Ep 32. Brought the Heat Back

1K 134 122
                                    

Yang pasti jika dia melakukannya, maka perseteruan yang sudah berlangsung lama akan langsung kacau dan tidak tertahankan . Bagaikan air laut yang tenang sebelum datangnya tsunami besar.

Previous

.
.
.

Mereka sudah sampai didepan pagar sekolah sunoo sekarang, semua yang lewat sudah memandang jisung penasaran dan tidak sedikit yang memandangnya dengan tidak suka karena seragam yang dia gunakan. Jisung, salah satu anggota geng dreams dari SM School yang popular dan rival dari sekolah mereka ini.

Seakan buta dan tidak peduli, jisung hanya fokus pada anak dibelakangnya yang masih tertidur lelap. Dia memegang tubuh sunoo sambil turun dari motornya, supaya sunoo tidak jatuh. Sedikit tersenyum melihat wajah tenang itu, digoyangkan pelan tubuh sunoo.
"Sunoo, ayok bangun. Ini udah sampai didepan sekolah kamu"

Merasakan goyangan dan panggilan untuknya, sunoo langsung membuka matanya secara perlahan. Kembali dia rasakan rasa sakit dan pusing dikepalanya, tapi kali ini lebih parah. Tanpa sadar dia sedikit mengerang dan memegang kepalanya, perutnya pun kembali bergejolak membuatnya menjadi mual.

"Sunoo? Kamu gapapa?" Tanya jisung khawatir dan mulai memegang pipi sunoo untuk melihat wajahnya. Bodoh, seharusnya jisung tidak perlu bertanya lagi. Wajah sunoo sudah benar-benar pucat bahkan keringat dingin sudah tercetak didahinya, sunoo tidak baik-baik saja.

"Sunoo, kita pulang lagi aja yah? Atau kerumah sakit aja? Kamu sakit" ujar jisung panik, ini pertama kalinya dia mengurusi dan mengkhawatirkan orang sakit seperti sunoo. Dirinya yang biasa, jika melihat orang sakit lebih ke tidak peduli bahkan dibiarkan saja.

Sunoo menolak, dia tidak ingin pulang ataupun kerumah sakit. Bundanya pasti khawatir jika dia pulang dengan kondisi seperti ini, sunoo tidak mau menyusahkan dan membuat bundanya khawatir hanya karena dia. Sudah cukup sunoo menyusahkannya dengan mengurusi dirinya sendirian tanpa sesosok suami disebelahnya, sunoo masih merasa bersalah hingga detik ini.

"Tapi kamu sakit gini, liat berdiri aja kamu lemes gini" ujar jisung lagi, mencoba menyadarkan sunoo yang keras kepala. Tapi dia tetap memegang sunoo, supaya sunoo tidak terjatuh. Entahlah, jisung merasa jika sunoo terus memaksakan diri seperti ini mungkin saja dia akan pingsan.

"Enggak, aku gapapa. Udah sana kamu pergi, makasih yah" jawab sunoo dengan tersenyum, dia mencoba untuk mendorong pelan tubuh jisung yang masih membantunya berdiri. Tapi sepertinya jisung tidak merasakan apa-apa, karena dorongan sunoo saja sama sekali tidak menggerakan tubuhnya.

Jisung menggeleng, dia tidak akan meninggalkan sunoo sendirian apalagi disaat kondisinya lemah seperti ini.
"Enggak, kalau kamu gak mau pulang atau kerumah sakit. Setidaknya biarin aku anterin kamu sampai ke kelas, apa perlu aku nungguin kamu dikelas? Biar kalau kenapa-napa aku bisa langsung nolongin kamu"

Disinilah sekarang, kedua anak keras kepala yang tidak ingin mengalah untuk satu sama lain, bahkan bunyi bel sudah berbunyi. Akhirnya sunoo memilih untuk menyerah, dengan syarat jisung hanya akan mengantarkannya sampai kelas setelah itu balik. Jisung nampak tidak setuju awalnya, tapi karena sunoo terus memaksa dan mengancam bahwa dia tidak ingin dijemput oleh jisung lagi akhirnya dia memilih untuk setuju.

Sunoo berjalan dengan jisung yang terus memegang pinggang dan tangannya, berniat untuk membantu sunoo berjalan. Hanya saja sunoo merasa sangat malu sekarang, padahal jisung tidak perlu sampai segininya. Untung saja bel sudah berbunyi jadi tidak ada murid yang berada di koridor, semua sudah aman hingga akhirnya mereka sampai didepan pintu kelas.

Ruangan kelasnya nampak ricuh dan asik bahkan suara tawa dan obrolan sudah menggelegar hingga luar, sunoo membuka pintu itu perlahan. Seketika keenam lelaki yang dari tadi sudah bertanya dan menunggung kedatangan sunoo langsung mendongak, mata mereka melotot terkejut melihat ada seorang lagi yang berada di samping sunoo ditambah lagi orang itu sudah memegang-megang tubuh sunoo sekarang. Dengan cepat semua langsung berjalan kearah sunoo, meninggalkan seorang wanita yang sudah mencibik kesal dan menatap benci ke arah sunoo.

SUNSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang