BAB 28 | Malam Rahasia (21+)

7.3K 142 8
                                    

Kak Tsay, jangan lupa mampir ke cerita baruku yang judulnya Hasrat Terpendam. Sesuai judulnya, bakal banyak adegan hotnyaeheh.
Terus jangan lupa tinggalin jejak dan follow akun wattpadku ini ya, biar aku semangat updatenya🥰

.

.

Selena duduk sendirian di kamarnya, merasakan keheningan yang aneh setelah hari yang panjang dan melelahkan. Seharian ia memang sangat sibuk baginya. Hanya saja, saat Selena akan pergi membersihkan diri, Daniel datang padanya dan terlihat membawa sesuatu. Selena menatap Daniel dan bertanya, "Ada apa?"

Daniel memberikan sesuatu yang ada di tangannya pada Selena. "Sebuah surat datang. Dan itu ditujukan untukmu," balas Daniel.

Selena menerima surat tersebut. Lalu saat dirinya melihat nama pengirimnya, Selena menahan napas. Rupanya, pengirimnya tidak lain adalah sang ibu. Semenjak kabar perceraian ibu dan ayahnya yang kini sudah dipenjarakan, Selena memang tidak pernah bertemu atau mendengar kabar ibunya ini. Selena menatap Daniel dan bertanya, "Bisakah kau menemaniku untuk membuka surat ini?"

Daniel mengangguk. Lalu keduanya duduk berdampingan di sofa yang terletak di dalam kamar. Dengan perasaan campur aduk, Selena mulai membaca surat tersebut:

Selena, kini semua penderitaan yang kita alami telah berakhir. Aku tahu betapa beratnya perjuangan yang kita lalui bersama, dan aku sangat bangga padamu. Kamu telah tumbuh menjadi wanita yang kuat dan luar biasa. Mungkin karena situasi yang telah terjadi di masa lalu, akan canggung bagi kita untuk bertemu kembali. Tetapi ketahuilah, tidak ada satu hari pun berlalu tanpa aku memikirkanmu dan mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaanmu.

Aku berharap kamu bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam hidupmu, Selena. Kamu pantas mendapatkan yang terbaik, dan aku percaya kamu akan menemukan jalanmu.

-Dengan cinta, Giana.

Selena menutup surat itu, air mata mulai mengalir di pipinya. Perasaan campur aduk antara kebahagiaan, kesedihan, dan kerinduan bercampur menjadi satu. Ia merasakan beban di hatinya sedikit terangkat, mengetahui bahwa ibunya selalu memikirkan dan mendoakannya. Daniel yang melihat tangisan Selena pun tergerak untuk memeluk calon istrinya itu. Lalu ia berkata, "Seperti apa yang ditulis oleh ibumu, mari hidup bahagia, Selena."



**



Malam itu, suasana di mansion begitu tenang dan sunyi. Persiapan pernikahan Selena dan Daniel hampir selesai, dan hari besar mereka semakin dekat. Namun, ada satu tradisi yang harus mereka ikuti: Daniel dilarang menemui Selena hingga hari pernikahan. Hal itu membuat Rachel membawa Selena untuk tinggal di bangunan yang terpisah dan melarang Daniel mendekat atau bahkan menemui Selena. Meski begitu, rasa rindu dan keinginan untuk bersama Selena membuat Daniel tidak bisa tidur.

Dengan hati-hati, Daniel menyelinap keluar dari kamarnya dan menuju kamar Selena. Ia memastikan tidak ada yang melihatnya saat ia memasuki kamar Selena melalui balkon. Tentunya Daniel melakukan semuanya dengan penuh perhitungan. Karena jika sampai ketahuan oleh orangtuanya, ia akan mendapatkan omelan panjang tanpa akhir. Ketika ia membuka pintu kamar, ia melihat Selena sedang duduk di ranjang, membaca buku dengan cahaya lampu meja yang redup.

"Daniel? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Selena terkejut, namun ada senyum kecil di bibirnya sebab tidak habis pikir dengan ulah Daniel yang diam-diam menemuinya seperti ini.

Daniel mendekat dan duduk di tepi ranjang, menatap Selena dengan penuh cinta. "Aku tidak bisa tidur tanpa memeluk dan menyusu padamu," bisiknya dengan suara menggoda.

Selena merasa wajahnya memerah mendengar kata-kata Daniel. "Apa-apaan perkataan memalukan itu? Daniel, kamu tahu kita seharusnya tidak bertemu sampai hari pernikahan," katanya dengan suara pelan, mencoba menahan rasa malunya.

Namun, Daniel tidak menyerah. Ia meraih tangan Selena dan menggenggamnya erat. "Aku tidak peduli dengan tradisi itu. Aku hanya ingin bersamamu, Selena."

Selena menunduk, merasakan jantungnya berdebar kencang. "Daniel, ini tidak benar," ucap Selena dengan jantung yang berdebar karena sejujurnya ia juga ingin memeluk Daniel. Hanya saja, ia tidak ingin sampai membuat kekacauan karena tergoda oleh calon suaminya ini.

Tapi Daniel sudah lebih dahulu menggodanya dengan tangannya yang terampil. Ia mengusap punggung Selena dengan lembut, lalu mengalihkan perhatiannya ke leher dan bahu Selena, memberikan ciuman dan belaian yang membuat Selena semakin sulit menahan diri. Bahkan kini kedua tangan Daniel sudah menyusup ke dalam pakaian tidur Selena, dan dengan mudah menemukan puncak payudara Selena yang sudah menegang sekaligus sangat sensitif.

"Daniel, jangan," bisik Selena dengan suara yang mulai bergetar, namun ia tidak bisa menyembunyikan keinginan yang semakin menguat dalam hatinya.

Daniel tersenyum dan membisikkan di telinga Selena, "Aku mencintaimu, Selena. Dan aku juga tau kau mencintaiku dan sama menginginkan diriku sebesar yang aku rasakan saat ini. Jangan jangan menolak diriku."

Selena akhirnya menyerah pada godaan Daniel. Ia merasakan kehangatan dan cinta yang begitu kuat dari Daniel, dan ia tidak bisa lagi menolak perasaan yang membara di dalam dirinya. Dengan lembut, ia membalas ciuman Daniel dan membiarkan dirinya tenggelam dalam momen kebersamaan mereka. Hanya saja, sebelum benar-benar terlarut dalam gairahnya itu, Selena berkata, "Berjanjilah padaku, jangan sampai bercinta. Kita harus menahan diri."

Meski agak kecewa, Daniel mengangguk. Lalu segera mengulum puncak payudara Selena yang masih terbalut gaun tidurnya. Selena memang tidur tanpa mengenakan bra, jadi mudah bagi Daniel untuk menggodanya seperti ini. Selena sendiri menggeliat hebat dalam pelukan Daniel karena rasa geli yang nikmat tersebut memang sudah ia rindukan.

Terlebih ketika jemari tangan Daniel kini sudah mulai menyeruak di dalam area intimnya yang memang sudah basah. Di sana Daniel menggelitik, menyentuh, dan menekan titik yang membuat Selena merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ya, dengan mudahnya Selena pun berhasil mendapatkan klimaks pertamanya setelah sekian lama. Napas Selena terengah-engah, dan begitupula dengan Daniel.

Daniel membawa jarinya yang sudah basah dan menjilatnya dengan gaya begitu sensual. Lalu ia berbisik, "Padahal milikmu menggeliat dan menghisap jariku dengan begitu kuat. Kurasa, dia juga merindukan diriku mengisi penuh dirinya."

Selena cemberut dan menutup mulut Daniel sembari protes, "Jangan berbicara seperti itu, memalukan."

Daniel menggenggam kedua tangan Selena sembarimengecupi telapak tangan Selena dengan manisnya lalu berkata, "Ya, tidak usahmembuang waktu untuk berbicara. Aku hanya perlu melakukan hal yang perlu kulakukan, yaitu sama-sama saling memuaskan. Kau akan kesulitan untuk memuaskanku jika kita tidak menyatu, jadi malam ini akan panjang bagimu,Selena."

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang