Ep 5. Balapan

1.7K 188 17
                                    

Setelah perbincangan itu, sunoo menjadi tidak fokus dalam pembelajarannya, bahkan sampai pulangpun dia masih memikirkannya.
'Apa kabur aja? Tapi kemana? Ntar bunda di apa-apain lagi sama mereka' batinnya kalut memikirkan apa yang akan mereka lakukan kepada dirinya ditempat tidak baik seperti itu.

"Aishh aku harus gimana nih??"

Previous

.
.
.

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore waktu dimana ibunya Sunoo pulang kerja dari apoteker. Sesampainya dirumah dia tidak melihat keberadaan anaknya itu.
"Ddeonu, kamu dimana nak?"

Sunoo yang mendengar ibunya sudah kembali, langsung turun dari kamarnya yang berada di lantai 2.
"Bundaaa udah pulang?" Tanya sunoo yang langsung memeluk bundanya.

Bunda sedikit heran saat melihat sunoo, karena anaknya itu berpakaian rapi dan tercium bau wangi lavender dicampur jeruk segar khas parfum sunoo.
"Kamu mau pergi?"

Sunoo mengangguk lalu tersenyum yang memperlihatkan eyesmile dan pipinya yang mengembang itu.
"Iya bun, diajakkin temen." Jawabnya sedikit bohong, dia tidak bisa bilang bahwa dia di ancam harus pergi karena kalau tidak pergi ke 6 orang itu akan datang kemari dan memaksanya pergi, bundanya pasti shock jika melihat itu.

Bunda ikut tersenyum dan mengelus rambut sunoo dengan sayang. Dia ikut senang jika sunoo memiliki teman baik sekarang. Karena semenjak ayahnya pergi meninggalkan mereka, sunoo jarang berteman dengan orang lain dan setiap harinya dia habiskan waktunya hanya untuk belajar.
"Yaudah boleh, tapi jangan pulang kemaleman yah. Bunda khawatir kalau kamu pulangnya malem-malem."

Sunoo langsung memberikan kedua jempolnya tanda setuju. Sekarang sudah menunjukkan jam 18.45 sore, dia langsung menaiki motor kesayangannya dan pergi ke lokasi yang sudah diberikan. Sampai di lokasinya, dia bisa melihat banyak mobil dan motor dari yang tipe untuk balapan, mewah, dan biasa serta banyaknya orang-orang disana dari sepantarannya bahkan dewasa.

Sunoo terus berjalan, mencari keberadaan ke enam orang itu. Dia merasa bodoh sekarang, karena dia tidak menanyakan spesifik dimana mereka akan berkumpul, sekarang dia hanya terus berjalan tanpa tau arah. Setelah berkeliling cukup lama dari tempat nongkrong sampai ke sekitarannya dia tidak menemukkan ke 6 orang itu, hanya 1 tempat terakhir yang belum dia cek yaitu area balapnya yang sekarang digerumulin oleh banyak orang yang sedang menyoraki balapan tersebut. Dengan berat hati Sunoo mulai melewati lautan manusia itu untuk melihat ke arah arena balapnya,
"Permisi bang, kak. Aku mau lewat" itu kalimat yang selalu sunoo ulangi hanya untuk mencapai ke tempat tujuannya, ada yang memandang dia dengan kesal bahkan iri. Terutama wanita-wanita disana dengan pakaian tipis dan ketatnya lalu ada juga yang memandang Sunoo dengan tatapan nakal. Melihat anak polos dan imut seperti Sunoo membuat mereka seakan-akan melihat permata dibalik tumpukkan sampah.

"Mau kemana sih dek? Mending ikut om aja" ajak seorang om-om disana yang dari tadi memang sudah mengikuti Sunoo, dia menunggu waktu yang tepat untuk membawa sunoo pergi bersamanya. Dengan kesadaran penuh akan sesuatu yang berbahaya menghampirinya, Sunoo langsung mempercepat jalannya karena dia takut sekarang. Tapi tentunya om-om tersebut juga ikut mempercepat jalannya. Saat om-om tersebut sudah akan menyentuh sunoo, tiba-tiba saja tangannya dijegal oleh seseorang.
"Udah tua mending banyak ibadah deh dari pada disini jadi pedo" sarkas jay dengan memasang muka jijik kepada om-om tersebut.

Om-om yang disebutkan seperti itu merasa sangat terhina sekarang, mukanya merah menahan malu dan amarah. Semua orang langsung melihat ke arah mereka dan berbisik.
"OMG itu bukannya Jay yang terkenal di arena balap ini?!"
"Jay yang sering banget menang sampe gak ada yang berani lawan dia kan??!"
"Jay dari geng Omorfos?"
"Kenapa tuh? Kok dia berantem sama lakik tua?"
"Eh siapa tuh sebelahnya Jay? Pacarnya?"
"Jay ganteng bangettt, pliss jadi pacarku dong!!"
"Kapan punya cowok kek jay?"
"Pliss kasih 1 cowok kek jay!!"
Dan masih banyak lainnya, mereka semua memandang jay dengan tatapan menggoda, berharap dan memuja. Ternyata jay salah satu idola di arena balap terkenal ini. Melihat keadaan yang semakin tidak menguntungkan baginya, om-om tersebut menjadi takut dan mencoba untuk kabur. Tapi tidak bisa karena tangannya dijegal erat oleh Jay, bahkan dia sudah merasakan sakit yang kentara pada tangannya tersebut dan bahkan sudah berubah warna menjadi ungu.
"Lepas! Jangan macem-macem yah sama saya. Anak kecil kek kamu gak ada bandingannya sama saya!" Ancam om-om tersebut mencoba untuk menakuti Jay.

SUNSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang