22

8.1K 569 11
                                    

Chapter - 22

Di bawah guyuran air, tanpa disadari, air matanya meleleh begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di bawah guyuran air, tanpa disadari, air matanya meleleh begitu saja. Bergabung dengan tetes-tetes air yang membasahi tubuhnya yang masih memakai pakaian lengkap. Di kesendiriannya ini, di balik bilik shower ini Disha bisa meluapkan sebuah kesedihan yang menghantamnya sore ini. Hanya saat dirinya sendirian seperti ini, Disha bisa menunjukkan sisi dirinya yang rapuh, sisi seorang Paradisha yang juga bisa kecewa dan menangis. Ia menangis merindukan maminya pun juga selalu Disha pastikan dirinya sedang sendiri. Ia tidak mau ada orang lain yang melihatnya terpuruk. Termasuk Arva yang saat ini sudah menjadi suaminya. Ia tidak mau menunjukkan sisi lemahnya pada pria itu.

Tangisannya teredam oleh suara guyuran air. Ia bersyukur bisa menghindari Arva. Setidaknya selama satu jam ke depan ia membutuhkan waktu sendiri dan di dalam kamar mandi inilah tempat terbaik menurutnya untuk meluapkan segala emosi yang sedang tertumpuk di hatinya.

Pada akhirnya ia paham mengapa tantenya dari pihak ibu itu terlihat enggan untuk menatapnya. Ternyata memang ada sebuah kenyataan yang luput dari pengetahuan Disha –atau lebih tepatnya selama ini dirinya tidak dibiarkan untuk tahu.

Keluarga maminya banyak menderita karena keluarga papinya. Disha membuang tawa nanar mengingat kata-kata Tante Praya yang selalu menyudutkan maminya di setiap ada kesempatan. Menyebut maminya hanya menumpang nama di Keluarga Baswara. Bisa-bisanya Tante Praya mengatakan jika maminya memanfaatkan Asara untuk menyelamatkan bisnis keluarga, padahal ayah wanita itu lah merebut bisnis Keluarga Diratama. Tantenya itu juga menikmati hasil keuntungan dari perusahaan yang seharusnya milik Diratama. Perempuan itu selalu mengatakan jika maminya lah yang berusaha memanfaatkan Asara melalui pernikahannya. Bisa-bisanya tantenya itu bersikap seolah-olah maminya lah yang berniat membawa lari harta Baswara. Padahal justru Prama Baswara yang mengambil apa yang bukan miliknya. Memang benar pernikahan antara mami dan papinya itu berhasil membawa keuntungan di awal bagi Dirapharm, Asara memberikan suntikan dana. Tapi kemudian, saat Dirapharm membutuhkan batuan lain, mereka justru merebut perusahaan itu. Pernikahan yang seharusnya menjadi jaminan bahwa mereka akan selalu membantu satu sama lain, ternyata hanya sekedar sebuah ucapan tanpa ada tindakan nyata.

Disha semakin membenci Tante Praya. Wanita ular itu.

***

Sudah hampir satu jam lebih Disha menghabiskan waktunya di dalam kamar mandi. Jarinya sudah keriput karena terlalu lama terkena air. Area matanya membengkak. Walaupun tidak terlalu kentara. Perempuan itu menghela napas melihat pantulan wajahnya di cermin.

Saat keluar, ada Arva yang ternyata menunggunya. "Kamu sudah makan malam?"

Tidak ada jawaban dari istrinya itu. Arva tahu jawabannya pasti perempuan itu belum mengisi perutnya. Tanpa menunggu persetujuan sang perempuan, Arva menarik tangan Disha untuk mengikutinya keluar dari kamar dan menuruni anak tangga.

Mengikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang