Ep 38. Duo Bokem

782 99 87
                                    

"A-akhh!! Jangan!! Iya, iya aku ceritain" teriak meira kesakitan karena riki sudah memelintir salah satu jarinya hingga tidak pada tempat seharusnya.

Previous

.
.
.

Kali ini kita akan memasuki dunia dari kedua Bokem dan jahil yang paling kita sayangi, dibalik tawa, kejahilan dan perilaku mereka yang selalu membuat kita geleng-geleng kepala. Ternyata terbesit rasa penyesalan dan kesedihan yang selama ini mereka pendam di lorong terdalam di hati mereka.

Jungwon dan riki adalah anak kecil yang paling tau dan merasakan lebih dulu betapa kerasnya dunia disaat mereka baru lahir, hanya karena mereka terlahir dalam keluarga konglomerat dengan segudang ambisi dan persaingan akan kekuasaan harta maupun sosial diduniawi. Di umurnya yang masih kecil itu, jungwon dan riki harus bersaing bahkan sederajat dengan heeseung, jay,jake, sunghoon dan lainnya.

Padahal perbedaan umur mereka terpaut lumayan jauh, tapi itu semua tidak menjadi alasan bagi orang tua mereka untuk mendidik mereka secara keras. Disaat yang lainnya mungkin masih bisa merasakan kebahagiaan maupun kesenangan semata selayaknya anak kecil, kedua anak itu sudah didorong untuk bersaing dengan anak lainnya yang lebih tua dari mereka.

Jungwon sudah dipaksa harus bisa lancar membaca dan menulis disaat umurnya masih 3 tahun, bahkan setelah dia bisapun. Orang tuanya tidak merasa bangga, mereka malah langsung membelikan buku serta mengirimkan orang-orang profesional untuk mengajarinya. Selain dibidang akademik, jungwon juga harus bisa di berbagai bidang fisik lainnya. Diantara lain adalah renang, jiujitsu, boxing dan lainnya, tapi mungkin yang paling dia suka adalah taekwondo.

Jungwon dibentuk untuk menjadi manusia sempurna yang akan membawa kejayaan dan kemakmuran bagi perusahaan besar ayahnya kelak. Tentunya sama dengan riki, dia juga mengalami semua yang dirasakan oleh jungwon. Tapi mungkin dia sedikit lebih parah dan kejam, karena darah yakuza mengalir pada nadinya. Disaat umurnya baru 6 tahun, dia sudah diajak oleh ayahnya menuju kota malam dan dunia mafia yang seharusnya anak sekecil dia tidak tau.

Didepan matanya sendiri, dia melihat bagaimana senjata, organ dalam, obat dan barang terlarang itu diperjualbelikan secara ilegal dalam jumlah yang besar. Bahkan kematian, darah yang berceceran, tangisan memohon dan wajah pucat yang tenggelam dalam keputusasaan, itu semua sudah riki lihat dengan tangan yang bahkan belum bisa memegang tangan ayahnya secara penuh.

Kedua anak yang harus bisa menjaga kewarasan dan hati mereka untuk tidak hilang dalam perjalanan mereka yang berat, mungkin karena ada sesosok teman serta ke-empat abang lainnya jadi jungwon dan riki masih bisa bertahan selama ini. Jungwon dan riki, duo bokem yang selalu bertemu untuk belajar bersama.

21 Desember 2020

Seperti sekarang, riki sudah menunggu didalam ruang tamu rumah besar jungwon. Mereka berjanji akan pergi ke tempat les prasejarah bisnis bersama-sama, ini semua karena riki yang merengek ingin pergi bersama temannya, juwon.

"Juwonn! Masih lama? Kamu ngapain sih?! Dasar siput!!" Renggut riki kesal, tapi masih fokus memakan snack dan menonton film animasi di tv.

Jungwon yang baru saja turun, langsung mendengus. Langkah kakinya dia bawa menuju anak kecil berkebangsaan jepang itu, lalu dengan cepat memukul kepalanya hingga riki sedikit terpental. Mungkin ini juga yang menjadi alasan kenapa riki sedikit pelupa disaat dewasanya.
"Aduh sakit! Kok mainnya mukul gitu?!"

"Bodo amat, ayok cepetan. Kita udah mau telat ini." Jungwon langsung menarik tangan riki untuk mengikutinya, dan setelahnya mereka masuk kedalam mobil.

Suasana mobil nampak hening, hanya ada supir yang fokus mengendarai mobil beserta kedua anak kecil yang sedang dalam dunianya sendiri. Hingga riki menepuk pundak jungwon dengan cepat dan semangat.
"Juwon! Mau tau sesuatu gak?"

SUNSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang