04

5K 349 9
                                    

Chapter - 04

Salah satu yang tidak disukai Aveline dari perjodohan kakaknya ini adalah calon adik ipar kakaknya yang bernama Paramitha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu yang tidak disukai Aveline dari perjodohan kakaknya ini adalah calon adik ipar kakaknya yang bernama Paramitha. Mereka ada di jurusan dan angkatan yang sama. Sayangnya mereka tidak terlalu rukun. Pada dasarnya mereka seperti rival. Jadi saat para orang tua sedang menikmati teh bersama, yang sudah jelas acara minum teh seperti itu tidak cocok untuk remaja generasi z sepertinya, Aveline harus terdampar di ruangan santai bersama Paramitha.

"Ck, ternyata tak kusangka kau repot-repot bergabung di acara makan malam hari ini"

Jelas sekali Paramitha itu sedang mencoba menciptakan pertikaian di antara mereka. Aveline sebenarnya tidak ingin meladeni Mitha, namun raut wajah angkuh dan dagu terangkat itu membuat Aveline tidak tahan.

"Aku sebenarnya juga enggan untuk datang. Karena aku tidak mau mengacaukan acara kakakku, aku terpaksa datang"

"Cih. Bilang saja kalau mau mengintip Jenggala di rumah sebelah." Decih Mitha. Gadis itu bersedekap di depan dada. Ia sejujurnya suka kakaknya dijodohkan dengan sosok seperti Arvasatya. Ia sering ikut mamanya ke acara-acara arisan atau acara sosialita lainnya dan kerap kali mendengar celetukan ibu-ibu di sana yang melabeli Arva sebagai menantu idaman. Kalau mamanya menilai Arva sebagai sebaik-baiknya lelaki, maka Mitha juga akan mempercayainya. Sayangnya Arva punya adik seperti Aveline. Semoga saja Aveline tidak menjadi pengacau di hubungan kakaknya nanti.

Mereka tidak akur bukan tanpa alasan. Itu karena mereka berdua teknisnya suka pada laki-laki yang sama. Jenggala -yang akrab disapa Gala, yang merupakan tetangga sebelah rumah Paramitha. Mitha mengenal lelaki itu sejak kecil, lalu tiba-tiba datang Aveline yang berhasil menarik perhatian lelaki itu dan membuat Mitha merasa disingkirkan. Karena itu lah Mitha menyebut Aveline sebagai saingan.

***

"Ada baiknya kamu segera memberitahu Binar dan menyelesaikan hubungan kalian"

Arva mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh sang ibu, namun tidak ada keinginan untuk merespon. Lelaki itu memilih sibuk dengan tangannya yang mengusap-usapkan handuk ke rambutnya yang masih basah. Mamanya masuk ke kamarnya saat ia baru selesai mandi.

Amita meraih tangan sang putra. Menghentikkan tangan Arva lalu menggantikannya dengan tangannya sendiri untuk mengeringkan rambut putranya. Arva digiring untuk duduk di ujung tempat tidurnya. Lelaki itu diam saja menerima perlakukan sang ibu.

Sejujurnya Arva bingung harus bagaimana memberitahu Binar. Hubungan mereka masih baik-baik saja, hanya saja belum sempat bertemu hingga sekarang. Binar sedang sibuk dengan agenda rekrutmen yang sedang dijalani karena lingkungan perusahaan tempatnya bekerja sebelumnya tidak begitu kondusif, jadi kekasihnya itu mencari tempat kerja baru. Perempuan itu bilang sudah mengajukan resign dari tempat bekerjanya sekarang dan sudah melamar ke beberapa perusahaan. Katanya Binar akan memberitahunya jika sudah ada kabar baik.

Mengikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang