Masa Kecil 1 (Revised)

8 1 0
                                    

"Sayang, siapa anak itu?" Urat leher wanita itu menegang, tercekat. Tangannya mencengkeram erat pegangan besi tangga. Namun raut wajahnya mulai rileks. "Jangan bilang ... kamu belum menghapus kebiasaan burukmu yang hobi memungut kucing liar sembarangan."

Seolah ia tahu tabiat suaminya.

"Bahasa apa yang sedang kamu perdengarkan di depan anak-anak?!" tegur sang suami marah, Tuan Hashe menatap wanita itu tajam.

Madam Floyen terpengarah, tetapi detik berikutnya menggeleng heran. "Kamu sadar baru saja membentakku di hadapan Nia, kan?" ucapnya dingin.

Tuan Hashe mendongak, gadis kecil muncul dari balik rok gaun yang ibunya kenakan. Dialah Geornia yang dikenal sebagai antagonis cerita ini. Geornia berdiri di samping sang ibu sambil melirik anak yang bersembunyi di belakang kaki Tuan Hashe.

"Ayah, dia siapa?"

"Kamu penasaran? Ayo turun, kemarilah dan sambut adik barumu. Namanya Zoey." Tuan Hashe mendorong lembut pundak Zoey agar anak tersebut menghadap Geornia dengan jelas.

Tampak raut ketakutan dari wajah Zoey. Semua hal yang menjadi kekhawatiran tercetak jelas di wajahnya.

"Ha-halo, Kakak?"

Wah, cantik. Meski pakaian yang dia kenakan sederhana, Zoey tetap cantik dan manis di mata Geornia. Namun, Geornia terkejut pada rahang ibunya yang mengeras, bahkan sampai terdengar bunyi gigi bergemeletuk. Sepertinya Madam Floyen tidak menyukai anak itu.

"Tapi, Ayah ... Nia tidak pernah melihat Zoey ketika masih bayi. Bagaimana bisa tiba-tiba Nia punya adik?"

Tuan Hashe memegang pangkal hidung. "Pertama-tama, bisakah kamu turun? Ayah tidak bisa mendengar suara anak kesayangan Ayah dari bawah sini."

Meski ragu, Geornia menuruti permintaan Tuan Hashe. Sampai ia tiba di depan Zoey yang gemetaran. Bahkan Zoey lebih cantik jika dilihat dari dekat. Geornia terpaku pada keindahan mata hitam yang serupa mutiara laut dalam. Itu sangat berbeda dengan mata biru terang milik Geornia.

"Apa dia benar adikku?" Geornia masih merasa takjub.

"Lebih tepatnya adik tiri," timpal Tuan Hashe.

"Ayah mengadopsi Zoey dari panti asuhan, tapi dia juga anak dari Paman Hanzo. Artinya Zoey masih sepupu jauhmu," sambungnya.

Geornia pernah membaca nama itu di buku. Karena silsilah keluarga yang ditarik dari garis kakek-nenek buyut terlalu sulit dihafalkan, Geornia tidak terlalu ingat dengan Paman Hanzo. Bisa dikatakan bahwa kakek-nenek buyut Geornia memiliki keponakan yang seumuran dengan orang tuanya. Kemudian keponakan itu melahirkan anak bernama Zoey.

Tuan Hashe lalu merunduk guna mensejajarkan posisi dengan Geornia. Ia memegang kedua bahu anaknya.

"Empat tahun yang lalu, keluarga pamanmu mengalami kecelakaan dan hanya Zoey yang kita lihat yang selamat. Ayah senang bisa menemukan keturunan dari saudara jauh, Ayah akan sangat bahagia kalau Nia bisa bersikap baik kepada Zoey."

Geornia menoleh, sedikit mendongak untuk melihat ekspresi Madam Floyen. Ibunya kentara menunjukkan rasa ketidaksukaannya pada Zoey. Kalau Ibu tidak suka ....

Tiba-tiba tangan besar Tuan Hashe memaksa wajah Geornia agar kembali menatapnya.

"Bagaimana menurut Nia?"

"Eum, Nia tentu akan bersikap baik, tapi-"

"Astaga, pintarnya anak Ayah!" Tuan Hashe mencium sekilas pipi Geornia. Wajah Geornia merona. Lalu sang ayah beralih menggendong Zoey alias adiknya ke dalam pelukan.

"Ayah mau ke mana?" tanya Geornia begitu tersadar.

"Ayah ingin menunjukkan kamarmu kepada Zoey. Karena sekarang kalian kakak beradik, jadi tidak masalah kalau kalian berdua berbagi kamar." Tuan Hashe mengatakan itu sambil tersenyum.

Cuma RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang