SUNSCHOOL

Ep 34. The Reveal

Mendengar perkataan heeseung, mereka semua langsung kaget. Jika mengantarkan sunoo, lalu bagaimana dengan meira yang berangkat kesekolah bersama mereka? Karena mobil pasti tidak akan muat, sedangkan diantara mereka pasti tidak ada yang ingin mengalah untuk pulang bersama sunoo.

Previous

.
.
.

Heechul langsung mengehela nafas, jika mereka sudah berkata seperti itu maka dilarangpun pasti tetap akan dilakukan. Yasudah biarlah mereka membolos, heechul sudah muak melihat wajah anak-anak menyebalkan ini di ruangan UKSnya.
"Yaudah sana, anterin sampai rumah."

Setelah mengatakan itu, mereka semua tersenyum lalu mengangguk. Menghampiri sunoo kembali yang sudah menatap mereka dengan tatapan bingung.
"Bisa jalan gak? Apa mau digendong?" Tanya jay yang sudah menunduk bersiap akan menggendong sunoo seperti sebelumnya.

Sunoo langsung meringsut kebelakang dengan cepat, dia merasa malu melihat badan jay yang sangat dekat dengan dirinya ditambah pertanyaannya itu. Digendong?? Sunoo kan sudah besar lagipula ini sekolah, banyak anak murid yang akan melihat mereka nantinya.
"Eng-enggak usah, aku bisa jalan sendiri"

Jay sedikit merasa kecewa tapi tetap menurut dan membantu sunoo untuk berdiri sekarang, setelah berdiri. Sunoo mulai celungak-celinguk melihat kesana sini seperti mencari seseorang. Seakan mengerti, heeseung langsung menjawab
"Nyariin jisung? Dia udah balik. Lu pulang bareng kita." Tanpa tunggu lama, heeseung langsung menarik tangan sunoo untuk mengikutinya menuju parkiran.

Disinilah mereka sekarang, berada di parkiran dan sudah berada didepan mobil besar mereka. Tepat saat heeseung sudah akan membuka pintu mobil, jake menahan tangan heeseung.
"Tapi hee kalau sunoo balik bareng kita, meira gimana?" Tanya jake bingung, tapi dia masih mengenggam tangan sunoo seakan memberitahukan bahwa dia ingin tetap bersama sunoo.

Semua langsung menatap ke arah heeseung, menunggu jawaban dari sang tertua.
"Meira udah besar, dia bisa balik sendiri. Lagian biasanya juga sama supirnya kan." jawabnya dengan cepat dan tidak ada perasaan bersalah sama sekali, seakan meira itu bukanlah hal yang penting.

Semua langsung mengangguk setuju, lagipula rasanya aneh dan asing karena meira tiba-tiba berada disatu sekolah dengan mereka setelah sekian lama. Ditambah sifatnya terasa semakin manja, pemaksa dan aneh.

Karena tepat saat kejadian kemarin, mereka terpaksa membawa meira untuk pergi kerumah sakit bersama-sama karena dirinya terus merengek, tetapi sesampainya dirumah sakit dan saat dicek oleh sang dokter. Ternyata meira tidak kenapa-napa malahan terkesan sehat saja, membuat sang dokter juga ikut bingung kenapa dia bisa merasakan sakit disaat tubuhnya sangat sehat?

Mereka awalnya tidak terlalu mempermasalahkannya, apalagi melihat wajah meira yang terlihat panik dan gugup seperti orang yang ketahuan bohong. Setelah selesai dari rumah sakit, mereka meminta meira untuk kembali sendiri karena mereka ingin pergi melihat apakah sunoo sudah sampai dirumahnya atau belum.

Tapi setelah mendengar itu, meira kembali gelagapan dan memaksa mereka untuk mengantarkannya pulang bahkan sampai memohon-mohon terkesan memaksa lagi. Tidak ingin permasalahannya semakin panjang, akhirnya mereka kembali mengalah dan memupuskan keinginan mereka untuk melihat keadaan sunoo.

Tapi kali ini tidak akan lagi, sudah cukup meninggalkan sunoo sendirian. Apalagi melihat kondisinya yang tiba-tiba sakit dan pingsan, sungguh itu membuat mereka merasa sangat bersalah karena meninggalkannya dan tidak mengutamakannya. Padahal dalam hati mereka semua, sunoo adalah cahaya dan kebahagiaan yang harus mereka lindungi.

"Udah ayok masuk" Riki membukakan pintu untuk sunoo dan membiarkannya untuk masuk terlebih dahulu. Setelah sunoo duduk di kursi dengan nyaman, riki akan langsung memasuki mobil sebelum ada suara perempuan yang berteriak kearah mereka.
"Kalian mau kemana?!!"