel sudah cukup mengenal Lucio. Jika sudah seperti ini, maka Lucio harus mendapatkan pelepasannya untuk merasa puas, jika tidak maka Lucio akan merengek seharian.

"Tu, Tunggu dulu. Setidaknya mari kita mandi dulu," ucap Rachel mencoba untuk membujuk suaminya. Rachel merasa tidak percaya diri, karena berpikir dirinya berbau tidak sedap karena semalaman berkeringat deras. Belum lagi aroma khas seks yang rasanya menempel dari ujung rambut hingga ujung kakinya.

Namun, Lucio menggeleng. Lalu dengan manisnya berkata, "Tidak perlu mandi. Aku suka baumu, Istriku. Istriku sangat wangi."

Lalu Lucio kembali menenggelamkan hidungnya pada ceruk lehernya, menghirup aroma manis yang membuat dirinya semakin bersemangat sekaligus semakin bergairah. Itu semua Rachel ketahui dari bukti gairah Lucio yang masih menekan perutnya dan kini semakin besar, tegang dan panas dibandingkan sebelumnya. Lalu Lucio menurunkan wajahnya untuk memudahkan dirinya bermain pada payudara Rachel. Lucio mengulum puncak payudara Rachel secara bergantian, membuat Rachel mengerang tidak karuan.

Sungguh, Rachel sangat bersyukur tidak ada orang yang pernah berkunjung ke pondok tersebut dan tidak ada tetangga di sini. Sebab jika ada, maka erangan memalukannya bisa saja terdengar oleh orang lain. Mengingat rumah tempat mereka bercinta adalah pondok kayu yang memungkinkan suara keluar masuk dengan mudahnya. Rachel terus mengerang dan berubah menjadi lupa diri hingga tidak menyadari bahwa kini Lucio mulai memposisikan diri untuk menyatukan diri dengannya.

Rachel pun tidak mendapatkan kesempatan untuk menghentikan Lucio. Mereka pun sudah kembali menyatu dengan sempurna, sebab Lucio dengan mudahnya berhasil membuat Rachel siap untuk melakukan penyatuan dalam waktu singkat. "Istriku, apakah ini terasa enak?" tanya Lucio sembari menekan bukti gairahnya yang sudah memenuhi milik Rachel.

Rasa penuh sesak itu berubah menjadi rasa nikmat yang menyenangkan ketika Lucio menggerakkan pinggulnya maju mundur. Gerakan yang membuat Rachel merasakan sensasi nikmat ketika Lucio menarik pinggulnya, dan kembali merasakan sensasi penuh ketika milik Lucio memenuhi Rachel secara sempurna. "Ugh, da, dalam. Ini terlalu da ... lam," ucap Rachel di tengah erangannya.

"Tapi ini enak bukan? Aku yakin Rachel pasti merasa enak seperti yang kurasakan. Milikmu terasa memijat dan menghisap milikku dengan sangat erat, ini sungguh terasa hangat dan sempit," ucap Lucio serupa bisikan tepat di samping telinga Rachel. Hingga Rachel tidak bisa melihat bagaimana ekspresi Lucio ketika dirinya berkata vulgar seperti itu.

"Astaga!" erang Rachel ketika dirinya merasakan milik Lucio yang masuk semakin dalam mengisi miliknya dengan penuh sesak. Sensasi panas, sesak dan dalam ini sungguh berpadu dengan baik. Itu menekan di titik yang tepat, menciptakan rasa nikmat yang sungguh membuat Rachel merasa candu. Rachel terus mendapatkan dorongan untuk mengharapkan sensasi yang lebih nikmat daripada sensasi yang tengah ia rasakan saat ini.

Lalu saat Lucio kembali menghentak dan memenuhi miliknya dengan sedikit lebih kuat, saat itulah Rachel mendapatkan pelepasan yang sangat memuaskan. Tubuh Rachel seakan-akan dipeluk oleh perasaan nikmat dan kepuasan yang membuatnya lemas. Namun, Lucio masih belum mendapatkan klimaksnya. Itu artinya belum saatnya bagi Rachel untuk bernapas lega dan beristirahat.

Saat ini Lucio tiba-tiba membalikkan tubuh Rachel menjadi tertelungkup. Tanpa aba-aba, Lucio menyatukan diri kembali dengan Rachel dari belakang. Sontak saja Rachel mengerang panjang karena sensasi nikmat yang berbeda. Rupanya berubah posisi dan cara memaukinya bisa membuat sensasi yang muncul terasa berbeda. Rachel pun tidak bisa menahan tubuhnya yang bergetar hebat. Ini memang terasa nikmat, tetapi rasanya ini sudah berlebihan.

Rachel pun menoleh dan berusaha menggapai tangan Lucio yang mencengkram pinggangnya. "Su, Suamiku! Lucio bisakah kita menghentikan ini? Sepertinya kita sudah cukup melakukannya," ucap Rachel.

Tanpa menghentikan gerakan pinggulnya yang masih bergerak maju mundur memburu kenikmatan, Lucio menatap Rachel. Mungkin karena posisi bercinta baru mereka, sekaligus melihat ekspresi yang disajikan oleh sang istri, kini Lucio menjadi semakin bergairah saja. Bahkan hal itu membuat Rachel merasakan milik Lucio semakin menegang dan berurat di dalamnya. Lucio pun berkata sembari cemberut, "Tapi aku belum selesai."

"Bisakah kita selesaikan sekarang saja? Bukankah kamu juga lelah? Mari kita berhenti, lalu mandi dan makan," ucap Rachel sembari sedikit menggeliat karena Lucio masih saja bergerak maju mundur, serupa seperti tengah menyikat bagian dalam milik Rachel dengan bukti gairahnya yang besar dan dihiasi oleh urat-uratnya yang gagah.

Rachel sendiri sebenarnya sudah hampir kembali mendapatkan klimaksnya karena ulah Lucio. Seakan-akan paham dengan situasi Rachel, Lucio mempercepat gerakan pinggulnya dan pada akhirnya sukses membuat Rachel mendapatkan klimaks bersamaan dengan klimaksnya sendiri. Kini cairan cinta keduanya bercampur dan membajir. Rachel pun terengah-engah, merasa sangat kelelahan tetapi juga merasa begitu puas. Di tengah itu, Lucio menghentikan gerakannya dan menindih punggung mulus Rachel yang telah dibasahi oleh keringat.

Setelah itu, Rachel pun merasa jika Lucio yang biasanya bertingkah seperti anak kecil, kini berbalik memperlakukan dirinya selayaknya anak kecil. Sebab ternyata Lucio berbisik, "Istriku, jangan nakal. Jadi anak baik, nanti aku akan beri hadiah."

"Lu—ugh!" erang Rachel tidak bisa melanjutkan perkataannya karena tiba-tiba Lucio sudah kembali bergerak dengan hentakan yang lebih kuat dan dalam daripada biasanya.

"Aku akan beri hadiah, jadi biarkan aku menyelesaikan ini, Istriku," ucap Lucio sembari menekan dalam-dalam miliknya di dalam milik Rachel yang kini berkedut dengan sangat hebat, seakan-akan menggila menyambut hujaman bukti gairah Lucio yang perkasa.

.

.

Jangan lupa follow, soalnya takutnya nanti Ay tiba-tiba hide lagi. Judul ini banyak bab adegan hotnya jadi Ay beneran was2. Intinya langsung baca kalau Ay update dan follow akun wattpad Ay ini yaa

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang