ELEGI SENANDIKA PART 1

567 39 4
                                    

Gito Senandika Andari. Panggil saja Gito. Ia saat ini berada di Jepang. Dirinya diangkat oleh keluarga blasteran Indonesia-Jepang saat ia masih remaja. Dirinya dilatih untuk menjadi penjaga anak keluarga itu. Namanya adalah Shani Renjana Hibiki. Shani memiliki orang tua, yaitu Shota Hibiki dan ibu yang berasal dari Indonesia Melody Nur Laksmi.

Gito dan Shani menjalani hidup bersama dengan status Gito menjadi penjaganya. Mereka berdua juga berteman dengan seorang lagi yang memiliki darah Indonesia juga yaitu Gracia Senja Fujiko. Keluarga Hibiki dan Fujiko memiliki hubungan dalam bisnis juga. Makanya kedua anaknya menjadi sangat dekat dari kecil.

Telah lama bersama, ternyata Shani dan Gito mulai ada benih suka satu sama lain. Tapi Gito coba menahan hal itu karena ia tahu diri dengan statusnya yang hanya sebagai penjaga Shani. Suatu malam yang dipenuhi bintang, Shani dan Gito juga Gracia menuju kesebuah festival kembang api.

"Wah ramai juga disini ya Ge".

"Hahaha, kamu ini Shan kaya baru pertama ke festival aja deh".

"Iya sih, tapi ini kan akhirnya kita baru kesini lagi. Abisnya kita sibuk banget. Ya kan Git".

"E-eh iya, iya bener", Gito yang terpesona dengan kecantikan Shani kaget dengan suara Shani yang juga sambil menggandeng lengannya.

Akhirnya mereka menikmati malam festival tersebut. Malam semakin larut, kembang api pun semakin banyak mewarnai langit Jepang. Akhirnya Shani mencoba memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya. Ia menarik Gito kesuatu tempat yang sepi untuk menikmati malam tersebut.

"Gito, indah ya langitnya".

Sembari memandang langit Gito merespon, "Iya, indah banget".

"Ehm, Git".

"Iya kenapa ci?".

"Udah aku bilangkan kalau hanya kita gausah pake ci".

"hehe, iya maaf kebiasaan. Ada apa ci?", Gito senyum kearah Shani sehingga keduanya saling berpandangan.

"Gito, gatau ini salah apa benar. Aku tuh sayang banget sama kamu. Kenapa sih kamu selalu menghindar?", Shani coba mengutarakan perasaannya sembari memegan erat tangan dari Gito.

Pertahanan Gito mulai goyah, "Tapi ci. Eh Shan. Aku itu bukan siapa siapa. Aku hanya penjaga untukmu".

"Yaudah, kamu jaga aku seutuhnya. Urusan ayah dan ibu biar nanti kita urus. Perasaan ini sudah menganggu. Jadi gimana Git".

"Huh. Iya Shani. Aku juga sudah mencintaimu sejak lama. Aku ingin terus bersamamu. Maukah kamu menerimaku Shan?", Gito memberanikan diri.

"Mau Git".

Akhirnya malam tersebut diakhiri kedua sejoli dengan sebuat ciuman mesra ditemani dengan kembang api dilangit. Tapi tidak semua merasakan kebahagiaan. Ada seorang yang memperhatikan Gito dan Shani dikegelapan. Seseorang itu menghilang dalam sunyi.

Setelah malam itu, Gito dan Shani menjalin hubungan yang tidak diketahui orang lain selain Gracia. Hari demi hari terus bergulir. Kemesraan si kulkas ganteng dan wanita lembut ini semakin dalam. Mereka secara diam-diam menghabiskan waktu bersama saat ada waktu luang. Shani sering menginap di apartment Gito tanpa sepengetahuan keluarganya.

Suatu hari yang cerah, Gito dan Shani sudah berjanji ingin pergi jalan-jalan bersama. Gito menjemput Shani lalu bergegas ketempat yang akan mereka tuju. Tiba-tiba disuatu jalan yang sepi ada dua mobil yang mendekati mereka.

"Git. Ini kok ada mobil aneh ya. Kaya ngikutin kita terus". Shani bertanya kepada Gito dengan gusar. Gito mengecek kedua mobil itu melalui spion.

DUG

Benar saja salah satu mobil menabrak dari belakang. Gito menahan badan Shani dengan tanganya.

"Shan, kamu gapapa? ", Gito coba memastikan Shani.

Shani hanya takut gemetar. Gito megelus jari-jemari Shani dengan tujuan menenagkan Shani. Seketika mobil lainnya menyambar dari samping membuat mobil Gito dan Shani terguncang. Gito menancap gas untuk melarikan diri dari kejaran.

