Ep 41. Confession

602 112 121
                                    

Ditambah riki sudah menatapnya sambil tersenyum, jemari riki merapikan poni sunoo yang sedikit berantakan lalu mengelus pipi tembam itu dengan lembut.
"Sunoo sayang, udah bangun?"

Previous

.
.
.

Sunoo langsung terperanjat kaget, bahkan dia sudah hampir terjatuh karena spontan mundur dari badan riki. Tapi untungnya sebelum jatuh, riki lebih dulu menahannya.

"Ke-kenapa aku bisa duduk disini?!" Tanya sunoo yang sudah gugup dan malu secara bersamaan, sebenarnya apa yang sudah terjadi selama dia tidur? Rasanya dia hanya tidur sebentar sambil menunggu mereka selesai. Tapi kenapa tiba-tiba dirinya sudah duduk di pangkuan riki?... dia tidak ngiler kan selama tidur?

"Kenapa yah? Tiba-tiba aja udah pindah kepangkuanku nih." Jawab riki ngasal dengan senyuman jahil, dia sudah akan menggoda sunoo lagi sebelum kepalanya ditapok oleh penumpang kursi belakang.

"Jangan bercanda, udah cepet turunin sunoo! Dia udah bangun kan!" Kesal sunghoon penuh akan rasa cemburu, mungkin julukannya akan berubah dari pangeran es jadi pangeran api yang sekarang sedang terbakar akan api cemburu.

"Tau lu jamet! Mau enaknya doang! Sini sunoo duduk disini aja" kali ini jake yang berkata, bahkan dia mulai memegang tangan sunoo dan menuntunnya untuk duduk dibelakang.

Tapi belum juga aksinya terlaksanakan dengan sempurna, karena jungwon yang berasa di kursi sebelah riki ikut menarik tangan sunoo. Tidak membiarkan jake memonopoli sunoo dibelakang, dia juga ingin memangku sunoo seperti yang dilakukan oleh riki.

"Aduh lu berdua sama aja! Sekali-sekali ngalah dong sama yang lebih tua!" Sentak jake kesal kepada dua bokem tersebut.

"Nggak ada yah! Enak aja, kalau masalah gini mau lu dewa, kakek-kakek, orang terkaya, pak Jokowi atau apapun juga gue gak bakal ngalah!"

Mereka terus berebutan, sehingga badan sunoo bergerak kesana kemari. Itu semua membuat sunoo kembali merasakan mual dan pusing yang padahal sebelumnya sudah mereda, dia rasanya akan muntah saat itu juga jika sunghoon yang berada disebelah jake tidak menahan tubuhnya.

"Udah deh jangan rebutan kayak gitu, kasian sunoo. Dia lagi sakit, bukannya sembuh malah makin parah nanti." Jawaban sunghoon menyadarkan mereka bertiga, sedangkan heeseung dan jay hanya menggeleng-geleng. Tumben lelaki beralis ulat bulu itu mengatakan hal yang bijak, padahal biasanya dia yang paling absurd.

Tapi memang yang namanya sunghoon bin ajaib akan selalu sama kelakuannya, karena ternyata setelah dia mengatakan itu. Dia mulai menarik tubuh sunoo supaya duduk dipangkuannya.

"Dih anjing! Lu ngomong gitu, tapi lu juga pengen!" Jake sudah cemberut dan merenggut tidak senang, walau begitu dia tetap memegang tangan dingin sunoo.

Akhirnya setelah beberapa saat, mereka sudah sampai didepan rumah sunoo. Dengan cepat jay langsung keluar, tanpa diminta dan disuruh dia langsung menuntun sunoo yang sakit untuk turun. Dia membawa sunoo dengan sangat hati-hati, seakan sunoo adalah berlian rapuh yang hanya karena sedikit sentuhan saja akan rusak.

"Kamu udah baikan?" Tanya jay berbasa-basi sekaligus mengecek keadaan sunoo.

Sunoo hanya mengangguk, dia fokus dalam jalannya untuk tiduran kembali di kamarnya. Karena jujur saja tubuhnya terasa sangat tidak bertenaga sekarang, sesampainnya di kasur dia langsung rebahan. Tidak peduli akan seragam bahkan sepatunya masih terapik sempurna ditubuhnya, dan kali ini. Heeseung dengan telaten dan penuh kasih membukakan sepatu sunoo bahkan dia menyelimuti sunoo.

Jujur saja, sunoo merasa perasaannya sangat menghangat dan bahagia. Tidak pernah dia rasakan perasaan dicintai dan diperlakukan sespecial ini oleh orang, hingga rasanya sunoo tidak mampu jika dia harus kehilangan semua ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUNSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang