08

7.7K 476 13
                                    

Chapter - 08

Seperti yang sudah Arva sampaikan sebelumnya bahwa pria itu akan menjemput Disha di kantor perempuan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang sudah Arva sampaikan sebelumnya bahwa pria itu akan menjemput Disha di kantor perempuan itu. Pukul dua belas lewat Arva sudah berada di lobby Asara Tower. Bangunan itu tinggi menjulang. Arva tidak tahu pasti ada berapa lantai dari gedung ini. Ia juga tidak tahu di lantai berapa ruangan Disha berada. Pria itu memutuskan untuk menunggu di lobby. Ada sofa yang tersedia di sana. Ia sudah mengirimkan pesan pada perempuan itu bahwa dirinya sudah sampai.

Arva menunggu selama kurang lebih 10 menit sampai akhirnya ia bisa melihat sosok Paradisha muncul dalam jarak pandanganya. Perempuan itu baru keluar dari lift. Hari ini Disha mengenakan slim sweater berkerah tinggi berwarna biru dan rok panjang warna hitam berbahan leather. Apa yang dikenakan semakin mendukung wajah rupawan perempuan itu. Arva tidak memungkiri jika Disha memang menawan.

Padangan Arva yang tertuju pada Disha teralihkan oleh sosok lain yang juga memasuki lobby dari pintu utama. Arva mengenal jelas siapa sosok itu. Arva tergemap saat Binar menghentikan langkahnya dan mereka saling memandang satu sama lain selama beberapa saat.

Aksi saling tatap itu tidak luput dari mata Disha. Perempuan itu melihat Arva yang sebelumnya memandang ke arahnya lalu teralihkan ke arah lain. Disha mengikuti arah pandang laki-laki dan menemukan Binar berdiri tidak jauh. Detik selanjutnya terdengar dengusan ringan dari bibir Disha.

Apa ini? Apa siang ini Disha akan disuguhi drama picisan?

Disha melanjutkan langkah kakinya yang terbalut heels keluaran Jimmy Cho. Ketukan heelsnya terdengar jelas. Disha yakin Arva bisa mendengarnya saat dirinya sudah berada di dekat laki-laki itu, membuat Arva akhirnya mengalihkan pandangan lagi ke arahnya.

"Ayo"

Arva tidak berbicara. Laki-laki langsung berdiri begitu Disha sudah berada di hadapannya. Pria itu kemudian mengulurkan telapak tangannya kepada Disha yang disambut dengan kernyitan oleh perempuan itu. Seingatnya, pria ini beberapa menit yang lalu saling bertatap-tatapan dengan perempuan yang Disha kenali sebagai kekasih laki-laki itu. Lalu sekarang menawarkan telapak tangan ke arahnya untuk digenggam?

Disha mengikuti alur yang sedang dibuat oleh Arva, maka perempuan itu menyambut uluran tangan sang pria. Hal pertama yang dirasakan oleh Disha adalah tangan Arva yang terasa hangat karena suhu badan pria itu. Berbeda dengan dirinya yang cenderung bersuhu tubuh rendah. Arva pun sepertinya bisa merasakan suhu rendah dari tangan Disha.

Disha dibuat semakin terkejut lagi ketika Arva menarik tangannya yang sudah digenggamnya itu untuk membawa tubuh Disha mendekat ke sisi tubuh sang pria. Begitu mereka sudah bersebelahan, otot-otot di tubuh Disha sempat menegang sesaat saat ia merasakan tangan Arva berada di belakang pinggangnya. Lalu membimbingnya untuk berjalan bersisian.

Perlakuan Arva pada Disha mengundang tatapan terpesona dari banyak pasang mata yang menyaksikan interaksi dua orang itu. Di jam makan siang akan ada banyak orang yang berlalu lalang di lobby. Pertunjukan manis itu dinikmati oleh banyak orang yang bekerja di bawah naungan Asara. Banyak orang yang memandang Arva dan Disha dengan tatapan iri dan takjub. Ini adalah penampilan publik pertama mereka sebagai calon pasangan. Tentu akan menjadi perbincangan banyak orang. Orang-orang melihat mereka sebagai pasangan yang serasi, tanpa tahu apa yang terjadi di balik layar. Tak luput Binar yang hanya bisa diam dengan sorot mata sendu melihat kedekatan Arva dengan calon istrinya yang cantik jelita itu. Binar sudah tidak memiliki hak untuk cemburu, Arva sudah bukan lagi miliknya. Laki-laki sudah punya kehidupan baru dengan orang lain. Ada bagian hatinya yang berdenyut nyeri, tapi memangnya Binar bisa apa?

Mengikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang