09 - Pesona Brondong

2.7K 141 0
                                    

wekcome backk sweetieee happy august 😍😍

Siapa yang kangen mas Tama?!

Happy reading yaaa jangan lupa vote and comment 💖

-o0o-

Dan selama itu, hanya satu hal pokok yang melintas di pikiran Tama; ia yakin dan harus segera mencari waktu untuk mengikat Raya. Sesegera mungkin.

He was already in love with her.

---

CHAPTER 09 – Pesona Brondong

Playlist: Sabrina Carpenter - Espresso

---

Sabtu – Rumah Utama Astara | 08.55

Akhir pekan menjadi mimpi buruk bagi Raya. Ia harus pulang ke rumah dan menghadapi berbagai celotehan mama dan papa tentang dirinya yang sudah mulai memasuki umur matang. Pernikahan, lah, karir, lah, hingga apartemennya juga jadi masalah.

Pekan ini tidak ada kakek dan nenek, namun juga tidak ada Hima yang membelanya.

Raya harus bertahan sebentar. Paling tidak, jam lima nanti dia sudah bisa angkat kaki.

"Katanya kamu kalau balik ke rumah lagi udah bawa pacar, Ray," celetuk mama.

"Belum ketemu, Ma. Sabar," balas Raya kalem. Ia tak menoleh sedikit pun kepada mama, melainkan fokus ke ponselnya untuk bermain.

Game yang ia unduh baru saja setelah bermain di handpone Tama kemarin.

"Aku mau nonton Journey Fashion Week besok," celetuk Raya.

Mama terkejut, "Loh, kamu dapat undangannya? Dari siapa?"

"Emang harus pakai undangan, ya?" tanya Raya heran. Ia menoleh cepat sedikit gelagapan.

"Fashion show-nya dibagi beberapa segmen. Dan besok itu pakai undangan khusus. Baru pekan depan bisa buat orang banyak, itupun tiketnya ngewar kayak konser. Gimana, sih, kamu nggak tau? Katanya kerja jadi reporter," decak mama.

"Aku nggak selalu ngurusin yang begituan, Ma," balas Raya malas.

"Jadi kamu dapet undangan dari siapa?" tanya mama lagi.

"Ada yang ngajak," jawab Raya singkat, kembali fokus dengan ponselnya.

Mama berdecak kesal, "Iya, siapa? Jawab mama, dong. Undangannya cuman buat expert di bidangnya, loh. Kamu kenapa bisa kecipratan begitu?"

Alis Raya mengerut, "Tama. Tama Sastrawa, kakaknya Sarah yang jadi guest star. He invited me to join," balas Raya akhirnya tanpa menutupi.

Mulut mama sontak membola, menatap Raya sambil geleng-geleng terkejut, "Kamu kenal sama dia?"

"Yeah, ke... nal," balas Raya ragu.

"Maksud mama, kenapa dia bisa sampai ngajak kamu, heh? Kamu sejak kapan kenal sama Tama Sastrawa—desainer yang fenomenal itu?" buru mama heboh.

"Malas cerita!"

Raya dengan tega meninggalkan mamanya terkaget-kaget sendirian di ruang tengah. Sementara ia langsung ngacir ke kamar demi menghindari pertanyaan-pertanyaan lain.

Bukannya ia malu mengakui sedang dekat dengan lelaki itu, hanya saja Raya masih belum berani. Takut kalau-kalau mereka tidak sungguhan bersama pada akhirnya. Karena meskipun sikap Tama kelewat manis, lelaki itu belum mengucapkan apapun.

Stable - UnstableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang