part 34

534 96 37
                                    

Kini mereka mulai turun gunung, Fabiola kali itu berjalan lumayan jauh dari kevin dan Khalifah, karena ia menemani Eunike yang sedang mengambil bunga di sana.

"Gila Yun, lo kalo ambil sembarangan bisa di ikutin tuh sampe rumah" ucap Fabiola.

Mendengar itu, Eunike langsung membuang bunga dari tangannya.

Di sisi lain, Khalifah dan kevin sedang membicarakan sesuatu.

"Khal, lo abis pulang dari sini mau lanjut nyari yang nyekap Fabiola waktu itu?" Bisik kevin.

"Lo jangan ngomong disini dah, nanti aja" Sahut Khalifah sambil menyenggol kevin.

"Eh, lo mau gue jatoh!" Kevin balik menyenggol khalifah.

"Ini kalau gua yang jatoh, jajan lo di kampus gaada yang bayar ya vin" ancam khalifah.

"Iya sorry donatur ku" kevin menyatukan kedua tangannya.

"Kalian ngomongin apa?" Teriak fabiola.

"Ngomongin lu ni fab si khalifah" Kevin menepuk pundak khalifah.

"Fitnah banget loo" khalifah kini diam menunggu fabiola yang terlihat berjalan ke arahnya.

"Ngomongin apa tadi?" Tanya Fabiola.

"Dia bilang, lo itu kayak anak kecil fab, bahkan kemaren pas lo kerasukan katanya sih lo emang aslinya manja, cuma kalo di kampus lo sok cuek"

"FITNAH ITU FITNAH!" Khalifah menginjak kaki kevin.

"Lo bilang gitu khal?" Tanya Fabiola.

"Engga fab, lo percaya omongan si kevin?"

"Setengah setengah sih" jawab Fabiola.

"Menurut gua yaa, lo kalo suka fabiola bilang aja" sambung Kevin.

" Nih kaki gue, bisa nendang lo masuk jurang vin, mau?" Tanya Khalifah.

"Sorry sorry ih" kevin kini mengalihkan pandangannya ke depan.

"Lo tadi ngomong apa ?" Tanya fabiola yang masih penasaran.

"Enggak astaga, gua ga ngomongin lo ya fab, si Kevin nya aja itu yang asal ngomong" ucap Khalifah.

"Oh"

"Lo ga capek kan? Gua takut lo pingsan jujur!" Ucap Khalifah melihat wajah fabiola yang pucat.

"Engga, tenang gua kuat ko khal"

Mereka berjalan turun ke bawah, Fabiola tak pernah jauh jauh dari Eunike dan Khalifah, di tambah Eunike selalu mereview pemandangan sekitar.

"Gila itu pohon gede amat,, udah berapa taun ya?" Ucap Eunike sambil menunjuk salah satu pohon yang lumayan besar.

"Awas jangan nunjuk nunjuk, di liatin loh nanti" Fabiola mencoba menakut nakuti teman perempuannya itu.

"Ih fab, jangan gitu napa" kini Eunike melangkah lebih cepat meninggalkan Fabiola di belakang.

"Lo kalo cepet cepet gitu awas jatoh woi" teriak Fabiola yang di tinggal oleh Eunike.

"Biarin aja biarin, mau nyamperin si kevin paling tu bocah" Sahut Khalifah.

Hampir menghabiskan lima jam, akhirnya mereka sampai juga di bawah, semua beristirahat sambil meneguk air.

"Akhirnya sampe bawah, pengen cepet-cepet sampe rumah gue, mau langsung rebahan" Kata Eunike sambil merentangkan kedua tangannya.

"Awas nanti ada yang ikut" lagi lagi Fabiola membuat Eunike ketakutan.

"Ah gaseru lah fab" Eunike kini malah berjongkok di bawah.

"Becandaa yun" Kini fabiola ikut berjongkok bersama temannya itu.

Dari jarak lima meter, terlihat seorang pedagang yang sedang menawarkan dagangannya, Fabiola yang melihat itu pun langsung merasa tertarik.

"Khal khal" Fabiola menghampiri Khalifah yang sedang bermain ponsel, sambil menarik narik lengan baju Khalifah.

"Apa?" Pria itu tak fokus pada Fabiola, karena sedang memainkan ponselnya.

"Itu" menunjuk pedagang yang kini melihat ke arahnya.

"Kenapa?"

"Mau beli itu, beli ya!" Ujar Fabiola yang kini kembali menarik lengan baju khalifah.

"Pak beli" Khalifah langsung memanggil pedagang itu.

Melihatnya, pedagang itupun langsung menghampiri Fabiola, sambil menawarkan beberapa dagangannya, mulai dari aksesoris, makanan, bahkan sebuah Gantungan kunci dengan ukiran gunung sindoro.

"Mau itu ya pak " fabiola menunjuk salah satu Gantungan kunci yang berwarna hijau dan kuning, ia memilih empat gantungan kunci itu. Tentu saja untuk Ia, Khalifah, Eunike, dan kevin.

"Udah pak" ucap fabiola.

"Yang bayar dia" kini gadis itu menunjuk khalifah dan meninggalkan khalifah.

"Dasar bocil" Khalifah langsung memberikan uang selembaran kepada pedagang itu.

"Maaf nih, gaada uang yang kecil dek?" Tanya Pedagang pada Khalifah.

"Gapapa pak ambil aja sisanya" jawab khalifah.

"Oh makasih yaa, semoga hubungan kalian langgeng" sambung pedagang itu.

Perkataan pedagang tadi membuat Khalifah mematikan ponselnya, dan menatap fabiola yang kini sedang asik menunjuk gantungan kunci itu pada Eunike.

"Gimana mau langgeng, Jadian aja belum" ujar Khalifah.

"Kenapa bro? Bengong aja? Kesurupan juga lo?" Sahut kevin dari belakang.

"Engga, gua tadi kepikiran sesuatu aja" jawab Khalifah.

"Oh iyah, lo kemarin malem, jadi utarain semua perasaan lo ke dia?" Kevin kini duduk di samping Khalifah dengan wajah penasaran.

"Engga, setiap gue bilang tentang perasaan, dia selalu nganggap gue becanda".

"Ya emang aga susah ya, kalau awalnya sahabatan terus nyatain perasaan, pasti aneh" sambung kevin.

"Iyaa, bingung gue juga gimana caranya"

Tiba tiba saja percakapan itu berhenti, ketika Fabiola menghampiri mereka berdua.

"Nih vin buat lo" Fabiola memberikan Gantungan kunci pada Kevin.

"Widihh, bolehh" Kevin menerima Gantungan itu dan melihat detail bentuknya.

"Buat lo ini" Fabiola juga memberikan kepada Khalifah.

"Udah?" Tanya Khalifah.

"Udah apanya?" Fabiola terlihat bingung.

"Udah jajannya? Atau masih mau beli sesuatu?" Khalifah kini memberikan dompetnya pada Fabiola.

"Apanih?"

"Lu pegang dulu deh, gua mau main hp dulu, pake aja kalo lo mau beli sesuatu ya" sambung Khalifah.

"Baik banget temenku ini" kini Fabiola kembali menghampiri Eunike untuk mengajaknya keliling sekitar sebelum pulang, ia berniat mengajak Eunike untuk membeli sesuatu, lagi pula sekarang ia memegang dompet Khalifah.

"Yun ayok beli sesuatu, nanti gue yang bayar" ajak Fabiola.

Eunike hanya mengikuti temannya itu
"Mau kemana?"

"Ayok ke sana!" Fabiola langsung menarik tangan Eunike, dan berjalan ke salah satu tempat yang menjual sesuatu.

_________________________________________

Oke Terimakasiii

Love buat para Readers 🤍

Salam hangat (⁠θ⁠‿⁠θ⁠)

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang