BAB 14 | Menjadi Berguna

16K 568 17
                                    

"Aku tidak suka belajar," keluh Lucio saat Rachel rupanya menambahkan jadwal lain di keseharian mereka.

Sekarang tidak hanya makan, bermain, berkebun, dan berolahraga, tetapi juga ada sesi belajar. Walau Lucio terlihat memahami semua hal yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, tetapi Rachel ingin suaminya mempelajari lebih banyak hal. Sekali pun mereka akan selamanya tinggal terisolasi dari dunia, Rachel ingin Lucio ingin mengenal dan mengetahui apa yang terjadi di dunia. Karena itulah, Rachel meminta banyak buku pada Edith dan Cesar.

"Kita hanya perlu membaca beberapa lembar setiap harinya. Kita tidak akan mempelajari sesuatu yang terlalu sulit," ucap Rachel.

Lucio tampak cemberut dan menggerutu lalu berkata, "Tapi itu tidak menyenangkan. Lebih menyenangkan bermain di luar bersama Rachel."

"Bukankah membaca buku ini juga akan menyenangkan jika kita membacanya bersama?" tanya Rachel membujuk Lucio untuk mau membaca buku bersama dengan dirinya.

Pada akhirnya, Lucio mengangguk. Mereka pun membaca buku bersama. Namun, untuk sesaat Rachel membiarkan Lucio untuk membaca buku sendiri. Saat itulah Rachel yakin bahwa Lucio paham betul dengan huruf dan angka. Ia bisa membaca dengan lancar dan baik. Untuk seukuran seseorang yang memiliki kekurangan, Lucio jelas sangat cerdas. Ia bisa memahami dan mempelajari hal yang baru.

Lucio menatap Rachel lalu berkata, "Ayo sini duduk di pangkuanku agar bisa membaca buku bersama."

Tentunya Rachel tidak memiliki kesempatan untuk menolak hal tersebut karena Lucio sudah lebih dulu menariknya hingga kini duduk di atas pangkuannya. Pada akhirnya Rachel pun menurut dan ikut membaca buku mengenai pengetahuan umum. Lalu tiba-tiba Lucio kembali memilih topik pembicaraan yang cukup mengejutkan. Sebab Lucio bertanya, "Apa Rachel akan tetap bersama denganku?"

"Tentu saja. Kita akan tetap bersama. Memangnya aku akan pergi ke mana? Kita akan tetap tinggal bersama dengan bahagia dan tenang di pondok yang nyaman ini," jawab Rachel tanpa pikir panjang.

Ya, tanpa pikir panjang. Sebab Rachel sama sekali tidak pernah berpikir bahwa dirinya bisa meninggalkan pondok tersebut. Sebab Lucio saja sudah tinggal di sini dan tidak pernah memiliki kesempatan untuk keluar dari melihat dunia luar. Karena itulah, kemungkinan besar Rachel juga tidak akan mendapatkan kesempatan untuk kembali berbaur dengan dunia luar. Namun, itu bukan hal yang perlu ia tangisi. Mengingat sebelumnya saja, ia tidak pernah memiliki hidup yang layak disebut sebagai kehidupan yang bebas.

Walau cukup banyak dibatasi, tetapi kehidupannya saat ini jelas jauh lebih baik dibanding kehidupannya sebelumnya. Jadi, Rachel jelas lebih memilih untuk tinggal bersama dengan suaminya ini. Namun, sepertinya Lucio yang manis memiliki pemikiran yang rumit. Ia tampak tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Rachel hingga kembali bertanya, "Apa Rachel benar-benar tidak akan meninggalkanku walau aku bodoh dan memalukan?"

"Ya? Siapa yang bilang kau bodoh dan memalukan?" tanya Rachel sembari mengubah posisinya untuk saling berhadapan dengan Lucio.

Wajah tampan Lucio menjadi begitu dekat dengan Rachel. Lalu Lucio tampak murung ketika menjawab, "Semua orang di keluargaku, menyebutku orang bodoh yang tidak berguna. Karena aku sangat memalukan, mereka tidak ingin melihatku dan memintaku untuk terus tinggal di sini."

Rachel pun segera menyahut, "Justru mereka yang bodoh dan memalukan! Mereka sama jahatnya dengan keluargaku! Mereka tidak pantas disebut keluarga dan sudah sepantasnya dimarahi karena sudah keterlaluan. Mereka benar-benar harus dimarahi."

Rachel mengatakan hal itu sembari menangis. Walau berbeda, tetapi Rachel merasakan kesamaan dalam kehidupan mereka. Karena itulah ia bisa merasakan kepedihan dan kesepian yang sama dengan yang dialami oleh Lucio. Sementara itu, tanpa disadari oleh Rachel, sorot mata Lucio tampak berubah ketika ia mengulurkan tangannya dan menyeka air mata yang membasahi pipi sang istri.

Sedetik kemudian, Lucio ikut menangis ketika berkata, "Jangan menangis, Istriku. Aku mohon jangan menangis. Maafkan aku karena sudah mengatakan sesuatu yang salah."

Rachel menggeleng lalu memeluk Lucio sembari berkata, "Tidak. Kau tidak melakukan kesalahan. Jadi jangan meminta maaf. Ada orang lain yang sudah sepantasnya meminta maaf pada kita berdua."




**




"Memangnya dia keluarga kerajaan? Memangnya apa yang dirahasiakan olehnya hingga aku tidak boleh mengusik atau mencoba mencaritahu tentang keluarga Andreas?!" teriak Sarah marah.

Emma juga tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Bryon. Sebab Bryon jelas-jelas tengah mengomeli Sarah karena Rachel. Namun, Bryon berkata, "Jangan melakukan hal yang bisa menimbulkan masalah. Saat ini saja keluarga Andreas sudah menekanku."

"Sebenarnya apa yang terjadi. Aku tau bahwa ada kesepakatan yang kau buat dan pihak keluarga Andreas. Tapi sebenarnya apa isi kesepakatannya hingga kau merasa sangat gelisah seperti ini?" tanya Emma mencoba untuk mengorek informasi lebih banyak.

"Tidak ada yang bisa kuberitahu lagi padamu. Semua hal yang kau ketahui hingga saat ini adalah hal yang memang boleh kau ketahui. Jadi, jangan berusaha untuk mengorek informasi. Sebab aku sendiri sudah berusaha untuk mengorek informasi mengenai keluarga Andreas. Nama keluarga itu memang sangat terkenal dan memiliki citra yang sangat baik, tetapi sangat tidak masuk akal jika privasi mereka bisa terjaga serapat ini," ucap Bryon mengungkap fakta bahwa dirinya juga merasakan hal yang janggal dan ingin mencaritahu lebih jauh dengan keluarga tersebut.

Sayangnya, ia malah tertangkap basah. Bryon memang tidak bisa menganggap enteng kekuasaan dan jaringan informasi keluarga Andreas yang luar biasa itu. Ia juga sadar tidak boleh melakukan hal lebih daripada ini, sebab saat ini saja ia sudah merasakan pengaruh besar dari keluarga Andreas. "Kondisi perusahaan tengah tidak baik-baik saja karena tekanan dari keluarga Andreas yang mempengaruhi banyak investor dan berimbas pada laju keuntungan perusahaan. Jadi, ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, jangan mengganggu keluarga Andreas. Kedua, kurangi pengeluaran," ucap Bryon.

Sontak itu diprotes oleh Sarah. "Kenapa aku harus membatasi pengeluaranku? Sekarang saja salah satu kartuku sudah Ayah bekukan, lalu aku harus membatasi pengeluaranku sejauh mana? Kenapa aku harus membatasi pengeluaranku di saat Rachel bisa memiliki barang-barang mewah yang dijual terbatas?!"

Lalu Bryon yang sangat jengkel tidak bisa menahan diri untuk berteriak, "Dasar nakal! Kenapa kau hanya memikirkan barang-barang tidak berguna itu di saat perusahaan keluargamu tengah menghadapi kesulitan keuangan? Apakah kau bodoh hingga tidak bisa berpikir?"

"Suamiku! Bukankah apa yang kau katakan barusan berlebihan?!" seru Emma tidak terima suaminya berbicara dengan cara seperti itu.

Sementara itu Sarah sendiri mulai menangis karena tidak pernah dimarahi seperti ini oleh sang ayah. Bryon memejamkan matanya, merasa sangat jengkel dengan situasi ini. Lalu ia membentak Sarah yang menangis, "Berhenti menangis! Kau benar-benar tidak berguna! Bisamu hanya menghamburkan uang saja. Setidaknya jadilah berguna seperti Rachel yang sudah berhasil menikahi pria kaya dan menghasilkan banyak uang!"

"Apa sekarang Ayah tengah membandingkanku dengan anak haram itu?" tanya Sarah tidak percaya dengan situasi yang tengah terjadi.

Bryon menatap tajam putri sulungnya itu lalu membalas, "Ya, Ayah tengah membandingkan kalian. Sekali pun dia adalah anak haram, tetapi dia jauh lebih berguna dibandingkan dirimu. Ambil kesempatan untuk memikirkan bagaimana caranya kau berguna bagi keluarga ini."

.

.

Kalau rame, hari ini bakal dobel up. Ay kasih bonus bab naena spesial ehe. Inget jan lupa tap bintang di bawah, tinggalin komentar, dan follow biar Ay semangat💃🏻

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang