Tanpa sadar tangannya mengerat, jantungnya berdetak sangat cepat. Dia tidak sabar menunggu saat itu, tidak peduli akan segala karma dan hukuman yang sudah menunggunya secara berkala.
"Kalian semua akan menjadi milikku."Previous
.
.
.Waktu yang sudah riki tunggu akhirnya datang! Dia sudah bersiap-siap untuk pergi sekarang, sebelum ayahnya tiba-tiba memanggilnya.
"Riki, kemari." Mau tidak mau riki mulai berjalan ke arah ayahnya yang sedang meminum segelas sake dan hanya menggunakan yukata hakama sebagai kain untuk menutupi tubuhnya sekarang.
Riki sedikit mengernyit saat mencium aroma sake yang mulai jelas karena berdekatan dengan ayahnya. Padahal ini masih siang hari, tapi ayahnya sudah meminum minuman beralkohol seperti ini. Pikiranya merasa aneh dan janggal dengan kebiasaan ayahnya itu.
"Iya Otousan, kenapa memanggil?" Tanyanya sopan bahkan tidak berani menatap ayahnya.Tanpa sadar mata ayahnya menyipit lalu tersenyum sedikit, mengisyaratkan riki untuk duduk dan menuangkan sake untuknya.
"Apakah kau akan pergi les sekarang? bersama temanmu itu. Jungwon?"Riki tanpa sadar sedikit kaget, hingga membuat tangannya bergoyang dan menumpahkan sedikit air sake.
"Iya.... Dari mana Otousan tau kalau aku suka pergi bersama jungwon?"Ayahnya nampak terkekeh pelan lalu mengelus lembut rambut riki, setelahnya dia mulai meminum sake yang sudah dituangkan oleh anaknya itu.
"Kenapa aku tidak tau? Semua yang ada berada dibawah kekuasaan dan pengaruhku, pasti aku akan tau. Jadi jangan mencoba untuk menyembunyikan sesuatu riki, kau tidak akan bisa menutupi apapun dari otousanmu ini.""Anak yang nakal,tidak penurut dan pembohong adalah hal yang paling tidak kusukai. Tapi kau pasti tidak seperti itu kan?"
Riki nampak menggigil sekarang, apakah ayahnya sudah mengetahui sikap nakal dan tidak patuhnya selama ini?... Atau paling buruk, dia sudah tau bahwa riki suka membolos dari jadwal yang seharusnya. Dia hanya diam tidak mampu memberikan jawaban apapun kepada ayahnya.
Ayah riki hanya berdiam, lalu mulai menyalakan rokok kiserunya. Dia sengaja meniupkan asapnya pada wajah anaknya.
"Kau sudah boleh pergi, hati-hati dijalan."Akhirnya riki pergi dari sana dengan langkah gontai, dia bimbang sekarang. Apakah tetap melakukan aksinya untuk membolos atau pergi ke tempat lesnya? Tapi dia kan sudah berjanji kepada jungwon, lagipula kapan lagi mereka bisa membolos bersama?
Apalagi semenjak yang lainnya sudah menjadi tidak dekat seperti sebelumnya, semua nampak canggung dan tidak bersahabat dengan satu sama lain...
Riki tidak ingin kehilangan teman lagi, dia dan jungwon adalah satu kesamaan yang bisa memahami satu sama lain. Walaupun sifat dan watak mereka bertolak belakang, tapi mereka selalu merasa nyaman untuk satu sama lain tanpa perlu mengatakannya. Karena pada akhirnya mereka merasakan dan terbebani oleh harapan orang besar yang terlalu berat untuk anak kecil seperti mereka.
Mungkin karena dirinya adalah cerminan dari ayahnya yang tidak kenal akan takut dan keras kepala, jadi dia memilih untuk tetap melaksanakan aksinya untuk membolos. Dia percaya, ayahnya pasti hanya mencoba untuk menakuti dan mengingatkannya saja. Karena sejak dulu ayahnya tidak terlalu begitu peduli dengan dirinya, entah apa yang ayahnya pandang hingga dia tidak pernah melihat riki seutuhnya.
Riki mulai masuk kedalam mobil, seperti biasa. Tujuannya pasti menuju rumah jungwon untuk pergi bersama. Sesampainya disana, dia sudah melihat jungwon yang berdiri di halaman rumahnya untuk menunggu kedatangan riki. Bibir tipis yang awalnya datar langsung melengkung sempurna membuat matanya menjadi menyipit, dengan cepat riki langsung berjalan keluar untuk bertemu jungwon.
"Juwonn!! Gak lama nunggu iki kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSCHOOL
FanfictionTentang 2 geng yang kerjaannya selalu berantem buat nentuin siapa yang paling hebat. Yaitu geng Bruiser yang berisikan heeseung, jake dan jungwon dengan geng Omorfos yang berisikan jay, sunghoon dan riki. Sampe kedatengan sama Sunoo si anak baru ya...