Ep 31. The Explanation

877 148 81
                                    

'TINNN' Bunyi klakson menggema diseluruh mobil yang langsung menyita perhatian mereka, dengan cepat mata mereka membelak dengan panik.
"AWASS!!!"

Previous

.
.
.

Mobil mewah dan mahal itu dengan cepat menyalip kearah jalanan raya yang sedang macet dan penuh, sehingga mobil yang seharusnya maju jadi kaget dan kagok yang menyebabkan rem mendadak atau spontan mengerem mundur sehingga akhirnya menabrak mobil ayah sunoo dan sialnya mobil belakang yang tidak tau juga terus bergerak maju hingga terjadi tabrakan dua arah atau beruntun.

Mobil sunoo sudah tidak berbentuk lagi sekarang, ayahnya yang sempat pingsan langsung terbangun dan mendapati bahwa kakinya sudah tidak terasa dan sialnya badan dia terjebak dibagian pengemudi. Tapi semua itu tidak menjadi fokusnya, dia langsung melihat ke arah sebelahnya mendapati sang istri sudah pingsan dengan dahi yang sudah berdarah dengan lengan dan pahanya yang sudah luka karena tancapan kaca mobil yang pecah.

Anaknya yang dibelakangpun mengalami hal yang sama, jika bukan karena seatbelt yang menahan anaknya mungkin dia sudah mental kedepan. Anaknya sudah terkapar tak berdaya dengan darah dimana-mana, sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan. Hatinya ikut sakit, melihat istri dan anaknya yang sudah terluka-luka bahkan lebih menyakitkan dari semua luka yang dia alami.

Dengan cepat dia membangunkan sang istri, bahkan sudah membuka seatbelt istrinya itu.
"Bangun, kamu harus bangun sayang. Sunoo masih butuh kamu, ayok bangun." Mohonnya dengan suara yang sudah bergetar tak karuan bahkan matanya sudah memerah tapi dia tahan semuanya, dia harus cepat karena bau bensin dan asap mulai menguar.

Tidak lama sang istri ikut siuman, sungguh mengerikan. Hanya dalam beberapa detik semua berubah, suasana yang awalnya bahagia dengan suara tawa cempreng anaknya berubah menjadi kehancuran dan rasa sakit disekujur tubuh. Dirinya tidak fokus bahkan masih belum meresapi apa yang sudah terjadi, tapi suara sang suami membuatnya kembali. Dia dapat melihat wajah sang suami yang sudah kacau dengan darah dan luka dimana-mana, terutama bagian bawahnya..
"Sa-sayang kaki.. kakimu.., i-ini gimana.. kenapa?" Ddeonu! Ddeonu anakku"

Sang suami langsung mencengkram kuat bahu istrinya itu supaya tetap sadar,
"Tenang oke? Kamu pergi dari sini bawa ddeonu, aku bantu pindahin. Inget pergi sejauh-jauhnya dan jangan lihat kebelakang lagi..."

"Nggak! Aku nggak mau, kita.. kita keluarin dulu kakimu! Baru keluar dari sini bareng-bareng." Jawab sang istri yang sudah mengigit bibirnya untuk menahan tangisannya, dia sama sekali tidak ingin meninggalkan suami yang dia cintai ini. Bagaimana dia bisa hidup tanpa sang suami?

Seakan mengerti bahwa istrinya takut dan tidak rela. Dengan segenap hati dia menguatkan istrinya.
"Sayang, aku bersyukur banget memiliki kamu sebagai istriku. Aku sangat bahagia.. apalagi saat tau kamu hamil dan melahirkan anak yang menggemaskan seperti sunoo, ssmakin lengkaplah kebahagiaanku. Kalian berdua itu selayaknya matahari yang datang kedalam hidupku, dan tetap harus bersinar selamanya walau tanpa aku. Maaf.. maaf kalau belum bisa jadi suami dan ayah yang baik, maaf kalau selama ini aku terlalu sibuk dan lainnya. Tapi aku percaya kamu dan sunoo pasti bisa walau hanya berdua, kamu adalah wanita terhebat yang pernah aku temui. Jangan pernah menyerah ok? Bilangin ke sunoo kalau aku sayang banget sama dia, dan akan selalu bersama dia dan menjaga dia."

Setelah mengucapkan seluruh perasaan dalam hatinya yang selama ini tersimpan, langsung dengan cepat dia mengangkat dan membawa istrinya untuk pergi ke kursi belakang dimana anaknya sudah terkapar pingsan. Sedangkan sang istri sudah menangis tidak rela, dia menggeleng-geleng dengan keadaan bingung. Hanya saja dia terus memeluk sang anak yang keadaanya juga parah, dia bimbang.
"Kamu.. kamu juga harus ikut, a-aku gak bisa.."

SUNSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang