83

199 24 2
                                    

Berusaha meyakinkan diri bahwa ia hanya letih dan terlalu lama berada di dalam ruangan, Mingyu berjalan keluar rumah menuju istal. Tapi ketika Smarth bergegas untuk bertanya apakah ia ingin naik kuda, Mingyu berubah pikiran dan alih-alih ia berjalan menelusuri jalan setapak menuju salah satu pondok jagawana di pinggir hutan di belakang istal, tempat Lisa mengajar.

Beberapa menit kemudian, ia mendengar suara nyanyian, dan ketika menaiki dua anak tangga kayu di pondok itu ia tersenyum sendiri karena menyadari Lisa bukan 'membuang waktu' dengan bernyanyi seperti yang dikiranya tadi melainkan mengajari anak-anak itu membaca huruf dengan menggunakan lagu alfabet. Sambil memasukkan tangannya ke saku, ia berdiri tak terlihat di ambang pintu, mendengarkan suara Lisa yang merdu sambil melihat sekelilingnya dengan takjub.

Bukan hanya anak-anak dari segala umur yang duduk di lantai dan bernyanyi penuh perhatian tapi juga beberapa orang dewasa. Setelah berpikir keras, ia berhasil mengenali dua wanita sebagai istri penyewa rumah, dan seorang pria paruh baya sebagai kakek dari kepala juru sita. Sisanya, ia tak kenal siapa saja orang dewasa yang ada di sana atau anak-anak itu berasal dari keluarga siapa.

Meskipun demikian, mereka seketika mengenalinya dan nyanyian itu perlahan-lahan menghilang hingga berhenti kikuk karena anak-anak yang lebih tua menyuruh adik-adik mereka agar diam. Beberapa meter di sebelah kanan, Lisa memiringkan kepalanya ke samping, tersenyum kepada murid-muridnya. "Sudah letih?" tanyanya penuh simpati, mengira itulah sebabnya mereka tidak berkonsentrasi lagi. "Kalau begitu, ini renungan untuk diingat bila kita bertemu lagi Jumat depan, 'semua orang sama derajatnya'," kutip Lisa sambil berjalan menuju pintu tempat Mingyu berdiri, sepertinya ingin mengucapkan salam perpisahan kepada murid-muridnya ketika mereka keluar. "Bukan keturunan yang membuat setiap orang berbeda, melainkan perilaku yang baik." Bahu kirinya membentur bahu Mingyu dan ia pun membalikkan badan.

"Kata-kata yang bagus untuk diajarkan," kata Mingyu dengan nada bergurau lembut, tak mengacuhkan penghuni pondok yang lain, yang lekas-lekas melompat berdiri dan menatapnya penuh kagum. "Kau bisa menyulut pemberontakan kalau mengajarkan kutipan itu."

Mingyu melangkah keluar dari ambang pintu dan para penghuni pondok, yang menerjemahkan gerakan itu dengan tepat sebagai tanda untuk bubar, segera berbaris dan dengan canggung melangkah keluar.

"Mereka tidak mengucapkan sepatah kata pun kepadamu?" kata Lisa dengan bingung ketika murid-muridnya yang biasanya ceria beringsut takut melewati mereka lalu lari ke dalam hutan di samping pondok.

"Karena aku tidak menegur mereka," jawab Mingyu menjelaskan dengan prihatin.

"Kenapa kau tidak menegur mereka?" tanya Lisa dengan ragu-ragu, rasa senangnya melihat kedatangan Mingyu nyaris pupus dihapus kebingungannya.

"Tidak seperti para pemilik tanah lainnya, para pemimpin Kim terdahulu tidak pernah beramah-tamah dengan para penyewa pondok." jawab Mingyu tak acuh.

Tanpa diundang bayangan bocah kesepian yang dilarang bergaul dengan siapa pun di estat luas berpenduduk banyak ini melintas dalam pikiran Lisa, matanya seketika berkaca-kaca penuh rasa sayang ketika ia menatap pria di hadapannya. Karena ingin mencurahkan segenap cinta yang ada di dalam hatinya, Lisa menggandeng tangan Mingyu dan berkata, "Aku tak menyangka akan melihatmu siang ini. Mengapa kau ke sini?"

'Aku rindu padamu,' kata Mingyu dalam hati. "Pekerjaanku bisa selesai lebih cepat," Mingyu berbohong. Sambil menangkupkan tangannya di atas tangan Lisa, Mingyu berjalan bersamanya melintasi halaman depan menuju paviliun di ujung danau. "Ini tempat favoritku di estat ini," ia menjelaskan, menyandarkan sebelah bahunya pada pilar putih yang menunjang atap paviliun. Sambil memasukkan tangan ke saku, matanya menyapu pepohonan dan danau tanpa benar-benar memperhatikan, tak menyadari bunga-bunga yang telah ditambahkan Lisa di padang rumput di sebelah mereka.

Something Wonderful (GYULIS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang