Ah, lupa. Adegan pas Zoey jalan-jalan sama Edmund belum ditulis, belum kepikiran juga. Sama ada sedikit adegan waktu menggal kepala Aisha, nanti dikasih tambahan ya.
"Nona, pakai ini," ujar Manajer Eric sambil memasangkan respirator setengah wajah kepada Zoey. "Udara di sini beracun karena terpapar zat kimia. Berbahaya kalau Anda menghirupnya langsung."
Dalam keadaan tangan terikat, Zoey didudukkan pada sebuah kursi berkarat. Ia pun menyapu pandangan ke sekitar. Menatap rak-rak suram berjajar rapi mengelilingi mereka. Ini bukan pertama kali dirinya masuk ke ruang pengawetan organ. Dia pernah ke sini bersama Edmund.
Bau menyengat yang khas langsung menusuk indera penciuman. Mungkin berasal dari cairan di dalam botol kaca, tetapi Zoey ingat aroma awalnya tidak sekuat ini. Untungnya dia memakai alat penyaring udara.
Gadis itu mengernyit pada Manajer Eric. Pasalnya, hanya dia saja yang memakai respirator. Entah kenapa mata bulatnya tampak lucu saat memikirkan kesehatan sang manajer.
"Saya baik-baik saja," jawab Manajer Eric sambil mengacak-acak rambut Zoey. Pria itu langsung mendapatkan tatapan horor. Namun dia hanya membalas tatapan tersebut dengan kekehan, lalu berbalik memunggungi Zoey.
Gadis di belakang seketika memasang tampang jijik. 'Aku ingin mandi dan keramas ulang,' batinnya terganggu.
"Apa Nona ingat pria tua kemarin?" sentak Manajer Eric. "Dia yang membuat Anda memohon-mohon sampai menangis. Aku sudah mencungkil kedua matanya yang menyebalkan."
Zoey terjengkit. "Maksudmu, Dokter Miller?"
"Wah! Akhir-akhir ini, Nona semakin pintar mengingat nama orang, ya," puji Manajer Eric sambil bertepuk tangan.
Dokter Miller adalah pria paruh baya dengan sepasang mata berwarna biru laut. Hampir seluruh helai rambutnya memutih. Tidak mungkin Zoey melupakan sosok Dokter Miller yang menyerupai sinterklas. Kalau diingat-ingat lagi, Dokter Aisha dan Dokter Miller seharusnya masih berada di ruangan ini (kalau mereka hidup).
"Di mana dia?" tanya Zoey setelah menyiapkan mental untuk mendengarkan jawaban Eric.
"Saya belum melakukan seperti yang Nona sarankan, jadi pria tua itu belum pindah alam."
"Saran apa maksudmu?" Zoey sama sekali tidak mengerti, tetapi firasatnya tidak enak.
"Saran Nona untuk menggunting perut, menarik usus, dan mengawetkan organ dalam mereka ke botol kaca. Anda tidak lupa, kan?" Manajer Eric menyeringai.
"Umph!" Zoey menutup mulut, serta menahan rasa mual yang bergejolak di perutnya.
"Menyebalkan sekali saat saya hanya dikasih laporan palsu. Lebih menyebalkannya lagi, dia membuat Nona menangis. Bukankah dia gila, Nona? Bisa-bisanya membuat Anda memohon dan merendahkan diri." Manajer Eric menghampiri kursi Zoey, lalu meletakkan botol kaca berisi sepasang bola mata biru ke pangkuan gadis itu.
'D-dasar gila ...,' batin Zeoy bergidik.
Zoey menerimanya dengan jari-jari gemetar. Dalam cahaya remang, ia melihat mata Dokter Miller yang sangat biru. Sebiru Laut Baltik.
"Nona, bukankah dari dulu Anda menyukai pria berwarna biru? Saya akan memberikan mata ini sebagai hadiah, jadi berhentilah menyukai pria itu," ucapnya sedih.
Pria itu?
Zoey menunduk dalam. Ia sangat tahu siapa pria bermata biru yang Manajer Eric sebutkan. Sayangnya, bukan ini yang benar-benar Zoey inginkan. Dia jadi merindukan sosok pria itu. Pria berhati lembut dan penuh kasih sayang. Hatinya seperti tersayat.
"Kyle ...," gumam Zoey hampir tanpa suara.
Manajer Eric tidak dapat melihat pergerakan mulut Zoey ataupun mendengarkan apa yang dia gumamkan, tetapi sorot mata gadis itu tampak menerawang jauh ke masa lalu.
"Nona," sentaknya.
Kepala Zoey terangkat. Dahinya berkelit. Entah sudah ke berapa kali manajernya itu memanggilnya 'nona', 'nona' hari ini.
"Apa Anda menyukai hadiah kejutan dari saya?" tanya Manajer Eric, sekali lagi, dengan mata menyipit senang.
Zoey mengangguk cepat agar sesi pembicaraan ini lekas berakhir. Membayangkan darah mengalir membuat kepalanya pusing.
"Syukurlah. Sudah saya duga kalau Nona akan menyukainya. Kalau begitu, selamat ulang tahun!"
"Ulang tahun?" tanya Zoey yang kini kebingungan. "Memangnya sekarang tanggal berapa?"
"Tanggal dua puluh." Manajer Eric tersenyum simpul.
Sementara Zoey, dia kelihatan tercengang usai mendengarkan jawaban Manajer Eric.
Tanggal dua puluh sama sekali bukan tanggal ulang tahun Zoey yang asli. Namun juga bukan tanggal yang asing bagi gadis itu. Sudah sangat lama, sejak Zoey merasuki tokoh protagonis di novel ini dan merayakan ulang tahun. Bagaimana Manajer Eric bisa tahu ulang tahunnya di kehidupan sebelumnya?
Zoey segera menunduk dan menetralkan wajah. Mungkin saja Manajer Eric salah ingat. Mana mungkin dia tahu tentang profil Zoey di kehidupan sebelumnya? Ya, pasti salah ingat.
"Terima kasih." Namun demikian, baru kali ini seseorang mengucapkan ulang tahunnya di waktu yang tepat. Bahkan dirinya sendiri tidak dapat menyadari pipinya yang merona.
Manajer Eric melepaskan respirator dari kepala Zoey. Sehingga, mata mereka bertemu. Ia tidak bisa menahan senyum lebarnya karena melihat wajah Zoey yang bersemu merah. Sorot lampu ruang tamu memperlihatkan sepasang manik yang berwarna keemasan. Berbanding terbalik dengan lawan tatapnya. Zoey seolah menatap kekosongan. Matanya sedikit hampa.
"Sama-sama. Hari ini saya akan memberikan apapun yang Nona inginkan. Jadi setidaknya, saya mohon berpura-puralah tersenyum."
Mata Zoey berkaca-kaca. Untuk apa ia tersenyum? Hanya karena ia ulang tahun, sedangkan bayangan seonggok tubuh wanita tanpa kepala tampak bersandar di kaki kursi yang Zoey duduki. Rintihan Dokter Miller pun masih samar terdengar di ruangan itu. Dia mungkin sekarat.
"Maaf, apakah permohonan saya sangat sulit?" Manajer Eric menyeka air mata tersebut.
"Ugh ...." Zoey menggeleng kuat, menghindari sentuhan jari tangan Manajer Eric. Wajahnya terasa lengket. Ia menahan napas beberapa detik. "Le-pas!"
"Bicara yang jelas, Nona. Saya tidak ingin bertanggung jawab kalau apa yang saya lepas tidak sesuai dengan perintah Anda." Manajer Eric berbisik sambil menangkup pipi gadis di depannya. Dari telinga yang memerah, tentu Zoey langsung tahu apa yang pria cabul itu pikirkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cuma Revisi
RomansaPenulisnya lagi sibuk mengurutkan bab cerita! Stop disturbing.