56

160 21 1
                                    

Di luar, kedua pria, teman Mingyu yang hendak pulang dengan alasan lelah, adalah pria yang juga peternak kuda hebat dan petaruh yang berpengalaman, berhenti sejenak di tangga, saling melemparkan tatapan tak percaya. "Jinak seperti domba?" Joshua mengulangi kata-kata yang diucapkan temannya, "Kalau Hawk mengetatkan tali kekangnya?"

Vernon Chwee menyeringai. "Tentu, tapi pertama-tama tangannya akan kena gigit dulu, dan untuk melakukannya dia harus mengikat wanita itu. Wanita itu akan melawan jika Mingyu berusaha menjinakkannya, camkan kata-kataku. Wanita itu punya semangat yang lebih besar dibandingkan dengan wanita biasa, dan ku rasa juga harga diri yang tinggi."

Joshua memejamkan mata tak setuju namun geli. "Kau mengabaikan pengaruh Mingyu yang luar biasa terhadap wanita. Dalam beberapa minggu, wanita itu akan tergila-gila padanya. Pada hari pacuan kuda diselenggarakan, dia akan mengikat pintanya di lengan baju Mingyu dan menyemangati pria itu. Dua orang gentleman, ku lihat sudah meletakkan taruhan untuk itu. Perbandingan yang tertera di dalam buku taruhan di White sudah empat banding satu untuk Mingyu, dia akan memakai pita yang disematkan Lisa."

"Kau salah, temanku. Dia akan mempersulit Mingyu."

"Tidak akan. Wanita itu mabuk kepayang kepada Mingyu waktu dia datang ke kota ini dulu. Apakah kau sudah lupa betapa dia mempermalukan dirinya sendiri demi Mingyu beberapa bulan yang lalu? Sejak Mingyu berjalan masuk ke gereja pagi ini, hanya itu yang dibicarakan semua orang."

"Aku tahu, dan aku bertaruh wanita itu juga tidak akan lupa," ujar Vernon terus terang. "Aku dekat dengan istri Mingyu dan wanita itu punya harga diri, harga diri akan mencegahnya untuk dengan mudah takluk pada Mingyu, camkan kata-kataku."

Sambil mengangkat alis dengan sikap menantang, Joshua berkata, "Aku akan bertaruh 1,000 poundsterling bahwa dia akan menyematkan pitanya di lengan Mingyu pada hari pacuan kuda."

"Baik," Vernon setuju tanpa ragu, lalu mereka langsung menuju White untuk bersantai dan berjudi di klub pria yang eksklusif itu, tapi bukan untuk mencatat taruhan ini. Taruhan ini akan tetap dirahasiakan untuk menghormati sahabat mereka.

Ketika Vernon dan Joshua sudah pergi, Mingyu berjalan ke meja samping dan mengisi gelasnya. Amarahnya yang dengan hati-hati ia tutupi di depan teman-temannya sekarang tampak jelas pada wajahnya yang tegang dan rahangnya yang mengeras ketika ia melirik sahabat karibnya, Jeon Wonwoo.

"Aku benar-benar berharap," katanya lamat-lamat sambil menyindir, "kau tetap berada di sini bukan karena kau juga tahu beberapa tindakan tercela Lisa, yang mungkin ingin kau sampaikan padaku secara pribadi?"

Jeon Wonwoo tertawa terbahak-bahak. "Sama sekali tidak. Ketika Seungkwan membicarakan perlombaan istrimu di Hyde Park dan pertandingan anggarnya dengan seorang gentleman, dia dengan jelas menyebutkan nama Jisoo. Aku yakin dia ingin memberitahu bahwa Jisoo menyemangati istrimu pada dua kemenangan dalam pertandingan itu."

Mingyu meneguk minumannya. "Jadi?"

"Jisoo," Wonwoo memberitahu, "adalah istriku."

Gelas di tangan Mingyu berhenti di tengah jalan sebelum sampai ke mulut. "Apa?"

"Aku sudah menikah."

"Yang benar?" tanya Mingyu tak acuh. "Kenapa?"

Jeon Wonwoo menyeringai. "Aku tak dapat menahan diri."

"Kalau begitu, izinkan aku untuk menyampaikan ucapan selamat, meskipun sudah terlambat," sindir Mingyu. Ia mengangkat gelasnya pura-pura bersulang, lalu ia memperbaiki sikapnya sebagaimana hasil didikan baik selama bertahun-tahun.

"Aku minta maaf atas kekasaranku, Wonwoo. Pada saat ini, pernikahan tidak berada di urutan teratas untuk dirayakan. Apakah Jisoo itu seseorang yang ku kenal? Apakah aku pernah bertemu dengannya?"

Something Wonderful (GYULIS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang