29 - Cerita Papa

1.3K 148 5
                                    

Welcome back!

First of all, aku mau minta maaf udah ngilang sebulan lebih :( ini bener-bener di luar rencana dan kendali geis, jadi mohon dimaafin ya 💖

Aku juga gak janji bakal selalu online, tapi aku janji bakal update rutin karena ada draft wkwk jadinya stay tuned tiap hari yaa sampe tamat 😍

Ada yang kangen?

o0o

"Mikir apa?" tanya Tama lembut. Wajahnya tersenyum seakan penuh pengertian yang langsung membuat Raya berdecih. "Hahaha. Mikir aneh-aneh, ya?"

"Sok tau!"

---

CHAPTER 29 – Cerita Papa

Playlist: Giveon - Heartbreak Anniversary

---

Kantor Tama | 09.15

Mengusahakan diri agar tetap tenang memang bukan hal yang mudah. Tapi bagaimanapun juga, ketenangan itu Tama butuhkan agar hari-harinya tetap waras. Akan timbul banyak masalah kalau sedikit-sedikit ia gampang marah di luar kendali.

Sepagi ini Tama memutuskan berdiskusi khusus dengan Kev. Tentu saja soal Yayasan Modelling Melati milik Orman Muldan yang ia kenal jelas teman mamanya—Ninda Wirawan. Dan sekaligus soal competitor mereka dari Butiq Nua yang nyatanya berperan sebagai perebut kerjasama.

Atau mungkin, tidak? Hanya Tam's saja yang kurang teliti.

"Mas Tama mau kita bawa masalah ini sampai ke mana?" tanya Kev. Ia sedari malam sudah mempelajari hukum-hukum plagiasi dan pasal yang bisa jadi akan menjerat mereka.

Sedikit helaan berat Tama terdengar, "Pertama, kita memang belum punya kontrak hitam di atas putih. Kedua, desain yang kita kirim nggak ada watermark atau apapun yang nunjukin itu karya orisinil Tam's. Andaikan watermark juga gampang dihapus."

Kev mendengarkannya seksama.

"Jujur aja saya belum mempelajari pasal seperti yang kamu lakukan. Tapi... gimana menurut kamu kalau kita biarin aja mereka kali ini?"

Sontak Kev menggeleng kuat. Rautnya berubah tajam tidak setuju, "Saya yang paling tau gimana jatuh-bangunnya mas Tama selama sebulan kemarin untuk bikin desain! Nggak setuju! Kalau nggak bisa bawa mereka jera, minimal desain itu balik lagi ke tangan kita!"

"Iya, saya juga kecewa. Projek ini yang bikin saya jauh dari Raya dan ngabisin dua puluh empat jam jadi nggak berguna. Ide dari saya cuman kita move on dan ambil projek baru," ucap Tama mencoba realistis.

"Ambil projek baru sama Faranita? Oh, c'mon, Mas!" decak Kev sambil geleng-geleng.

Justru Tama terkekeh pelan, "Ngada-ngada kamu."

"Ya terus maunya apa?"

"Kamu kenapa, deh?"

Kev mengerucutkan bibir, "Seharusnya saya yang tanya. Mas Tama kenapa jadi lempeng gini, sih? Padahal kemarin udah ngamuk begitu. Nggak ada niatan menindaklanjuti?"

"Raya bilang everything will be fine. Minimal kita nggak lagi kerjasama bareng orang yang licik dari awal," balas Tama. "Mereka juga belum tentu pakai semua desain kita. Bisa jadi diubah, bisa jadi enggak. Seteliti apapun kamu, Kev, bakal sulit menjerat mereka kali ini."

Kev menundukkan kepala sambil mendumel sebal.

"Jangan kamu kira saya nggak pengen ambil sikap. Gemes, tau," tambah Tama kesal.

Stable - UnstableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang