WELCOME BACK!
Ini special partt uhhh pasti seneng bgt kalian bacanya 🥹🥹
Enjoyyy yaaa 💖
-o0o-
"Iyaa, baby. Duh, orang-orang mana ngira Tama Sastrawa si paling irit ngomong bisa semanja ini sama pacarnya?" kekeh Raya. Ia mencuri satu kecupan tepat di bibir Tama sampai membuat laki-laki itu menggeram.
"Awas aja kamu kalau kita udah nikah."
---
CHAPTER 32.5 – Rencana Kita
Playlist: Virgoun – Orang yang Sama
---
Apartemen Raya | 15.55
Selama menunggu Raya meliput entah apa, Tama memutuskan mengeksplor seisi unit ini. Ia memang sering berkunjung, tapi tidak pernah sekalipun perhatian apa saja yang ada di sini. Kebanyakan malah ia habiskan cuddle dan bermesraan.
Sudah dua jam ia berpindah dari satu ruangan ke ruangan yang lain. Unit apartemen Raya ini tidak begitu besar namun tampak lega. Hanya ada dua kamar, satu dapur besar yang disekat sebagian untuk ruang makan, dan ruang bersantai di depan televisi.
Ada juga space sedikit untuk balkon jemuran dan tempat cuci baju. Sambil melihat sambil menilai. Tama manggut-manggut menyadari gedung di bawah naungan Astara ini memang worth it untuk ditinggali.
Warna apartemennya juga menenangkan. Mungkin karena dirinya lelaki, warna dinding abu-abu semi putih sangat menarik perhatian. Yang meskipun agak kontras dengan warna-warna cerah feminim kesukaan Raya.
"Banyak banget, pantesan. Eh, tapi saya belum pernah liat dia pakai yang ini," gumam Tama ketika membuka sebuah laci yang berisikan bando Raya. Banyak sekali. Hampir... lima belas?
"Lucu banget, ya," kekeh Tama ketika beralih ke meja kerja Raya dan melihat foto perubahan gadis itu dari kecil-remaja-dewasa-sekarang yang digantung untuk hiasan.
"Ini kayaknya vas bekas naruh bunga lily waktu itu, deh," monolognya sekali lagi.
Berpindah ke kamar tamu kosong sebelahnya, Tama hanya menemukan satu kasur queen size, lemari kosong dan kamar mandi. Nothing special.
Menuju dapur, ingatan Tama terlempar pada kejadian kemarin. Soal dirinya dan Kev yang memberantaki semuanya—termasuk Tama yang memberantaki meja makan Raya. Seingatnya, kulkas Raya setengah kosong. Hanya tersisa sebagian sayur yang juga sudah mulai melayu.
Tama mengambil ponselnya dan langsung mengetikkan pesan untuk Raya.
____
Tama:
Raya, nanti belanja bareng, ya. Kasih tau kamu pulang jam berapa biar aku jemput nanti. Kulkas kamu nggak ada isinya gitu, aku kan jadi kasihan.
____
Tersenyum puas, Tama menutup roomchat mereka dan menunggu momen Raya menggerutu karena ucapannya. Karena bagi Tama, meski Raya lebih tua tetapi gadis itu selalu tampak menggemaskan dan dewasa secara bersamaan.
---
Kantor DailyNews | 17.20
Sore ini kantor sedikit terguncang karena kehadiran tiba-tiba Tama Sastrawa di sana. Tentu saja bukan untuk urusan pekerjaan, melainkan hanya menjemput Raya yang sudah tampak kelabakan mendorong Tama agar segera pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stable - Unstable
RomanceSatu atau dua kebetulan mungkin masuk akal. Tapi kebetulan kali ini membuat Rayadia Putri terlibat PDKT sat-set setelah mewawancarai designer muda terkenal--Tama Sastrawa. Bukan sosok lelaki dingin, namun tepat batasan. Bukan pula sosok yang cuek, n...