38

7.5K 671 19
                                    

Chapter - 38

Ruang baca di kediaman Praba Baswara menjadi tempat kerja Disha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang baca di kediaman Praba Baswara menjadi tempat kerja Disha. Perempuan itu menghandle pekerjaannya dari rumah. Disha baru akan kembali ke kantor minggu selanjutnya. Di minggu selanjutnya juga Arva mengatakan jika mereka akan kembali ke rumah mereka sendiri. Mama Kamala secara khusus menyuruh salah satu ARTnya untuk ikut bekerja di rumah Disha dan Arva. Membantu pekerjaan Bi Liyah dan membantu Disha untuk kebutuhannya sendiri selama tangannya masih belum bisa digerakkan secara normal.

Hari sudah sore, saat Geya mempersilahkan Kairav masuk ke dalam ruang baca. Geya memang masih berada di ruang baca bersama Disha meskipun pekerjaan kantor sudah selesai. Geya tentu saja membantu Disha untuk menyusun strategi menumpas tikus-tikus nakal yang sudah membuat ulah.

"Sesuai keterangan yang diberikan oleh Pak Edi, rem mobil memang tidak berfungsi. Mobil Mbak Disha sudah disabotase"

Alis Disha menukik mendengarnya. Sementara Geya tercengang tidak menyangka mendengar laporan yang disampaikan oleh Kairav. Bukankah ini sudah termasuk rencana pembunuhan? Gila sekali memang perebutan kekuasaan itu ya?

"Pelakunya?" Tanya Disha tenang. Pernyataan Kairav memang membuatnya terkejut, hanya saja ia harus tetap tenang dan terkontrol untuk memutuskan jalan selanjutnya yang akan dipilihnya mengatasi orang-orang ini.

"CCTV di basement hotel saat itu sedang rusak. Tidak ada saksi mata juga. Mereka melakukannya dengan rapi"

"Gila, Dis, sepupu-sepupumu ini" Sembur Geya. Jika itu dirinya, sudah dipastikan ia tidak akan bisa tenang seperti yang Disha lakukan saat ini. Ia akan meledak-ledak tidak terima. Memangnya siapa yang bisa terima begitu saja saat ada orang yang terang-terangan berniat mencelakaimu. Nyawa Disha memang tidak melayang, namun akibat dari kecelakaan ini, sahabatnya itu harus kehilangan calon buah hatinya.

Di tempat duduknya, Disha mulai gusar. Ia marah tentu saja. Ia yang hampir selesai berdamai dengan keadaan dan menerima bayinya yang sudah tiada, kini Disha tidak bisa lagi merasakan damai itu. Ia menanamkan pada kepalanya bahwa kecelakaan itu adalah musibah yang tidak bisa dihindari, tapi kenyataannya kecelakaan itu memang disengaja. Dadanya terasa panas oleh emosi yang meluap hingga keubun-ubun. Dendam mulai menguasai diri. Disha tidak akan akan membiarkan orang yang sudah memiliki andil melenyapkan bayinya berkeliaran bebas di luar sana. Ia pastikan siapapun itu akan mendapatkan balasan yang setimpal. Bertambah lagi alasan yang membuat Disha benar-benar ingin membalas mereka yang sudah menjadikannya musuh.

Tidak hanya menjebak Arva lalu menyebarkan berita miring, mereka juga berniat mencelakai Disha. Mereka pasti mengharapkan kehancuran dirinya. Mereka nyaris membuatnya berakhir seperti maminya. Suami tidur dengan perempuan lain dan dirinya akan hancur dalam jurang keterpurukan. Maminya yang tidak sanggup menerima kesakitan itu menjadi kehilangan kendali dan berakhir mengalami kejadian naas.

Tunggu.

Praba Baswara dijebak, Kamala hamil, kemudian Mustika yang merasa marah dan sedih luar biasa memilih pergi dengan mengemudikan mobilnya sendiri, lalu terjadi kecelakaan karena kondisi emosinya yang berantakan.

Mengikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang