welcome to the special part of our couple 😍
ini lebih ke kondisinya mas Tama selama dia feeling guilty gara-gara hampir nonjok raya kemaren 🥹
enjoyy!
-o0o-
"Tau," tambah Raya memanas-manasi. "Kayaknya kemarin nggak keliatan butuh aku banget, tuh? Kenapa begitu baikan jadi nempel-nempel begini?"
Tama yang terusik langsung menatap Raya jengah, "Mau tau seberapa saya gila belakangan ini?"
---
CHAPTER 17.5 – Feeling Guilty
Playlist: Justin Bieber - Off My Face
---
Flashback On
Pikiran Tama penuh.
Klien baru berdatangan, ayah masih sakit, ditambah Raya. Soal gadis itu memang ia yang patut disalahkan, dia tidak akan menolak. Tapi untuk memperbaikinya sekali lagi jujur Tama masih merasa takut.
Takut akan penolakan dan direndahkan—setelah apa yang dia perbuat.
Pagi ini Tama kembali masuk kantor setelah terakhir kabur ketika mendapatkan bekal dari Raya untuk pertama kali. Sedikit-banyak ia lega karena sudah bercerita dengan mama. Namun di sisi lain, ia masih belum bisa mengajak Raya bicara.
Pandangannya terhenti sejenak pada paperbag yang sudah dia tinggalkan tiga hari.
"Kev," panggil Tama yang menyadari Kev berada di belakangnya. "Tolong buang ini."
"Dia pasti kecewa mas Tama nggak makan," ucap Kev.
"Saya tau. Saya nggak minta dia masakin," balas Tama berusaha cuek.
Meski dalam hati, rasanya macam disayat-sayat benda tajam. Dadanya sesak membayangkan Raya masih kesulitan dengan tangannya yang patah tulang. Apalagi kata Kev, bisa jadi gadis itu memasak semuanya sendiri.
Tapi sungguhan. Untuk kali pertama ini, dia tidak sengaja melewatkan makan bekal itu.
"Kebaya Prisa siap fitting jam sepuluh," buka Kev ketika sudah tiba di hadapan Tama lagi. "Nanti setelah makan siang ada meeting khusus buat gaun bridesmaidnya Ashila Satira calon istri penerus Ajisara. Hmm... bridesmaid-nya ada delapan orang, Mas."
"Just for bridesmaid, right?" tanya Tama memastikan.
"Iya. Dia pakai gaun turun-temurun keluarganya," jawab Kev.
"Klien prioritas?"
"Mungkin bisa sedikit kita prioritasin. Diliat dari waiting list, kayaknya masih aman kalau kita mengerjakan yang ini setelah fitting pertama kebaya Prisa," jelas Kev.
"Coba lihat, saya lupa."
Tama manggut-manggut paham begitu melihat daftar waiting list dari tab Kev. Ada beberapa yang bikin engap memang, tapi mau bagaimana lagi? Mereka sudah memesan bisa jadi H-6 bulan sebelum acara. Mulai dari gaun pernikahan, kebaya wisuda, sampai baju party untuk acara non-formal.
Tiba-tiba saja pikiran Tama melayang soal Raya.
"Shit," makinya pelan.
"Kenapa, Mas?" tanya Kev.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stable - Unstable
RomanceSatu atau dua kebetulan mungkin masuk akal. Tapi kebetulan kali ini membuat Rayadia Putri terlibat PDKT sat-set setelah mewawancarai designer muda terkenal--Tama Sastrawa. Bukan sosok lelaki dingin, namun tepat batasan. Bukan pula sosok yang cuek, n...