27

5K 475 20
                                    

Chapter - 27

Berita penunjukkan Disha sebagai CEO baru Dirapharm sudah tersebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berita penunjukkan Disha sebagai CEO baru Dirapharm sudah tersebar. Sesuai dugaannya, banyak orang yang kalang kabut dan kebakaran jenggot atas berita tersebut. Siapa lagi kalau bukan saudara-saudaranya di Keluarga Baswara.

"Kamu harus tahu gimana wajah ketusnya Pratisha waktu nggak sengaja papasan sama aku, Dis" Ujar Geya dengan menggebu-gebu. Disha sudah tidak lagi bekerja di gedung kantor utama Asara dan mempersiapkan diri untuk posisi barunya di Dirapharm. Geya nantinya akan ikut Disha pindah dan tetap menjadi sekretaris sahabatnya itu, hanya saja Geya masih harus tetap bekerja dan datang ke kantor Asara.

Ini baru Pratisha yang terlihat mencak-mencak tidak jelas. Pasti tantenya itu akan lebih tantrum. Cepat atau lambat, mereka akan bertemu. Disha menantikan ucapan sinis seperti apa yang akan dilemparkan tantenya itu kepadanya.

Disha duduk di atas kamar apartemen studio yang dihuni oleh Geya. Di pangkuannya ada sekotak semangka yang sudah dipotong dadu -hasil merengek pada Geya agar perempuan itu mau membelikannya di minimarket yang tidak jauh letaknya dari apartemen Geya.

"Biarin aja." Jawab Disha singkat. Tidak ada gunanya juga kan meladeni mereka. Mereka pasti merasa iri dan dengki atas pencapaian baru Disha ini. Dirapharm resmi berada di bawah kendalinya.

"Eh kok Arva ngizinin kamu di sini, Dis? Dia nggak marah apa akhir pekan gini ditinggal istrinya?"

"Dia lagi ada dinas ke luar kota"

Oleh sebab itu, Disha merasa sangat bosan di rumah sendirian. Suaminya sedang meninjau lokasi proyek. Ini bukan pertama kalinya juga Arva ada pekerjaan ke luar kota. Biasanya Disha juga tidak masalah. Hanya saja sejak kehamilannya ini, semuanya jadi sedikit tidak mudah. Bayinya membuat Disha tidak mau berjauhan dari Arva. Sehari tidak mencium bau suaminya itu, ia menjadi lebih mudah gelisah.

"Gimana rasanya ditinggal suami pas lagi hamil begini? Kangen nggak?" Goda Geya dengan tatapan usil. Disha mencebik mendengar godaan dari sahabatnya itu. Dengan gesit ia melempar bantal ke muka sahabatnya itu yang dihadiahi oleh tawa menggelegar dari Geya yang merasa berhasil menggoda Disha.

"Coba nikah sana dan rasain sendiri"

Disha sebenarnya heran kenapa sampai sekarang sahabatnya itu belum menikah juga. Disha pernah mengira jika di antara mereka berdua, yang akan menikah terlebih dahulu adalah Geya karena temannya itu lebih punya pengalaman dengan laki-laki daripada Disha yang justru nol pengalaman. Tapi kenyataannya malah Disha yang lebih dulu melangkah ke pelaminan -ya meski karena perjodohan sih.

Tapi Disha teringat kembali dengan kondisi kehidupan Geya. Geya semasa zaman kuliah dan sekarang berbeda. Kondisi keuangan keluarganya berbeda. Saat masih berkuliah, kondisi perekonomian keluarga Geya sangat baik. Ayahnya bekerja sebagai engineer. Tapi kemudian ayahnya meninggal karena tumor. Beruntungnya pada saat itu Geya sudah lulus kuliah. Alhasil Geya membantu ibunya untuk menghidupi adik-adiknya dan memastikan mereka mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Geya mungkin sering berkencan, tapi untuk menikah, perempuan itu masih ragu. Ada tanggung jawab besar yang masih dipikulnya. Satu adiknya masih ada yang belum lulus SMA.

Mengikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang