Welcome back sweetieee 💖
Happy reading!
-o0o-
Hima dan Aliy baru saja memiliki satu anak yang masih berumur empat bulan. Masih sangat bayi. Dan itu keponakan pertama Raya, yang sayangnya jarang ia ajak main bersama.
"Iya, iya! Besok lagi kalau main ke rumah udah bawa pacar!"
---
CHAPTER 07 – New Lesson
Playlist: Tulus - Cahaya
---
Weekend – Rumah Utama Sastrawa | 09.15
"Mbak, kenapa dari tadi wajah mas Tama begitu?"
Sedari tadi baik Ardan maupun Sarah sama-sama heran mengapa wajah Tama tertekuk sepanjang malam. Pasalnya sejak semalam lelaki itu tiba di kediaman utama Sastrawa, rautnya sudah tidak enak dilihat.
"Berisik," desis Tama.
"Orang gue ngomong sama mbak Sarah, bukan lo," balas Ardan kesal.
Sarapan bersama pagi tadi saja rasanya tidak menyenangkan. Meski biasanya Tama juga tidak banyak omong tapi auranya bersahabat. Berbeda dengan hari ini.
Pikiran lelaki itu melayang ke mana-mana. Sejak terakhir kali ia melihat Raya bersama teman lelakinya yang tampak sangat akrab makan bersama hanya berdua membuat darahnya mendidih. Menyebalkan. Kepalanya penuh, tidak bisa berpikir.
Tama tidak menyukai sisinya yang pencemburu, bahkan untuk hal-hal yang di luar jangkauannya.
Dia tidak memiliki hak untuk cemburu terhadap gadis itu, sialnya.
"Wajahnya begitu kelihatan makin tua, loh, Mas," suara mama—nyonya Sastrawa membuat Tama mendongak. Perempuan itu menatap Tama teduh, memberikan senyuman yang membuat Tama kembali ke rumah.
"Nggak masalah," balas Tama cepat.
"Kamu dari pagi bikin pemandangan sepet aja, Tam. Senyum, kek. Atau balik sana ke rumah," decak ayahnya setengah mengusir.
"Iya," balas Tama pendek.
Ia sedari tadi memainkan ponselnya entah untuk apa. Sekali-sekali membuka game, menit berikutnya mengecek kerjaan, setelahnya membuka obrolannya dengan Raya tiga hari lalu. Begitu terus.
"Biarin, Yah. Udah gede," kekeh mama.
Sejak kemarin Tama menyuruh Kev untuk pulang dan menemui keluarganya. Libur dua hari, dan besok mereka kembali melanjutkan gaun yang kemarin sudah dibenahi. Waktunya mepet. Tersisa dua minggu dan belum fitting sama sekali.
Selain Tama yang tinggal terpisah, Sarah sendiri juga menyewa apartemen di pusat kota. Kerjaannya yang keliling dan berpindah itu akan lebih melelahkan jika ia berangkat dari rumah. Dan hari ini ia dan Tama memutuskan untuk weekend bersama.
Tidak ada aturan harus kembali seminggu sekali seperti Raya. Keluarga Sastrawa membebaskan mereka seperti melepas burung dari sangkar. Terbang setinggi-tingginya.
Sementara Ardana sendiri, sebagai bungsu ia masih tinggal dengan mama dan ayah. Anak paling manja, juga paling kooperatif kalau ada siasat tertentu dari kakaknya. Misalnya, menyembunyikan sesuatu.
"Cewek yang kemarin lo ajak ngobrol, hmm... Kev ada cerita sesuatu sama gue," bisik Sarah yang langsung membuat Tama menoleh. Mendapati reaksi kakak tersayangnya seperti itu, Sarah justru cekikikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stable - Unstable
RomanceSatu atau dua kebetulan mungkin masuk akal. Tapi kebetulan kali ini membuat Rayadia Putri terlibat PDKT sat-set setelah mewawancarai designer muda terkenal--Tama Sastrawa. Bukan sosok lelaki dingin, namun tepat batasan. Bukan pula sosok yang cuek, n...