BRAGH

BRUK

DUGH

Mobil mereka tiba-tiba ditabrak kencang dari samping dengan mobil ketiga. Hal itu menyebabkan mobil mereka terguling. Dalam keadaan terbalik, Gito membuka mata dengan berat. Dirinya melihat kearah kursi penumpang. Shani ternyata pingsan.

Gito ternyata diseret keluar mobil oleh orang-orang asing tersebut. Gito pun di kereyok. Tapi, kesadaran Gito sudah mulai pulih. Gito akhirnya bangkit melawan. Setelah itu orang-orang Hibiki datang membantu. Gito langsung berlari kearah mobil kembali untuk memeriksa Shani.

"Shan, Shani! Bangun Shan!", Gito berteriak sembari menggendong Shani.

Mereka menuju kerumah sakit dengan Gito keadaan panik. Sesampainya disana, Shani dirawat secara intensif. Orang tua dari Shani datang. Gito berdiri lalu memberi salam dengan membungkuk 90 derajat kearah mereka. Sambutan yang dilakukan oleh orang tua Shani adalah memukul Gito. Gito terdiam dan terus menerima pukulan hingga tendangan dari Shota. Melody coba menghentikannya.

"Udah yah. Cukup yah cukup". Akhirnya Shota berhenti.

"Kamu sudah melanggar perintah. Sudahku bilang kamu tugasnya menjaga anak saya bukan untuk berhubungan lebih dengannya".

Gito syok dan bingung siapa yang membocorkan tentang hubungannya. Gito diusir dari rumah sakit. Dia menuju ke taman di rumah sakit tersebut. Sesaat dirinya termenung, Gracia menghampiri Gito.

"Diobatin dulu luka kamu Git", Gracia membuka obrolan sembari membawa kain kasa dan obat merah.

"Makasih ci Ge", gito langsung diobati okeh Gracia.

"Kamu beneran gapapa?", Gracia coba bertanya keadaan Gito yang sebenarnya.

"Iya gapapa kok".

"Shani pasti gapapa kok. Lebih baik kamu juga pikirin keadaanmu".

Gito hanya diam tak membalasnya karena masih terguncang dengan kejadian sebelumnya. Gito beranjak pergi meninggalkan Gracia.

"Maaf ci".

"Eh kamu mau kemana Gito?", Gracia coba menghentikannya tapi tidak direspon oleh Gito.

Gito pergi untuk menenangkan diri. Akhirnya ai sampai di sebuah bukit tempat biasa ia bersama dengan Shani menghabiskan waktu bersama. Ia hanya memandangi langit dengan penuh kekecewaan dengan keadannya.

Lamunan Gito terdistraksi dengan suara notifikasi ponselnya. Ia melihatnya dan langsung bergegas. Ternyata itu pesan dari Shoto yang memanggilnya untuk menghadap. Gito langsung menuju ke kantor Shoto.

Gito merapikan dirinya lalu berjalan menuju ruangan Shoto. Banyak penjaga dilorong menuju ruangan hingga Gito diperiksa terlebih dahulu oleh salah satu penjaga sebelum masuk kedalam. Setelah itu dirinya telah sampai di hadapan Shoto.

Udara dingin dan mencekam itu menyelimuti ruangan. Gito berdiri tegap di hadapan Shoto yang sedang duduk dan menghisap cerutu. Shoto meletakan cerutunya dan memulai berbicara.

"Gito. Sebenarnya apa yang terjadi?

"Saya tidak tahu boss. Tiba-tiba saja kami diserang segerombolan orang tersebut".

"Bukan itu. Tapi apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Shani".

Gito terdiam sejenak, mengatur nafas dan memberanikan diri menjawab pertanyaan itu. "Iya bos. Saya dan Shani sudah berhubungan beberapa bulan belakangan ini".

Shota menatap foto keluarganya, lalu dirinya melanjutkan obrolannya dengan Gito sembari memegang foto tersebut.

"Saya tidak mau membahayakan anak saya lebih jauh lagi. Kamu tahu kan kita ini tidak bisa lepas dari bahaya?".

"Iya bos".

"Mulai detik ini, jika kamu masih ingin terus berada disini. Jauhi anak saya".

Gito yang memiliki rasa bertanggung jawab dan hutang budi dengan Shota, ia hanyabisa mengiyakan permintaan dari Shota. Gito hancur dari dalam. Ia meninggalkanruangan tersebut dengan dipenuhi kenangan bersama Shani yang menyelimuti sekelilingnya.

ELEGI SENANDIKA | AU Gita Sekar AndariniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang