28

8.1K 578 23
                                    

Chapter - 28

Disha menatap puas pada pantulan dirinya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disha menatap puas pada pantulan dirinya di cermin. Midi dress berwarna lilac itu terlihat pas membalut tubuhnya. Disha menyemprotkan parfum sebagai pelengkap sebelum meraih tas pemberian Arva dan memasukkan ponsel ke dalamnya.

Hari ini ada acara amal yang diselenggarakan oleh Yayasan Asara. Setiap tahunnya memang Asara Foundation akan menyelenggarakan kegiatan amal atau kemanusiaan. Kegiatan ini biasanya membantu-bantu di panti asuhan atau panti jompo. Pencetus idenya adalah Praya Baswara. Perempuan itu lah yang mengurus Asara Foundation.

Kali ini tempat kegiatannya adalah sebuah panti jompo. Mereka akan bekerja sukarelawan untuk membantu merawat para lansia. Mama Kamala sudah berkata akan menjemputnya. Jadi Disha akan menunggu perempuan itu yang akan menjemput ke rumahnya bersama Mitha dan mereka bisa berangkat bersama. Kebetulan sekali acara ini terselenggara saat ia masih cuti. Setiap tahunnya memang Disha tidak pernah absen. Ia selalu mengikuti acara-acara seperti ini. Ia harus membangun citra yang bagus 'kan sebagai orang yang digadang-gadang akan meneruskan posisi papinya di Asara.

Sesuai dugaan Disha. Cepat atau lambat, ia akan bertemu dengan saudara-saudara papinya dan mendapatkan kesinisan dari mereka atas sesuatu yang berhasil Disha dapatkan. Baru saja sampai di lokasi. Disha bahkan baru bertegur sapa dengan orang-orang yang menyapanya dan mamanya. Tante Disti mendekat dan menatapnya sinis. Wanita itu langsung mendekati Disha dengan dagunya yang terangkat tinggi. Tante Disti tidak peduli jika di sebelah Disha masih ada Kamala dan Mitha.

"Hebat ya kamu. Berhasil mendepak sepupumu sendiri dan sekarang kamu berhasil mendapatkan satu perusahaan untuk dikuasai sendiri?"

Masalah Tante Adisti pada Disha adalah karena Disha lah yang menggantikan putranya –Pragya untuk jabatan sebagai direktur keuangan di Asara –setelah Pragya terbukti melakukan penyelewengan atas dana perusahaan. Sepupunya itu dikirim untuk mengurus pabrik yang ada di luar kota. Tantenya ini masih belum menerima hal itu. Merasa bahwa putra kesayangannya tidak bersalah. Apalagi istri dari Om Prabu ini sepertinya berhasrat sekali agar salah satu anggotanya bisa menduduki kursi tertinggi di Asara. Sayangnya Om Prabu tidak berminat untuk hal itu, jadi harapan satu-satunya adalah sang putra.

"Kalau tante lupa, Mas Pragya ada di Pasuruan karena kesalahan dia sendiri" Jawab Disha tenang. Ia sama sekali tidak terprovokasi.

Terlihat wajah geram dari Adisti, perempuan itu sedang menyusun kalimat balasan. Jelas tidak mau kalah dengan bocah kemarin sore seperti Paradisha yang selalu saja menghalangi langkah putranya agar sampai ke puncak tertinggi. Ia berang sekali saat mendapat kabar jika salah satu anak perusahaan Asara sekarang menjadi milik Disha. Putranya saja belum pernah diberi kepercayaan sebesar itu.

"Kamu ini bisa apa memangnya kalau bukan memanfaatkan papimu?"

Terbit sebuah seringai di bibir Disha. Ingin sekali tertawa terhadap ucapan tantenya itu. Bukankah seharusnya ucapan itu lebih pantas untuk diberikan kepada putranya sendiri.

Mengikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang