Ep 35. I Hate You

958 128 127
                                    

Apakah kita mampu bertahan dan terus maju kedepan? Atau akhirnya terdiam tanpa bisa menerimanya... kehilangan segalanya tanpa kita sadari.

Previous

.
.
.

Suasana yang semakin terasa sesak, bahkan bernafas saja sulit. Seakan mereka tidak bisa bernafas secara normal, semua hanya diam menunggu sang pelaku untuk menjelaskan dan memberitahukan semua kebenarannya. Semua kesalahpahaman yang sudah mereka percaya selama bertahun-tahun, akhirnya akan terluruskan saat ini juga.

Meira langsung menatap tajam ke arah sunghoon, seringai di bibirnya yang merah gelap itu nampak sangat menjijikan sekarang bagi sunghoon.
"Kenapa harus aku kasih tau? Gak ada untungnya buat aku."

Riki yang dari tadi hanya diam akhirnya ikut maju, tidak segan-segan dia langsung menjambak rambut meira dan mencengkram leher meira supaya mendongak keatas dan bertemu dengan mata tajam riki.
"Ceritain semuanya, atau saat ini juga lu gue bawa ke kota malam milik keluarga gue." Ancam riki tidak main-main.

kota malam yang dia maksud adalah kota atau dunia dari perdagangan pasar gelap(prostitusi, judi narkoba, senjata ilegal bahkan informasi negara) disanalah semua merasakan kebebasan untuk menuntaskan hasrat manusiawi. Karena tidak adanya peraturan, hanya ada satu hal yang perlu diketahui. Dia yang terkuat akan menjadi pemimpin sedangkan yang lemah akan diperbudak dan digunakan hingga dalam dirinya tidak bersisa apapun.

Dan keluarga riki sudah menjadi salah satu pemimpin yang tidak tergantikan dalam kota malam, karena memang silsilah keluarganya yang berasal dari yakuza terkenal. Itu sebabnya riki sudah terbiasa bahkan pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sadis dan kejamnya cara kerja kota malam.

Meira yang merasa kesakitan langsung mencoba untuk melepaskan cengkraman riki pada lehernya, sungguh ini sangat menyakitkan dan sesak.
"Le..lepasinn! Sa..sampai papi tau, ka..kamu gak akan dilepasin. Riki!" Bahkan untuk berbicara saja meira sudah kesulitan, sedangkan yang lainnya tidak ada niatan untuk membantu atau menghentikan perilaku riki.

Riki langsung tersenyum mengejek,
"Kalau bokap lu tau, terus kenapa? Sekalinya gue serius, bahkan keluarga lu itu bakal rata ditangan gue. Gak usah sok ngancem, pilihan lu cuman dua. Cerita atau tersiksa sampai mati?"

Meira bisa merasakan bahwa pasokan udara di paru-parunya sudah menipis, tetapi riki tetap mencekik lehernya tanpa ampun. Seakan dia sama sekali tidak peduli atau takut jika meira mati ditangannya saat ini juga.

Akhirnya dengan terpaksa meira langsung mengganguk cepat, menunjukan bahwa dia setuju untuk menceritakan segalanya kepada mereka. Sial, meira tidak menyangka mereka akan sesadis dan tanpa ampun pada dirinya. Apalagi riki, jangan pernah bermain-main dengan darah murni dari keluarga yakuza.

Akhirnya riki melepaskan cengkraman pada leher meira, yang membuat meira langsung merosot dan terduduk lemas ditanah kotor itu. Dia memegang lehernya yang sudah membiru sambil terbatuk-batuk, sungguh rasanya jika telat semenit mungkin meira sudah berada di dunia lain.

"Cepet cerita, gak usah banyak basa basi" pinta jake yang sudah berjongkok didepan meira, dan menatapnya dengan raut datar dan sama sekali tidak merasa kasihan atau sedih dengan kondisinya yang menyedihkan sekarang.

Meira masih memegang lehernya yang terasa perih dan panas, sebenarnya dia sama sekali tidak ingin menceritakan kebenarannya. Tapi karena sudah seperti ini, dan dia juga tidak mungkin bisa lepas atau kabur dari mereka berenam. Akhirnya dia mulai menceritakan segalanya, disinilah kita sekarang.

Kembali pada masa dimana mereka berenam masih bersatu dan saling menyayangi, walaupun terdapat perbedaan jarak umur. Tapi itu semua tidak menjadi alasan bagi mereka untuk bersahabat, apalagi keluarga mereka saling membantu dan sudah menjadi rekan bisnis selama bertahun-tahun.

SUNSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang