06

1.6K 195 5
                                    

Chapter - 06

Chapter - 06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sejak rencana perjodohannya itu, Mama Kamala lebih sering menyuruh Disha untuk menginap di rumah utama. Akhir pekan rasanya Disha selalu berada di kediaman milik papinya. Apartemennya hanya menjadi tempat singgah saja.

Malam ini katanya akan ada makan malam keluarga besar. Disha sendiri heran kumpul-kumpul keluarga besar seperti ini masih ada. Sejak kakek-neneknya sudah tiada, seolah tidak ada ada lagi yang merekatkan hubungan kekeluargaan di Keluarga Baswara. Masing-masing sibuk dengan kepentingannya sendiri. Mereka bisa saling menodongkan belati untuk mendapatkan apa yang mereka mau –apa lagi kalau bukan kekuasaan. Disha sadar bahwa tidak semua anggota keluarga papinya itu legowo saat papinya ditunjuk sebagai pewaris kakeknya, kemudian dirinya yang akan menjadi penerus papinya. Mereka jelas menginginkan posisi papinya.

Disha melangkah ke ruang makan. Meja makan yang bisa menampung dua puluh orang itu akan ramai malam ini. Penuh dengan orang-orang bermuka palsu. Tapi saat ini masih belum ramai. Baru ada mama dan tantenya, Praya –adik dari papinya. Perempuan itu duduk di samping suaminya. Tante Praya punya dua anak. Putri sulungnya yang seumuran dengan Disha sudah bekerja di Asara sebagai tim legal, satunya lagi masih bersekolah, tahun ini harusnya sudah lulus. Disha melihat putra bungsu tantenya itu duduk diam sibuk dengan gawai di sebelah ayahnya.

"Tante dengar kamu akan menikah?"

Baru saja Disha duduk dan sudah ditodong pertanyaan oleh tantenya yang rambutnya disanggul tinggi.

"Iya, tante"

"Dengan Wiyasa? Perusahaannya sedang gonjang-ganjing kan? Aku jadi teringat masa lalu"

Ucapan Praya membuat Kamala melirik-lirik takut pada Paradisha. Percakapan yang sedang dibangun oleh adik iparnya itu pasti sesuatu yang tidak akan disukai oleh putri sambungnya.

"Praya-" Kamala berusaha menahan Praya agar tidak melanjutkan apapun yang akan dikeluarkan oleh bibir perempuan itu. Sayangnya Praya sama sekali tidak menggubris istri kakaknya itu dan menatap sepenuhnya pada sang keponakan. Suami dan anaknya juga tidak memedulikan istri dan ibunya sibuk berbicara.

"Mamimu dulu kan juga menikah dengan masku karena perusahaan keluarganya butuh bantuan dana. Ujungnya juga perusahaannya tetep terancam bangkrut. Nggak bahwa keuntungan buat Asara, kayanya kami malah rugi. Karena pernikahan itu, Mas Praba jadi harus menikah dengan perempuan yang nggak dicinta. Beruntung akhirnya dia bisa bersatu lagi dengan perempuan yang dia cintai. Ya kan Mbak Kamala?"

Kamala memasang raut tegang. Urusan hubungannya dengan Praba dan Mustika –mami Disha sudah ditinggalkan. Mereka hanya ingin menatap masa yang dan di depan. Ia sungguh tidak suka dengan adik iparnya yang mengungkit-ungkit soal masa lalu itu. Ia melirik suami adik iparnya itu dan tidak melihat tanda-tanda ikut menengahi omongan istrinya yang jelas memicu ketidakyamanan.

Mengikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang