Tak ada yang mengerti mengapa semua itu bisa terjadi.
Perselingkuhan bukanlah hal baru di kehidupan keduanya; masing-masing sudah pernah melaluinya. Dari Yunho yang mencapai hubungan lamanya bersama Wooyoung, berasal dari perselingkuhan. Juga dari Mingi yang memilih jalan untuk 'berselingkuh' demi mendapatkan perhatian pun emosi dari Jongho.
Sehingga bukan hal baru.
Bukan hal baru ketika ciuman sebelumnya menuntun pada hal lain; berupa hisapan, remasan, sentuhan-sentuhan di tempat yang tak seharusnya, bahkan hal-hal yang sebelumnya mungkin dituduhkan.
Mengisap.
Menelan.
Menahan.
Merintih.
Mingi tak tahu mengapa memperbolehkan Yunho untuk berada di sofanya kembali. Saat kali pertama, hanya berkunjung--di mana tampak jelas bahwa sang kekasih tak menyukainya. Kedua, atau kali ini, tempat favorit Mingi bekerja sendirian itu, dirinya mencakar alas sofa dalam keadaan telungkup, tanpa mengenakan celananya. Sedangkan Yunho, di balik pun atas tubuhnya, mendorong dan menekan semakin dalam. Menggesek dinding-dinding ketat Mingi dengan kejantanannya sendiri, menusuk secara tepat pada titik kenyal paling nikmat yang Mingi miliki sehingga dirinya lupa bahwa ia adalah milik seseorang.
Oh... mungkin Mingi tak benar-benar lupa.
Seringnya Mingi tidur dengan orang lain, membuatnya tahu bahwa, satu hal ini adalah sama seperti yang sering dilakukannya.
Yang berbeda mungkin dua hal.
Mingi mengenal Yunho dari nama dan sedikit latar belakangnya.
Dan Mingi sedikit... tahu bahwa dia penasaran pun kagum terhadapnya.
Yang dirasakannya sekarang benar-benar bercampur-aduk, namun nikmat mengalahkan segalanya. Dagunya bergesekkan dengan bagian sofa, setiap kali pergerakan Yunho tak memberikannya jeda.
Di saat itu Mingi sangat penasaran.
Wooyoung tak bersyukur untuk ini?
Tak bersyukur dengan laki-laki, yang memaksamu hanya untuk duduk diam dan patuh, bisa mengekspresikan apapun, dan bercinta layaknya kuda gila dalam musim kawinnya?
Semua yang Yunho miliki adalah yang Mingi inginkan,
sekalipun dahulu Mingi merasa bahwa dirinya bisa bertahan sejauh apapun Jongho dari semua yang diinginkanya.
Ketika Yunho mendekatkan wajah dengan napas tak teraturnya di samping wajahnya, dirinya menoleh dan berusaha menatapnya dengan berat matanya. Hanya untuk beradu napas. Hanya untuk merasakan bahwa, ya, penolakan sebelumnya, berujung dengan persetubuhan keduanya.
Tanpa paksaan.
.
.
.
Segala yang dirasakan Yunho begitu acak dan berantakan. Namun satu yang pasti; Yunho tak pernah mau kalah. Seluruh hal yang Mingi ucapkan terdengar seperti dukungan untuknya, bahwa yang Wooyoung inginkan benar-benar tak adil. Masa lalu masing-masing tak ada hubungannya dengan hubungan baru mereka. Sehingga yang Wooyoung inginkan perihal merasa tak adilnya dia, sangatlah tak masuk akal.
Hanya, tetap saja, Yunho tahu semua hal itu harus terjadi.
Sehingga sekarang adalah jawabannya.
Yunho tak mau kalah dan menginginkan bahwa dia yang pertama melakukannya. Dan tak perlu Wooyoung ketahui, semua hanya untuk kepuasan egonya.