20 - Sensitif Banget?

2.5K 148 0
                                    

WELCOME BACK!

Enjoy the story!


-o0o-

Mau tak mau Raya menahan senyumnya. Berkebalikan dengan wajah Tama yang tampak teduh dan tenang, justru seluruh wajah Raya memerah bak tomat sekarang. Untuk pertama kali, bibirnya dijamah oleh seorang pria setelah dua puluh empat tahun hidup.

Bukan sebuah ciuman memang, hanya kecupan—yang sialnya langsung membuat Raya hampir gila.

---

CHAPTER 20 – Sensitif Banget?

Playlist: Annie Marie - 2002

---

Hall Fairist Hotel Astara Group | 20.50

Setelah acara dinner romantisnya kemarin semua berjalan biasa. Raya dengan kesibukannya sebagai reporter, apalagi Tama dengan segudang kesibukannya sebagai desainer. Meski begitu, Raya bisa akui Tama memang effort soal komunikasi. Lelaki itu tak berlebihan, namun selalu tepat.

Sampai satu pekan ini, hanya sedikit yang mengetahui mereka bersama. Mungkin hanya Kev, Ardan, Hima, dan Hana. Bahkan keluarga lengkap keduanya belum tahu-menahu.

Mungkin karena masih sangat sibuk sampai belum ada waktu yang tepat untuk berbicara.

Di pertengahan weekdays kali ini Raya mengikuti pesta. Kata mama, ada acara perayaan hari jadi Astara Group yang entah keberapa. Mama bahkan lupa. Harusnya sekitar 40 tahun-an. Dan kata mama juga, acara kali ini sangat sangat wajib dihadiri.

Bahkan hingga persepupuannya dari pihak papa hadir semua.

"Baru sampe? Apa kurang tidur?" tanya Raya sedikit tertawa begitu melihat kondisi salah satu sepupunya yang kuyu—putra pertama dari adik bungsu papa, Naran.

"Big boss ngabarin dadakan banget. Mana emak bapak gue langsung marah-marah suruh gue sama Syara cepet siap-siap. Bisa banget setengah jam habis itu langsung berangkat," jawab Naran bersungut-sungut.

Big boss adalah sebutan untuk papa Raya karena menjadi yang tertua di antara saudaranya.

"Sabarin aja. Stok sabar gue juga lagi dipake ini," balas Raya.

"Tumben banget rambut lo nggak dikuncir. Biasanya lo yang paling ribet harus dikuncir takut gerah," Naran menelisik rambut Raya yang memang digerai dan distyling biasa. "Udah gede ya, Lo."

"Iya, lah. Gila aja! Gue udah 24 tahun," cetus Raya kesal.

"Ayo hunting cheesecake bareng," ajak Naran akhirnya. Ia mengode Raya untung menggandeng lengannya dan dengan senang hati Raya terima.

Sambil tertawa-tawa, mereka mencari dessert menarik ke setiap sudut ruangan. Acara kali ini besar dan mewah. Dan tentunya, banyak santapan. Semua jajaran direksi, pemegang saham, hingga staf biasa juga ikut bergabung.

Naran dan Raya sendiri memang sebaya—beda setahun. Dari Naran pula Raya menyukai cheesecake dan brownis. Lelaki itu tidak suka makan malam sama seperti dirinya.

Atau yang lebih tepat semua kebiasaan Raya sampai di umur sekarang memang mencontoh Naran. Akibat mereka sedari kecil bermain bersama sampai diumur 15 tahun keluarga Naran mengurus cabang Astara Group di luar kota.

Ting!

____

Tama:

Hei, masih di acara?

Stable - UnstableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang