Ep 37. Betrayal

896 107 66
                                    

Jantung sunghoon mulai berdebar, belum sempat berbicara apa-apa. Sunghoon kembali dibuat terkejut, bahkan matanya mulai melotot melihat ayahnya sudah memegang satu kotak sepatu yang sangat dikenalnya.
"Ini apa sunghoon?"

Previous

.
.
.

Sunghoon hanya bisa diam membisu, dia terlalu panik dan kaget secara bersamaan. Bagaimana ayahnya bisa tau? Kenapa bisa ketahuan? Sejak kapan ayahnya mengetahui hal ini? Siapa yang memberitahu ayahnya? Semua pertanyaan itu mulai bermunculan dalam otak sunghoon, tapi dia tidak tau akan semua jawabannya.

"SUNGHOON!" Teriakan ayahnya membuat sunghoon kembali sadar dan menatap langsung ke mata tajam ayahnya itu, tanpa sadar keringat dingin mulai bermunculan dipelipis sunghoon. Dia sungguh ketakutan sekarang, karena pada dasarnya ayahnya adalah lelaki yang penuh akan emosi,tegas dan mengerikan. Apalagi ayahnya paling tidak suka dengan orang berbohong dan pembangkang seperti yang dilakukan oleh sunghoon sekarang, apa yang akan ayahnya lakukan?...

"Pinter yah kamu les diem-diem gini, siapa yang suruh kamu buat jadi anak nakal dan tidak penurut hah? Jake?"

Pertanyaan ayahnya membuat sunghoon langsung menggeleng keras tapi juga sadar akan sesuatu, selama ini rahasia yang diam simpan secara rapat-rapat itu hanya dia bocorkan kepada jake. Apakah mungkin jake mengkhianatinya dan membeberkan segalanya kepada ayahnya ini?

"JAWAB SUNGHOON, ATAU KAMU MAU TEMPAT LES KAMU ITU DIBIKIN HILANG AJA?!" Teriakan ayahnya semakin besar dan menggelegar, sudah kepalang emosi. Ayah sunghoon langsung membuka kotak sepatu itu dan mengambil kedua sepatunya dari tempatnya.

"Papa mau ngapain? Jangan! Itu hadiah khusus buat hoonie! Iya hoonie bakal keluar dari tempat lesnya, maafin hooniee. Papa!!" Jawab sunghoon cepat dan kacau karena ayahnya sudah akan membuang sepatunya itu ketempat perapian dirumahnya.

Tapi itu semua tidak menghentikan tindakan ayahnya karena dia sudah akan melempar sepatu tersebut, tidak ada jalan lain maka sunghoon langsung memohon kepada ibunya supaya membantunya untuk menghentikan kelakuan ayahnya.
"Mama pliss bilangin ke papa jangan! hoonie janji gak bakal nakal lagi. Pliss mama, hoonie bakal nurutin semua keinginan papa dan mama." Mohonnya dengan putus asa bahkan dia sudah menarik-narik baju yang dipakai ibunya, tangisannya sudah tak bisa dibendung lagi.

Ibunya hanya diam, lalu menggeleng. Sama sekali tidak menampakan wajah sedih dan kasihan kepada anaknya itu. Wajah cantiknya itu nampak dingin tak tersentuh, tapi dia tetap berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang putra. Matanya menatap lurus ke arah mata sunghoon yang sudah merah dan basah.
"Sunghoon, ini akibatnya kalau kamu jadi anak yang tidak patuh. Mama udah bilang kan, jangan melakukan hal yang tidak berguna seperti itu. Jalanmu itu sudah ditentukan oleh kami, kamu tinggal nurut dan melakukannya aja. Mama cuman mau yang terbaik buat kamu, bahkan seluruh dunia aja mama rela kasih ke kamu asal kamu nurut dan ngikutin semua yang disuruh."

Sunghoon hanya bisa diam terisak sekarang, mereka semua tidak ada yang mau mendengarkan dirinya. Apakah dia hanyalah boneka? Atau manusia tanpa jiwa? Mengapa mereka selalu memaksakan semua kehendak dalam dirinya, apakah salah jika sunghoon memiliki impian dan keinginannya sendiri?

Bunyi hangus dan terbakar yang berada di perapian langsung mencuri perhatian sunghoon, matanya melihat bagaimana sepatu ice skating yang sangat dia jaga penuh dengan rasa sayang dan hati-hati itu mulai berubah menjadi abu tak bersisa. Sunghoon menatap nanar bagaimana mimpi dan harapannya ikut hilang dan terbakar bersamaan dengan sepatunya yang sudah tidak ada lagi.

Ayahnya menghampiri sunghoon, dia sama sekali tidak menunduk hanya untuk melihat bagaimana keadaan anaknya itu.
"Sunghoon." Hanya satu panggilan tapi dapat membuat sunghoon langsung menatap ayahnya yang terlihat sangat tinggi dan tak tertembus.

SUNSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang