Ep 29. Little Boy

1K 162 55
                                    

"A-aduh ca-cakit bangget!" Adu anak tersebut yang sudah memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

Previous

.
.
.

Jisung langsung melihat kearah anak yang lebih pendek darinya itu, pipinya yang tembam dan memerah dengan rengekan kecil membuat jisung jadi gemas sendiri.
"Sorry aku gak sengaja, kamu gapapa?"

Anak tersebut langsung melihat ke arah jisung dan mengangguk semangat lalu tersenyum, setelahnya dia memberi jempol kepada jisung.
"Cunoo ndapapa, cunoo anak kuat! Cepalanya cakit dikit tapi baik-baik caja, nama kamu ciapaa?"

Jisung sedikit mengernyit, apakah anak ini cadel? Untung jisung masih bisa mengerti ucapannya.
"Jisung"

Anak tersebut mengangguk lalu mulai menyerahkan tangannya untung bersalaman dengan jisung, tidak lupa senyumannya yang manis membuat matanya ikut hilang.
"Aloo icungg, nama acu cunoo umul cepuluh taun."

Jisung ingin tertawa sekarang, anak ini hanya beda dua tahun darinya tapi kenapa sifat dan wajahnya masih seperti balita umur 5 tahun. Lihat saja bahkan dia masih belum bisa berbicara dengan lancar, dan rupanya dia cadel S juga? Tepat saat akan jisung membenarkan panggilan dari anak bernama cunoo itu, dia sudah terlebih dahulu mengambil tangannya untuk bergandengan bersama.
"Icungg pasti sama kayak cunoo yah, cama-cama ilang. Cunoo juga nddak tau bunda cama ayah ada dimana, tapi kata bunda kalau ilang halus cepet-cepet cali olang bial dibantu"

"Icung jangan takut yaa ada cunoo! Ini bukan peltama kalinya cunoo ilang, jadi cunoo nddak takut lagi. Icung ikut aja cama cunoo, biar cunoo bantuin cali olang tua icung." Ujarnya lagi, sungguh anak pendek disebelahnya ini sangat cerewet, tidak membiarkan jisung menjawab dia hanya asik berbicara sendiri.

Tapi entalah, jisung tidak merasa kesal atau keberatan. Dia malah membiarkan anak bernama cunoo itu membawanya pergi ntah kemana, jisung bahkan tidak memberitahukan bahwa orang yang pergi bersamanya ada dibelakang mereka sedikit agak jauh karena dia menyuruh om siwon untuk jaga jarak.

"Cunoo kecini kalena mau liat wini de poh, kalau icung ngapain? Ihhh ituuu, ada penjual ec klim!! Cunoo mauu, ayok icungg!!" Teriaknya semangat bahkan sudah berlari membuat jisung sendiri harus ikut berlari karena genggaman tangan diantara mereka.

"Icung mau lasa apaa? Kalau cunoo mau lasa itu yang walna ijo ada item-itemna!!"

Mendengar itu jisung sedikit bingung, rasa hijau ada hitam-hitamnya? Tapi untung saja buntelan kecil itu mulai menunjuk-nunjuk rasa yang dia maksudkan, akhirnya jisung mulai memesan. Dua es krim mintchoco segera sang penjual langsung membuatkannya dan memberikan kepada jisung.

"Nih es krimnya, hati-hati pegangnya" ujar jisung melihat bahwa sunoo masih perlu memegangnya menggunakan kedua tangan kecilnya itu.

"Makaci icungg!! Makaci paman pembuat ec klim, cunoo cuka lasana enakk" teriak anak tersebut semangat bahkan mulai melompat-lompat mengekspresikan bahagianya.

"Iya,iya udah ayok duduk dulu. Nanti es krim kamu ja-" belum juga jisung selesai mengingatkan es krim anak tersebut sudah keburu jatuh dan tergeletak naas dijalanan, hanya menyisakan conenya saja.

Seketika anak tersebut langsung diam dan melihat ke arah jisung cemberut belum lagi matanya yang sudah berkaca-kaca akan menangis. Mau tidak mau jisung harus mengalah dan memberikan eskimnya lalu membawa anak tersebut untuk duduk dibangku istirahat tidak jauh dari sana, jisung hanya melihat anak tersebut makan dengan lahap.
"Icung mauu? Cini cunoo bagii"

Jisung hanya menggeleng lalu mulai mengelap mulut kecil yang sudah belepotan karena makan eskim tersebut, sungguh anak yang merepotkan dan ceroboh pikir jisung. Hanya saja dia tetap telaten membersihkan mulut tersebut, anak itu juga tidak terlihat terganggu akan sikap jisung.

SUNSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang