Ep 30. Truth

872 134 25
                                    

Dia langsung berlari masuk dan membuka pintu depan dengan kuncinya, jisung juga tidak tinggal lama dia ikut masuk khawatir akan sunoo yang terlihat shock.
"Bunda!!"

Previous

.
.
.

Sontak bunda langsung keluar dan melihat wajah anaknya yang sudah pucat dengan keringat dingin melapisi dahinya itu, tidak ada senyuman yang biasanya selalu anaknya berikan kepada dirinya. Terlalu khawatir dia langsung memeluk anaknya dan melihat ternyata dibelakang sudah ada seorang lelaki dengan wajah yang masih dia ingat sampai sekarang.

Matanya langsung melotot dan sedikit bergetar, seluruh mulutnya terasa kelu. Apakah anaknya ini sudah mengetahui akan kebenaran yang selalu dia coba untuk sembunyikan.
"Ka-kamu jisung?"

Belum sempat jisung menjawab, sunoo sudah lebih dulu menatap kearah bundanya dengan wajah kecewa dan asing.
"Bunda kenal sama jisung? Tapi kenapa bunda gak pernah cerita sama aku? Aku kenapa bunda? Kenapa ingatanku gak lengkap? Apa yang bunda sembunyikan?" Runtutan pertanyaan yang sudah bermunculan langsung ditanyakan oleh sunoo dengan tidak sabar, tidak peduli jika dia terkesan seperti memaksa.

Bukannya menjawab bundanya malah menangis, lalu memeluk erat sunoo.
"Maaf, maafin bunda ya nak, maafin bunda gak jujur ke kamu" hanya itu kata-kata yang sunoo dengan dari mulut ibunya. Tapi sebenarnya kenapa? Sunoo masih tidak mengerti.
"Maksud bunda apa? Jelasin semuanya, aku mohon."

Akhirnya disinilah mereka, sunoo duduk disofa berhadapan dengan ibunya yang terkesan ragu atau trauma untuk membahasnya. Wajah ibunya ikut memutih setiap dia ingin membuka suara pasti langsung terhenti seperti belum siap untuk menceritakan kebenarannya.

Jisung sendiri baru balik dari dapur dengan membawakan segelas teh hangat untuk keduanya, tidak perlu ditanya kenapa jisung yang malah menyajikan padahal dia tamu asingnya.
"Ini diminum dulu" ujarnya lalu meletakan teh hangat dimeja dan duduk disebelah sunoo.

Masih tidak mendengar jawaban dari sang bunda, sunoo menggengam tangan dingin itu. Sebenarnya apa yang sudah terjadi hingga bundanya terlihat sekacau ini? Tidak ingin membuat bundanya semakin tertekan, sunoo mulai mengelus tangan itu dan mencoba untuk memberikan senyuman terbaiknya.
"Ceritain aja bunda, ddeonu bakal nerima semuanya"

Seakan mendengar kalimat sihir, bunda mulai memberanikan dirinya. Ditarik dan dihembuskan nafasnya sebentar lalu mulai menatap sunoo.
"Ayah... ayah sebenarnya gak kecelakaan sendirian sunoo, ayah kecelakaan bareng kita."

Bagaikan guntur yang langsung menyambar tepat kearahnya, mata sunoo mulai bergetar bahkan badannya terasa lemas. Apa? Ini tidak sesuai dengan apa yang dia tau selama ini.. yang sunoo ingat hanyalah saat dia terbangun, dan melihat bahwa ibunya sudah menangis berkata bahwa sang ayah mengalami kecelakaan beruntun disaat sunoo dan ibunya sedang berada dirumah. Tapi ternyata semua itu hanyalah dusta, selama ini sunoo menjalani hidup tanpa tau akan kebenaran yang sungguh sangat menyakitkan.

Air mata mulai menumpuk dibawah matanya, lidahnya terasa kaku bahkan untuk berbicara satu kata.
"Ke-kenapa..?"

Bundanya kembali menangis, inilah yang dia takutkan. Anak semata wayangnya ini mungkin tidak akan kuat, dia takut anaknya yang seperti matahari dan ceria itu akan berubah menjadi murung dan redup saat mengetahui kebenarannya. Dia rela menutupi segalanya hanya supaya sunoo tetap menjadi dirinya, rela menelan semua pahitnya sendiri...tapi apa gunanya? Semua kebenaran pada akhirnya akan terungkap, apa yang akan anaknya itu rasakan saat tau bahwa semua ingatan dan kepercayaannya semata hanyalah dusta yang dituangkan oleh orang yang paling dia percaya.

5 juli 2019

Sunoo kecil sedang merengek kepada kedua orang tuanya itu karena dia mendengar dari temannya saat disekolah bahwa fun world akan mengadakan parade winnie the pooh, siapa sih yang tidak tau winnie the pooh? Semua orang tau! Bahkan semua teman sekolahnya tau, mereka terus berbicara bahwa akan pergi menonton bersama ayah dan ibu mereka. Itu yang membuat sunoo kecil mulai mulai meminta dan memohon kepada kedua orang tuanya ini. Lihat saja kelakuannya sekarang, dia sudah memeluk kaki ayahnya yang baru saja menaruh piring kotor bekas makan.
"Ayahh ayokk!!! Cunoo mau lihat wini de poh juga cama kayak temen-temen cunoo!!"

SUNSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang