Rachel mengernyitkan ketika dirinya akan membangunkan Lucio. Entah mengapa dirinya mencium aroma yang mengingatkannya dengan aroma ruang kerja ayahnya. Aroma tembakau, tetapi cukup samar. Meskipun tidak sepekat aroma ruang kerja sang ayah, tetapi Rachel bisa mencium aromanya yang samar-samar. Karena merasa penasaran, Rachel pun mengendusi Lucio untuk mencari asal bau tersebut.
Rachel menggenggam tangan Lucio dan mengendus tangan besar suaminya yang dihasi oleh urat-urat yang sangat seksi. Penampilan tangan yang sedikit mengalihkan fokus Rachel. Mengingat Rachel teringat bagaimana Lucio yang selalu berubah menjadi begitu liar dan dewasa ketika mereka bercinta. Tangan Lucio ini selalu berhasil membuatnya tidak berkutik dan tidak bisa menjauh, karena cengkramannya yang begitu kuat.
Rachel menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan diri. Setelah itu ia kembali mengendus tangan Lucio. Di sanalah ia menemukan aroma yang cukup kuat hingga Rachel mengernyitkan keningnya. Namun, rupanya hal itu disadari oleh Lucio yang terbangun karena ulah Rachel tersebut. "Selamat pagi, Istriku. Apa yang tengah kamu lakukan?" tanya Lucio dengan suara seraknya yang terdengar seksi.
Rachel pun menatap suaminya dengan kening mengernyit dan mengintrogasinya, "Sekarang katakan sejujurnya. Kamu merokok, bukan? Siapa yang mengajarimu melakukan hal itu? Kamu tau bukan rokok bisa merusak tubuh dan pada akhirnya membuatmu sakit?"
Lucio yang mendapatkan pertanyaan tersebut pun tampaknya tidak mau mengakui apa yang sudah ia lakukan. Rachel sendiri tidak melihat tanda-tanda bahwa Lucio ketakutan dan merasa terpojok. Tentu saja hal itu terjadi karena Lucio berhasil mengendalikan dirinya dengan baik. Ia bahkan dengan polos balik bertanya, "Merokok? Aku tidak merokok. Itu tidak baik, bukan?"
Rachel masih memicingkan matanya karena aroma tangan Lucio sangat ia kenal. Itu adalah tangan seorang perokok. Namun, anehnya sebelumnya Rachel tidak pernah menemukan aroma tersebut dari tangan Lucio. Baru kali ini Rachel menemukan aroma tersebut. Lucio sadar bahwa Rachel masih merasa curiga. Karena itulah dirinya bergegas untuk mengalihkan topik pembicaraan.
"Rachel, peluk aku," ucap Lucio.
"Tiba-tiba?" tanya Rachel semakin curiga. Karena Rachel merasa bahwa Lucio selalu bertingkah semakin manis ketika dirinya menyembunyikan kesalahannya.
Namun, Lucio sudah lebih dulu memeluk Rachel. Ia meletakkan wajahnya pada dada Rachel. Ia mendusel-dusel wajahnya pada kedua buah dada Rachel yang terasa empuk baginya. "Astaga," ucap Rachel karena Lucio berubah menjadi sangat manja selayaknya anak kucing nakal.
"Rachel, kau tau, dadamu semakin empuk dan besar," ucap Lucio tiba-tiba membuat Rachel mengernyitkan keningnya.
"Apa-apaan itu? Jangan berbicara seperti itu. Itu adalah hal yang terdengar memalukan. Lalu milikku tidak berubah," balas Rachel mengelak tidak setuju jika payudaranya disebut lebih besar daripada sebelumnya.
Meskipun mengelak, pada kenyataannya sat ini Rachel menghadapi sedikit masalah. Semua bra yang disediakan, yang semula memang sangat pas untuknya, kini sudah tidak terasa nyaman lagi ia kenakan. Rasanya sudah terlalu sesak, walaupun dirinya menggunakannya dalam mode paling longgar. Cup branya sudah tidak bisa menampung buah dadanya dengan sempurna.
"Jangan mengatakan hal macam-macam, sekarang bangun dan mandi," ucap Rachel memerintahkan Lucio untuk segera beranjak dari ranjang.
Hanya saja, Lucio menolak. Ia tetap memeluk Rachel dengan erat dan semakin menenggelamkan wajahnya pada dada istrinya yang empuk. "Tidak mau, ini sangat empuk. Biarkan aku memelukmu lebih lama," ucap Lucio membuat Rachel memerah.
Terlebih kini Lucio mulai meremasi salah satu payudaranya, dan menciuminya. Firasat Rachel sangat buruk. Ia bisa membaca apa yang akan dilakukan oleh Lucio selanjutnya. Jika dirinya tidak mengambil langkah yang tegas, sudah dipastikan bahwa Lucio nantinya akan membuatnya tidak bisa turun dari ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Membara Sang Pewaris (21+)
Romance[Mengandung konten dewasa! Sudah TAMAT. Follow akun ini untuk membaca part secara lengkap😉] Ini kisah tentang Para Pewaris yang mengejar cinta dan gairah mereka yang membara.