Paradisha dan Arvasatya. Dua manusia yang disatukan dalam ikatan pernikahan melalui sebuah perjodohan yang direncanakan oleh orang tua mereka. Perjodohan di kalangan mereka adalah hal yang biasa. Pasangan mereka ditentukan agar mereka memiliki pasan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mbak jangan sok berkuasa ya di sini. Kalau bukan karena masku nikahin mbak, mbak juga nggak bakal bisa nikmatin gaya hidup glamor gaya gini, kejayaan keluarganya mbak itu udah selesai."
Disha kecil bersembunyi di belakang pintu. Ia mendengarkan apa yang disampaikan oleh Tante Praya kepada maminya. Tantenya itu tiba-tiba datang dan mencari papinya yang saat ini sedang tidak ada di rumah karena urusan pekerjaan. Tantenya itu datang dan menyebut-nyebut soal butuh bantuan kepada papinya untuk suaminya. Disha tidak tahu jelasnya bagaimana. Tapi yang jelas tantenya itu sekarang terlihat marah dan berapi-api menyembur maminya dengan kata-kata kasar dan suara keras.
Disha memang sudah merasakan jika tantenya satu itu memang tidak menyukai maminya. Tantenya itu selalu saya berbicara ketus kepada maminya jika mereka bertemu. Beberapa menit yang lalu, Disha sedang asyik bersama ibunya di ruang baca unuk belajar lalu ada ART yang mengatakan jika ada adik papi datang. Maminya menyuruhnya untuk menunggu di dalam ruang baca, tapi telinga Disha mendengar suara bernada tinggi.
"Jangan mentang-mentang Mas Praba udah gantiin papa di perusahaan, Mbak jadi semena-mena sama kami. Pokoknya sampaikan ke Mas Praba kalau dia udah pulang, suruh nemuin aku dan suamiku"
Disha yang masih berusia 7 tahun mana tahu masalah apa yang dihadapi oleh orang-orang dewasa. Tapi yang jelas apa yang dikatakan oleh tantenya itu bukan sesuatu yang baik. Di balik tempat persembunyiannya, ia bisa melihat sang mami mengepalkan kedua tangannya. Alih-alih membalas teriakan milik tantenya, maminya justru kembali berucap agar Tante Praya kembali lagi ke sini kalau sang papi sudah pulang.
Pada akhirnya maminya tidak melanjutkan menemaninya belajar. Maminya justru kembali ke kamarnya dan menyuruh pembantu untuk memberitahu Disha bahwa dirinya tidak bisa menemani dirinya.
Malamnya Disha melangkah masuk ke dalam kamar kedua orang tuanya. Di atas ranjang, Mustika tidur membelakangi pintu. Wanita cantik itu tidak menyadari keberadaan sang putri yang ada di kamarnya, jika saja Disha tidak menaiki ranjang dan berbaring di depannya.
"Disha boleh tidur di sini malam ini?"
"Boleh, sayang. Sini"
Mustika merentangkan tangannya dan membawa Disha masuk ke dalam dekapan hangatnya. Tangannya mengusap-usap surai lembut milik putrinya yang sudah memanjang. Berharap putrinya menemukan kenyamanan dan dapat lekas terlelap.
"Papi tidak pulang malam ini?"
'Papi sedang bekerja, sayang. Kita bisa tidur di kasur empuk, bisa naik mobil, bisa makan enak karena papi giat bekerja." Jawab Mustika memberikan pengertian kepada putrinya yang barangkali merindukan sang ayah yang saat ini sedang bekerja ke luar kota. Semenjak suaminya menggantikan kepemimpinan ayah mertuanya, pria itu menjadi lebih sibuk dari sebelumnya.