64

176 21 3
                                    

Sewaktu Seungkwan telah pergi, Lisa memeluk tubuhnya sendiri dan tertawa sambil melihat ke atas. "Terima kasih, terima kasih, terima kasih!" ucapnya kepada Tuhan, kepada takdir, dan kepada langit-langit berukir. Seungkwan telah memberikan jawaban atas masalahnya yang pertama dengan menunjukkan bagaiman cara mendapatkan uang, dan sekarang ia tinggal mencari jalan keluar untuk masalahnya yang kedua. Selama dua hari ini ia memperhatikan Mingyu Kim, ia adalah pria yang terbiasa dan menuntut orang di sekelilingnya untuk patuh tanpa banyak bicara, termasuk istrinya. Pria itu bukan orang yang terbiasa ditentang oleh pria, wanita, ataupun pelayan.

Dengan demikian, Lisa dengan gembira memutuskan, pembangkangan adalah kunci untuk kemerdekaannya. Beberapa pembangkangan yang terang-terangan amat dibutuhkan saat ini juga, pembangkangan yang dapat menghapus kedamaian pria itu, menertawakan kediktatorannya, dan, yang paling penting memberi gambaraan pada pria itu bahwa dia akan jauh kebih bahagia bila Lisa menyingkir dari hidupnya.

"Yang Mulia," dengan tidak hormat sang pelayan memberi tahu, "tidak akan suka melihatmu bertaruh melawan dia atau pergi keluar malam ini." Sambil mengerutkan dahi karena khawatir, ia berkata, "Aku dengar dia berkata kau tidak boleh pergi."

Lisa tertawa keras lalu memeluk wanita paruh baya yang prihatin padanya itu. "Dia tidak akan tahu mengenai taruhan ini," dengan riang ia menjelaskan. "Dan kalau dia tidak suka aku pergi keluar, ku rasa dia bisa," sambil berjalan menuju pintu, ia memberitahu dengan gaya, "mengirimku ke Morsham! Atau menceraikanku!" Sambil bersenandung gembira, ia melenggang di sepanjang aula lalu menaiki tangga yang panjang. Dua bulan lagi, ketika ia meraup kemenangannya, ia dapat meninggalkan Mingyu Kim sebagai wanita kaya menurut standar kehidupan di Morsham. Lisa juga senang karena merasa berhasil mendapatkan uang karena kecerdasannya sendiri, dan karena Mingyu tidak akan tahu bagaimana ia akan mendapatkan uang itu. Di ambang pintu ruang kerja, Mingyu sedang mengucapkan selamat tinggal kepada tamunya, ia berhenti sejenak membalikkan badan, melihat Lisa berjalan riang menaiki tangga, seulas senyum samar mengembang di bibirnya. Lisa, pikirnya, memiliki suara yang merdu. Suara yang indah.

***

Rasa percaya diri melambungkan Lisa lebih tinggi dari pada biasanya ketika ia berdiri di depan meja riasnya, kepalanya menoleh ke arah jam di atas perapian. Satu setengah jam yang lalu, ketika Mingyu masuk ke kamar tidur utama yang berhubungan dengan kamarnnya, ia mendengar pria itu berkata kepada pelayan pribadinya bahwa ia akan pergi ke White malam ini. Pria itu telah pergi dua puluh lima menit yang lalu.

White letaknya tidak jauh dari kediaman tuan rumah yang mengadakan pesta, sehingga Lisa tidak mau mengambil resiko bertemu Mingyu yang siapa tahu masih berada di bawah, atau berpapasan dengan pria itu di jalan. Ia merasa lebih baik memberi waktu kepada pria itu untuk sampai ke tempat tujuannya sebelum ia pergi dari sini.

Sekarang Mingyu pasti sudah sampai, Lisa memutuskan, lalu melihat ke arah pelayan wanita paruh baya berkebangsaan Prancis yang dipekerjakan sang nenek untuk melayani Lisa. "Apakah dandananku sudah bagus, Marrie?" tanyanya dengan nada ceria, tapi Lisa pun tahu dirinya tak pernah tampak secantik sekarang.

"Anda akan membuat mereka tak bisa berkata-kata, Your Grace," seru Marrie sambil tersenyum yakin.

"Itulah yang aku takutkan," Lisa terkekeh nakal ketika melihat bayangannya di cermin, gaun sifon warna kuning jeruk yang amat cantik itu dikerut di bagian bahu menjadi lipatan-lipatan kecil berbentuk diagonal di bagian dada serta menonjolkan keindahan payudaranya yang ranum sedangkan garis lehernya berbentuk V yang rendah. Sebuah pita lebar melingkari pinggangnya yang ramping, lalu jatuh melambai di atas rok sifonnya.

Sarung tangan panjang dengan warna senada menyarungi lengannya sampai ke atas siku. berlian berkelap-kelip di lehernya serta mengintip dari daun telinganya yang lembut. Rambutnya yang mengilap digelung menjadi gelungan yang elegan di puncak kepala dan dihiasi untaian berlian yang dijalin indah menjadi rantai lebar.

Something Wonderful (GYULIS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang