14

246 35 3
                                    

Kepala pelayan membuka sepasang pintu dari kayu berukir lalu melangkah ke samping agar mereka bisa masuk ke ruangan yang dihiasi deretan lukisan berbingkai kayu ek. Menahan keinginan untuk menekuk kaki memberi hormat kepada kepala pelayan yang berdiri tegak itu, Lisa berjalan ke depan, cemas menantikan saat-saat ia harus berhadapan dengan teman barunya dan melihat air mukanya dipenuhi kebencian.

Perkiraannya tidak salah. Pria yang duduk di belakang meja berukir itu sangat tidak mirip dengan pria lembut dan suka tertawa yang berjumpa dengannya dua hari lalu. Hari ini, pria itu seperti orang asing yang angkuh dan dingin yang menatap keluarga Lisa seakan-akan mereka serangga yang sedang merayap di atas permadaninya yang indah. Pria itu bahkan tidak mau repot menunjukkan sikap sopan dengan berdiri atau memperkenalkan mereka kepada kedua orang yang juga hadir di dalam ruangan. Alih-alih pria itu mengangguk kaku ke arah Paman Monty dan ibunya, memberi tanda bahwa mereka boleh duduk di kursi yang berada di depan mejanya.

Namun, ketika tatapannya akhirnya beralih ke Lisa, wajahnya yang keras itu melembut dan matanya berubah hangat, seakan-akan mengerti betapa malu perasaan Lisa. Sambil berjalan mengitari meja, pria itu menarik kursi tambahan untuk Lisa. "Apakah lebammu terasa sakit, gadis kecil?" tanyanya, memperhatikan noda kebiruan di pipi Lisa.

Merasa tersanjung oleh sikap santun dan perhatian pria itu, Lisa menggeleng. "Tidak apa-apa, sama sekali tidak sakit," jawabnya, merasa luar biasa lega melihat pria itu tidak membencinya karena telah menyerbu rumahnya dengan cara tidak sopan seperti ini. Lisa yang kikuk karena mengenakan gaun kebesaran milik ibunya, duduk di pinggir kursi. Ketika ia berusaha beringsut pelan ke belakang, rok gaunnya tersangkut dan bagian lehernya menekan tenggorokan dan ia mau tak mau harus mengangkat dagunya ke atas. Terperangkap seperti kelinci, Lisa menatap mata abu-abu penuh selidik milik Mingyu. "Apakah kau merasa nyaman?" tanya pria itu dengan ekspresi serius.

"Cukup nyaman, terima kasih," Lisa berdusta, sangat yakin pria itu mengetahui ketidaknyamanannya dan berusaha keras menahan diri agar tidak tertawa.

"Mungkin sebaiknya kau berdiri dulu baru duduk lagi?"

"Aku sudah cukup nyaman dengan posisiku sekarang,"

Kilat geli yang sekilas dilihatnya tadi di mata Mingyu langsung menghilang begitu pria itu kembali duduk di belakang meja. Mingyu menatap ibunya dan Paman Monty, lalu tanpa basa-basi langsung berkata, "Kalian sebenarnya tidak perlu mempermalukan diri sendiri dengan melakukan kunjungan yang tak berguna ini. Aku memang sudah berniat ingin memberi tanda terimakasih kepada Lisa berupa cek sebesar 1.000 Poundsterling, yang akan dikirim kepada kalian minggu depan."

Otak Lisa langsung berputar mendengar jumlah uang yang sangat besar itu. 1.000 Poundsterling bisa menghidupi keluarganya dengan cukup mewah selama setidaknya dua tahun. Dia bisa menghambur-hamburkan kayu bakar, kalau dia mau, tapi tentu saja dia tidak mau.

"Itu tidak cukup," tukas Paman Monty para manusia yang hadir dan kepala Lisa serta merta berputar.

Nada suara Mingyu langsung berubah sedingin es. "Berapa yang kau mau?" tanyanya, tatapan menusuknya diarahkan kepada Paman Monty yang malang sehingga pria itu duduk tak bergerak di kursinya.

"Kami ingin keadilan," ujar Paman Monty lalu berdeham, "Anak kami, Lisa telah menyelamatkan nyawamu."

"Dan untuk itu aku bersedia membayar cukup banyak. Sekarang," kata Mingyu, dan setiap patah kata terasa menusuk, "Berapa banyak yang kau mau?"

Paman Monty bergetar di bawah tatapan sedingin es yang diarahkan kepadanya, tapi meskipun demikian dia tak menyerah. "Anak kami Lisa menyelamatkan nyawamu, dan sebagai balasannya, kau telah mencemari dirinya."

Sang bangsawan sepertinya siap meledak. "Aku melakukan apa?" geramnya marah.

"Kau membawa wanita dari keluarga baik-baik ke penginapan umum lalu berada dalam satu kamar bersamanya."

"Aku membawa seorang gadis kecil ke penginapan umum," sergah Mingyu "Gadis cilik yang tak sadarkan diri dan memerlukan pertolongan dokter!"

"Begini, Tuan Kim," sanggah Paman Monty dengan nada suara yang secara mengejutkan cukup keras, "Kau membawa seorang wanita muda ke penginapan. Kau membawanya masuk ke kamar tidur di bawah tatapan setengah penduduk desa, lalu kau membawanya keluar tiga puluh menit kemudian, dalam keadaan sadar, pakaiannya acak-acakan, dan tanpa memanggil seorang dokter pun. Para penduduk desa punya standar moral, sama seperti semua orang, dan kau secara terang-terangan melanggar standar itu. nah, bagi mereka itu adalah skandal besar."

"Jika para penduduk bermoral di dusun kecilmu yang membosankan itu menganggap membawa seorang anak kecil ke penginapan sbagai skandal besar, berarti otak mereka harus dicuci! Sekarang, kita tidak usah lagi membicarakan hal-hal remeh, berapa banyak yang kau...."

'Hal-hal remeh!" Nyonya Bruschweiler memekik marah, mencondongkan tubuhnya ke depan dan mencengkeram pinggiran meja dengan amat keras sehingga buku-buku jarinya memutih. "Kau, kau dasar kau pria mata keranjang menjijikkan! Usia Lisa tujuh belas tahun dan kau sudah membuatnya tercemar. Orang tua tunangannya berada di ruang tamuku ketika kau membawanya masuk ke rumah kami, dan mereka sekarang tidak jadi menikahkan anaknya dengan Lisa. Kau seharusnya digantung! Digantung malah terlalu bagus untukmu,"

Mingyu sepertinya tak mendengar kalimat terakhir itu, kepalanya menoleh tajam ke arah Lisa lalu memperhatikan wajah gadis itu seolah-olah ia belum pernah melihatnya. "Berapa umurmu?" desaknya seakan-akan penjelasan ibu Lisa belum cukup.

Entah bagaimana Lisa berhasil mengeluarkan suaranya meskipun dadanya sesak karena malu. Ini lebih buruk, jauh lebih buruk, dari pada yang dibayangkannya. "Tujuh belas. Aku... Aku akan berulang tahun ke delapan belas minggu depan," ujarnya dengan suara lemah penuh penyesalan, lalu wajahnya merona ketika melihat mata Mingyu menatap dari ujung rambut hingga ke payudaranya yang kecil, sepertinya tak percaya di balik gaun itu ada tubuh wanita dewasa. Bermaksud ingin meminta maaf karena penampilannya yang mirip anak laki-laki dengan sedih Lisa menambahkan, "kata Kakek semua anak perempuan dalam keluargaku memang lambat berkembang, dan aku," Menyadari bahwa apa yang dikatakannya terdengar sangat tidak sopan, juga tidak ada hubungannya, Lisa tak menyelesaikan kalimatnya, pipinya merona merah, dan ia melirik putus asa ke arah kedua orang tak dikenal yang juga berada di ruangan itu, berharap mereka bisa mengerti atau memaafkan keadaannya. Namun ia tidak melihat satu pun. Yang pria menatapnya dengan campuran rasa terkejut dan geli. Yang perempuan tampak seakan dipahat dari batu pualam.

Mata Lisa dengan cepat kembali beralih ke Mingyu, dan ia melihat ekspresi pria itu benar-benar murka. "Dengan berasumsi aku telah membuat kesalahan," ujarnya kepada ibu Lisa, "Apa yang ingin kalian inginkan dariku?"

"Karena tak ada pria baik-baik yang mau menikahi Lisa setelah apa yang kau lakukan terhadapnya, kami berharap kau menikahi dia. Dia keturunan yang sangat baik dan kami masih punya hubungan dengan keluarga bangsawan juga. Kau tak kan bisa mempertanyakan kelayakannya."

Something Wonderful (GYULIS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang