27 - Nikah Besok, Mau?

2.9K 187 3
                                    

WELCOME BACK YUHUU!

and also, happy 10k 🥹

just enjoy guys 💖


-o0o-

Tama menggeleng. Satu-satunya yang dia mau adalah masakan Raya. Tapi tidak mungkin. Kev bilang Raya ada syuting acara penting malam ini dan dirinya bahkan tidak tahu.

Kalau dipikir-pikir juga, sudah berapa lama dia tidak mengetahui kabar kekasihnya sendiri? Hari-hari ini disibukkan dengan rentetan persiapan kerjasama besarnya. Yang sialnya... ah, kepala Tama jadi nyut-nyutan lagi.

---

CHAPTER 27 – Nikah Besok, Mau?

Playlist: James Arthur – Say You Won't Let Go

(actually this is one of my fav songgg siapa yg sama?! 😌)

---

Penghargaan Musik Indonesia | 21.35

"Bentar, guys, ada telpon."

Raya pamit begitu mendapat telpon dari Kev. Acara live malam ini baru saja selesai dan mereka masih beristirahat. Bahkan make up tebal dan dress Raya selama acara masih melekat sempurna.

"Halo, Kev?" suara Raya menyapa hangat.

"Mbak Raya, sudah selesai acara?" tanya Kev berbasa-basi.

Alis Raya mengerut, "Iya, baru selesai. Kenapa?"

"Minta tolong datang ke rumah mas Tama bisa? Yang beda dua komplek dari rumah Sastrawa. Komplek Gading Putih, rumah deretan kiri yang catnya putih kecokelatan. Saya di sini sampai mbak Raya datang," jawab suara di seberang. "Nanti saya kirim lagi via chat."

"Kenapa sama Tama?" tanpa sadar intonasi Raya sedikit mendesak.

"Emm... tadi ada sedikit masalah. Mas Tama punya luka sayatan di tangannya dan sempet kehabisan darah sebelum dicek dokter. Tapi sekarang udah lebih baik dan lagi tidur," jawab Kev.

Raya tak bisa mengerti pembahasan mereka. Apa maksudnya? "Maksudnya Tama kenapa?"

"Errr... datang dulu, ya? Nanti saya jelasin dikit. Selebihnya tanya mas Tama aja."

TUT!

Decakan kesal dari mulut Raya tak bisa terhindarkan begitu Kev memutus sambungan sepihak. Hah! Dia yang menelepon, dia juga yang bikin kesal! Dan mau tidak mau Raya harus segera pergi dari tempat acara.

"Ada urusan mendadak, Han," pamit Raya yang sibuk membereskan barangnya dengan raut serius.

"Kenapa?" tanya Hana ikutan panik. "Tama udah jemput di depan?"

Raya menggeleng, "Pamitin ke yang lain. Dadah!"

Dengan sabar Raya menunggu driver grabcar di luar gedung. Selama perjalanan yang cukup jauh itu Raya gunakan untuk membersihkan makeupnya. Sementara dalam otak tak bisa berhenti mengira apa yang terjadi dengan Tama sedari tadi.

Apa lelaki itu mengamuk lagi? Kehabisan darah? Sayatan? Kenapa malah terdengar lebih menyeramkan? Tapi... nada suara Kev tidak menunjukkan keadaan yang mendesak. Hanya tersirat kekhawatiran dan sedikit lelah.

"Wah, rumah nengnya di komplek perumahan mewah, ya," celetuk sopir ojol yang dia pesan.

"Ah, hahaha. Enggak, Pak. Itu rumah saudara saya," balas Raya sedikit meringis. Mana mungkin ia jujur pergi ke rumah pacar di jam-jam rawan seperti ini.

Stable - UnstableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang